buah gereja kecil di pinggiran kota, meng
ngan seorang pria yang belum
g mahal karena dia tidak mau membayarnya. Julita
l untuk memberinya pita sutra putih tambahan yang akan dia gunakan untuk mengepan
pria masih belum datang. Tempat pernikahan hampi
rjebak macet. Mari kita tunggu sebentar lagi
ta sedikit
Pria itu tidak memiliki pekerjaan yang layak dan merupakan seorang pemalas yang mem
ti rumor itu sudah membuat perut Julita bergejolak
n melirik segelintir orang yang hadir di gereja. Dia mengenakan gaun ungu yang cantik da
ai pernikahan itu. Namun, Julita tidak ambil pusing.
iona dan berbisik, "Bisakah Ibu memberiku u
tuk melakukan pernikahan ini karena mereka akan
l itu. Aku akan memberimu uang seperti yang sudah dijanjikan. Jangan terus bertanya tentang itu." Ter
, Jeslyn juga
kaian heboh dan perhiasan mahal,
telah berhasil untuk mencuri pacar Julita yang kaya, membiarkan saudara angka
lam gaun pengantinnya. Ada sebuah beban ra
iri hubungannya dengan wanita yang paling dia cintai
nyeretnya datang ke gereja. Namun, dia tidak bisa menolak se
a tiba di gereja. Jeslyn tidak tahan melihatn
lu. Julita selalu berhasil memikat semua orang dengan peso
dari waktu dan tempat di mana dia berada sekarang. "Percaya atau tidak, aku akan mencungkil bola ma
erlambat untuk menghadiri pernikahannya sendiri. Bagaimana pria semacam itu bisa diandalkan? Keluarganya j
ah membuat komentar kasar seperti itu. Namun, mereka kini berada di tempat umum, dan dia adalah adik dari pe
k berperasaannya wanita ini di masa lalu. Namun, dia tidak bisa menahan omong kosongnya lebih lama lagi. "Jeslyn, jangan sebut siapa pun ana
ihat Julita bereaksi seperti ini -- wan
uh gereja terdiam. Saat itu
k. Sinar matahari yang menyilaukan seperti seda
m menyapu kerumunan, bibirnya mengatup menjadi sebuah garis tipis. Dia menganc
engan mengerahkan segala upaya. Semua mata tertuju padan