ngoleksi buku novel dan akan dia baca saat selesai mengerjakan tugas rumahnya. Dia meletakkan buku novel kegemarannya di sofa, lalu mengambil ponselnya karena bunyi. Aruna
an, sebentar
dari Willi
lan sempurna. Sejak menikah dengan William setahun yang lalu, Aruna memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga lalu
tersenyum merasa penampilannya kali ini sudah sempurna, baju tipis satin dia kenakan karena dia yakin suaminya
n langkah cepat Aruna menyambutnya keluar rumah, dia membalas
bibirnya ringan "Kamu sepertinya lelah," kata Aruna lagi, dia mengajak suaminya masuk rumah. William langsung menge
rikan kembali gelasnya setelah menandaskan
ll, apa perlu aku siapka
bawa istrinya duduk di atas pahanya. Pria it
ilang jika menikmati mala
at lelah. Wanita itu langsung tersenyum, lalu mengalungkan tang
nyelimutinya, tangannya menyelusup ke dalam kain s
wajahnya sudah memerah karena sensasi yang dia rasakan sudah
g kemejanya satu persatu, sementara William sepertinya sudah tidak sabar ingin membongkar gundukan kembar milik istrinya, kain satin tipis it
lidahnya bermain di daun telinga Aruna hingga ist
ia menggenggam milik William dan mengulumnya. William mendesa
gera berbaring di tempat pria itu mencium bib
lai memompa tubuhnya perlahan, dia mendesa
yukainya
yukai setiap se
yang sudah membakar keduanya. William mendesah b
ak berdaya, William menge
, aku selalu menyukai apa
kan ini bersama William, harapan agar ruangan ini riuh dengan tangisan bayi belum juga terwujud
l, aku sudah menyiapk
menarik tubuh Aruna, Aruna paham apa yang William inginkan bercinta di kamar mandi
mengikutinya dari belakang. Keduanya saling memandikan satu sama lain, meremas bagian sensitif yang paling William suka, Aruna memeja
jarinya dia tusukan pada milik istrinya, dan lenguhan pun lolos dari mulut istrinya. Aruna tidak kuasa m
egang pinggang istrinya dan menuntunnya agar segera memberikan penyatuan. Aruna menggerakkan pinggulnya naik turun, menghunjamnya dengan begit
sudah selesai berolah raga malam, keduanya makan malam
amu lemb
uaminya, akan lembur di hari weekand, itu
e kantor, aku tidak enak membiarkan dia bekerja send
ioritaskan apa yang menj
tidak menghubungiku, dan
tu sudah lama tidak menikmati waktu berdua di luar dengan
m minggu, sepertinya akan sangat ramai di sana, ki
abar ingin segera
suaminya, dia bukan tipekel perempuan yang tidak mudah mengeluh, namu
n mulai masuk ke dalam kamar un
dari dirinya, dia heran dengan orang yang menghubungi tenga
mberikan ponselnya pada istrinya.
ri. Entah apa yang dia akan bicarakan, sebab sudah satu tahun Aruna dan dirinya tidak berkomunikasi walaupun Aruna sengaja tidak memblokir semua akses untuk
k, "kata Aruna begitu menjawab panggilan adiknya, dia
kalian di
merebahkan tubuhnya di kasur, William mendekat dan memeluk istrinya, setelah mende
amiku akan berbulan madu di sana, Papa
lian ingin ke sini,
ang lebih tahu tempat ya
mencarikan tempat yang bagus." Aruna sendiri tidak begitu hapal dengan wisata yang menari
gan, William melihat istrinya berbeda, dia terlihat sedikit murung, pria itu langsung mengecup kening i
liam sedikit ingin tahu
sana, dia pulang dan menikah dengan kekasihnya, besok dia bilang mau honeymoon k
? "tanya Aruna
anti saja, aku tidak janji ta
hari di sini minggu
kmu itu bersenang-senang di
dikku tidak
a dia tinggal di Paris
ya, kami sudah hampir lima tahun tidak bertemu semenjak dia stu
tidak ingin membahas adiknya lagi. Dirinya sudah cukup lelah
ang di kolam renang, Aruna tersenyum mendekati ko
ku sudah siapkan susu
kemudian menghampiri istrinya
" Wiliam terkekeh me
nang?" Kata William du
amu pagi meng
ersemangat, apa kamu ku
erasa lelah saja, sebaik
ng sarapan buatan istrinya. Dan melahapnya. Namun ku
panggilan Nicolas, William tidak keberatan jika istrinya yang menjawab panggilan tersebut,
apa William
a tangan William dia ha
hubungi suamiku saat weekand, bisak
segera aku kirimkan dan di sana har
akan segera ke sana," kata Aruna. Tidak ad
n menikmati waktu weekand berdua, namun baga
ar saja setelah tanda tangan aku akan s
na, lagian Karin akan ke sini dengan su
ape-cape menyuguhkan untuk mer
uat makanan sederhana, lagian k
am begitu melihat jam di ponselnya sudah
il
noleh pada
setelah kamu pulang dari kantor,
amarnya untuk memakai pakaian, walaupun sebetulnya dia kurang
ecup kening Aruna dan mengatakan jika dia tidak akan lama, agar istr
jangan khawatir." Aruna mengangguk
awa saat istrinya setiap hari selalu mengingatkan itu, bagaimana bisa dia mela
." Aruna tersenyum, wajahnya memerah karena selalu dipuji hebat oleh suamin
di dapur membuat aneka kue dan masakan sederh
at Aruna sedang membaca novel favoritny
Kar
halaman depan rumah kakak,
sudah
utup kembali gerbang rumahnya kare
k membuka pagar rumah tersebut, namun saat dia membuka gerbang tersebut di
on