a
koper suamiku. Untuk apa ia membeli pembalut? Apa ia sengaja membelikann
ya lelaki berambut basah. Ya, Mas Hakam--suamiku
per hitam legam ini. Oke, pura-pura tidak tahu saja. Akan aku selidiki semuany
ereskan?" tanyaku manis. Seol
di dekatku dan menyambar koper y
dah larut malam." sergah Mas Hakam sedikit gugup. Terlihat tangannya yang bergeta
yang masih berdiri di dekat lemari. Cepat kupura-pura
tengah berada di lantai bawah. Gegas kucari be
ang tergelak d
as Hakam sudah me
jadi suami yang pengertian. Bahkan banyak teman-temanku yang iri akan rumah tangga harmonis kami. Meski belum ada anak, tapi hu
erti ini. Ingin kubertanya perihal
ng
eranjak dan mengambil benda pipih itu. Lalu menyalakannya, nampa
tapi kok sama anak kecil ya, kemarin aku mau tegur dia, tapi aku udah
r kota menggunakan mobil? Lagi pula kota yang dibilang Ma
mengetik balasa
ngkin kamu salah lihat. Kan kamu tahu
ki kira-kira umurnya 3 tahunan. Di sama wanita pake kaca mat
uduh deh, Fan.] balasku. Hatiku dongkol membaca p
. Sebuah foto d
g anak lelaki, seperti yang dimaksud Fania. Di sampingnya ada seorang wanita yang aku pun
pa benar di
Lalu bergegas menyusul M
ik. Jika benar, ambil semua aset. Yang sudah
Hakam menyadari keberadaanku. Ia
am mobilmu? Mobilku rem
bil di atas nakas samping remote TV. "b
u cuma mau pergi ke
a," ujarnya lalu memberika
pamitku. Segera kumelengga
obil ini menuju ke
PS pelacak jejak. Agar aku ta
semoga renca
di kota ini. Tentu saja sesuai rencanaku t
tengah sibuk berkutat dengan alat-alat perkakas khas bengkel. Tidak per
kitar 1 juta 600 sekalian ongkos pasangny
s yang kubawa dari rumah. Tentu aku mengambil uang. Setelah kupastikan jumlahnya sama sep
i uang yang
engan cepat saya akan mengerjakannya." titahnya
g dipercepa
u mengangg
ggu di kursi yan
go biru. Untuk sekedar berselancar di sana. Aku jarang sekali mengunggah kehidupan pribadiku
ng suka mencela orang lain. Kutekan tombol out. Lalu beralih membuka aplikasi novel online kesayang
egawai bengkel menghentikan aktivitask
us." balasku
i pergi. Hanya lewat ponsel yang mbak pake." jelasnya. Sesuai arahan dari Mas-Mas ini. Hanya
esai. Cepat aku p
asih." kataku lalu melengg
, Mb
ini. Dan melajukannya
jika pergi ke tempat yang menj
Hakam 'kan pergi ke Alfa. Bisa curiga dia ka
u tak curiga. Bertingkahlah biasa saja. Singkap sem
. Langkahku tergesa, karena aku sudah terlalu lama pergi. Walau hanya sekedar pergi ke Alfa. Itu kan
aku sudah sampai di rumah. Terlihat Ma
nselnya ke dalam saku. De
?" ia melontarkan pe
hati aku curiga. Kenapa Mas Hakam buru-buru menyembu
t dari sofa dan menghampiriku yang tengah sibuk menge
mobilnya." kuserahkan kon
ningku sebelum
ku sedikit berteriak saat
nyum sambil mel
i itu sudah tak terlihat
berbohong. Ponsel pintarku akan senantiasa
da Mas Hakam. Apakah ia benar ada urusan? Ataukah ada urus
embawaku ke temp
*