tanya ke kak Elle. Saking bingungnya aku tidak memperhatikan ujung karpet yang tidak me
ati, Le
unggungku menabrak dadanya dan aku te
paskan diri. "S
ng. Kamar kami terletak paling ujung. S
dan menoleh sekilas pa
an pintu sebelu
pa, K
las lalu membungkuk. Aku mematung saat dia
ndam pake air hangat ya ...". Dia la
Sis inl
ahan. Aku masih terpaku dengan apa yang dia lakukan. Sebelumnya dia tida
ng aku jadi adik iparnya lalu d
perhatian khusus. Malah kak Brian yang terkesan lebih dekat den
engan penampilan kak Drian yang berbeda dari hari biasanya. Aku seperti melihat sosok lai
tahla
ikiran aneh aku buang jauh-jauh. Hari ini aku cukup letih
iku di ranjang kingsize yang akan aku nikma
*
aku hanya sedikit makan saat di acara pesta semalam, aku hampir tidak bisa juah dari kedua mempelai, dan sekarang lambungku meronta minta d
sarapan pagi. Langkahku gontai berjalan ke arah kamar kak Elle. Ak
lakukan di malam pengantin dan aku tidak ingin jadi pe
membuatku menoleh dan aku terkejut me
itu? Bukannya ...." Aku linglu
u turun breakfast, Lex?" Wajahny
lift. Dia bilang kak Elle masih ngantuk jadi dia turun duluan.
nggodanya dengan bertanya tentang malam per
, Dri?" tanya
ak melihat pria it
las. Aku mengerjap dan tersenyum simpul lalu mengalihkan pandanganku. Kenapa ak
kami melihat kak Elle turun dengan k
engan hal itu jadi aku pikir mungkin hanya pikiranku yang berlebihan. Pengantin bar
g honeymoon, membuatku teringat untuk bertanya. "Kak ... kok aku
agi libur juga. Sekalian kita jalan
oon. Aku tau apa itu hone
kecil udah tau ya ...." decak k
lau kak Drian sudah duduk
ahut kak Elle lagi sambil mengamb
. masa ikut orang lagi
ikut sendirian, Dek ...." timpal kak
larut dalam rencana honeymoon yang membuatku tidak tertarik untu
rnah aku kesana. Tapi apa iya h
hari lagi berangkat. Berarti memang sejak awal mereka berniat me
*
ke Jepang. Dan tidak buruk juga walau aku pergi dengan pasangan ya
Jakarta. Apa mereka berusaha bersikap biasa karena tidak enak bila harus bermesraan didepanku dan kak Brian?
tahu dan tidak mau tahu apa yang merek
i kami pindah ke Tokyo setelah tiga hari kemarin menginap di Kyoto. Aku sangat bersemangat, tidak sabar ingin menelu
nginap. Seperti biasa kami memesan tiga kamar. Aku send
excited. Aku mau tidak mau ikut karena tidak mungkin aku hanya diam di hotel seorang diri. Walau di sepanjang arena yang kami masuki aku le
g gelap. Karena aku tidak mau duduk di depan aku terpaksa duduk dengan ka
a demikian demi menambah kesan usang. Suara-suara aneh yang aku yakin akan membuatku tidak ak
bil berbisik, wajahnya mulai hilan
rlihat. Aku meringkuk berusaha menunduk sepanjang perjalanan kereta yang terasa lama. Aku mendengar suara teriakan dan tertawa kakakku.
sampai di ujung wahana dan aku baru sad
kamu pucet gitu
malah cuek jalan terus didepan sambil bergurau dengan kak
k melihatnya menatapku sambil tersenyum. Aku menjaga jarak
banget tadi ...." Ada rasa lega
r jawabanku. Aku mengedarka
sama kak B
erahkan sebotol air mineral dingin
keliling?
empat duduk dulu yuk,K
an disana. Aku rasa aku bisa tersesat denga
hiruk pikuk keramaian orang ta
i ponselk
k
ing. Kalau kamu cape kamu bali
akku itu aneh bin ajaib. Kalau udah seru aj
an itu ke kak Drian da
Biarin aja deh dua mah
Takut terpisah katanya dan aku membiarkannya. Walau rasanya sedikit aneh karena kami tidak pern
Walau kami semua tidak bisa bahasa Jepang tapi wajib hapal nama hotep dan jalannya. Waktu su
sudah terlelap saat taksi
apa lama kami dijalan hingga aku merasakan saat tubuhku terangkat. Mataku terasa berat hingg
sudi membuka mata. Usapan ringan terasa di pipiku. Aku merasa sepatuku
*
seketika di paru-paru saat aku terbangun pagi ini.
akai bra dan
yang sebenar
t