a
ah pergi. Cepat kuambil ponsel
yang terhubung denga
r digital ini. Oke, mari kita li
g bergerak lurus. Itu artinya, keber
pa. Toh kemana pun ia
s Hakam melesak semakin jauh. Kin
mbar kontak mobil milikku yang biasa berada di dekat televisi. Langk
n melajukannya mengikuti ke
d mobil. Agar aku mudah mem
t titik kecil di dalam maps ini m
am berhenti
n. Lagi pula, tadi aku sempat bilang bahwa mobilku remnya
bilku. kini dapat kulihat toko
ng sangat kukenal ke luar
nku. Ternyata Mas Hakam tengah membawa kue enta
i masuk ke dalam mob
san? Mau dibawa ke mana kue it
i. Jika benar kue itu untuk selingkuhan
a mobil ini. Agar segera mel
akam berhenti lagi disebuah toko. Dan ini toko
likan aku seb
am kepalaku adalah. Akan diberikan kepada s
unggu semuanya berja
fas. Berusaha mengusir pikir
daraannya dan melenggang
u ia keluar. Sudah ham
an. Seperti yang lakukan sekarang. Menunggu
per bag berwarna gold. Tentu isinya perhiasan. Aku sudah sangat
nannya. Aku tetap mengikutiny
Mas Hakam tengah berbelok dan memasuki perumaha
umah tanpa pagar dengan gaya arsitektur klasik. Lumayan m
am. Sengaja kutinggal mobilku jauh d
u memarkirkan mobilnya d
lam-dalam. Agar
l. Aku melangkah kian mendekat. Hingga melipir d
erasa berhenti berdetak. Ia menyebut Mas Hakam Ayah?! ya Allah,
tertawa riang. Mereka saling peluk di teras rumah. Namun dua benda yan
tu bersuara dengan berteriak. Aku jadi ma
status Mas Hakam dengan bocah itu. Mengapa ia menyebutnya Ayah? Berbagai pertanyaa
ka lebar. Dia mirip yang berada di foto. Foto yang dikirimkan Fania. Meski foto itu
menyambar tangan Mas Hakam dan mencium punggung tangan lelaki itu takzim. Semaki
ak lama, ia kembali membawa paper bag dan kue. Ternyata ben
mata wanita itu berbinar melih
engan raut bahagia, Mas Hakam melontarkan kata-kata itu. Ia pun menciu
ikir. Tak perlu membalas dengan kekerasan. Cukup pelan dan menyakitkan. Sungguh, jika rumah yang ditempati wanita itu adalah hasil d
mu Mas. Kau harus membayar mahal untuk hal
asah. Aku harus kuat. Tunjukan
. Mataku membeliak melihat siapa sosok
." wanita yang keningnya dicium Mas Hakam
rullah h
*