n balik badan karena penasaran dengan sosok yang memanggilny
anya. Gadis itu mengerjapkan matanya, menatap takjub lelaki tampan yang sudah rapi dengan setelan jasnya
tanya Biru, berjala
emalam dan beberapa detik kemud
malu, berdiri mematung de
rapan buatan Bibi. Tak lama kemudian dari belak
hos
engah. Biru menyuap makanan ke mulutnya, Sinta sebenarnya malu m
, No
eletuk Biru meletakkan garpu
oleh ke arah Biru. Tangan Sinta yang sudah mer
erintahnya, sedetik kemudian Bibi menarik kembali tas gadis itu, ia lalu melangka
ucap Bibi menyod
ambil mengibas-ngibaskan tangan kanannya
erlalu. Tinggal Sinta yang keherana
tak enak hati ingin melarangnya berbuat demikian karena Biru sudah baik memberinya tempat tinggal se
kembali salad buah yang disajikan Bibi sambil terus menatap Sinta. Gadis itu ingin ikut sarapa
ebaikan kamu, makasih tawaran sarapannya tapi kayaknya
g sama aku, tapi kamu berani nolak. Sarapan bareng itu b
r
dis itu sedikit takut mendengar apa yang Biru ucapkan dua detik
harus masuk kuliah da
Dengan terpaksa Sinta menurut karena tak enak hati jika menolak. Biru mengambil pakaian seksi dari tangan Sinta. Ga
mau dibaw
berdiri menghadap
a. "Iya, Tuan ..." Bibi menatap tuannya, lel
ja, Bi," perintah Biru, ia lan
apa,
telunjuk ke bibirnya, menyuruh ARTnya diam. Bibi pa
' gerutu Sinta kesal, tanpa sadar bibirnya mengerucut, Biru terus menatapnya tanpa berkedip. Tak
cap Bibi sembari meletakkan seman
ari hadapannya. Ragu-ragu ia mengambil sendok dan menyuap makanan ter
yang salah?" tany
a tak melahap makanan se
awab Sin
am
t," gumam Sinta, menyendok ga
ya keliatan," ucap Biru sambil menunjuk bagian tubu
eje
memeriksa jam tangannya dan berdiri seketika. "Aku berangkat duluan
ak Sony, menunduk sebentar dan mengikuti tuannya ke depan. Sinta m
ng?" tanya Pak Sony, tanpa menatap Sinta ia meman
ng-barang saya ... kalo gitu saya pamit dulu, Pak." Sinta menyal
alam jok motornya, menyampirkan tasnya ke pundak kemudian memakai helm dan berlalu dari sana. Pak Sony mengambil mobil untuk membuntuti Sinta, tu
*
in yang suka keluyuran ... kelayapan pulang pagi!" bentak Ibu Sinta ketika anak gadisnya ma
udah berangkat kerja. Sinta duduk di kursi ruang tamu, men
en, Bu. Tanya-tanya kerj
keluar kerja dari
a telapak tangannya, ia sekarang sungguh pu
gampang cari kerjaan, kamu sen
aja aku udah nyari-nyari kerjaan lagi kok, jadi nggak usah terla
khawatir dengannya, meski sempat mema
u nggak usah kerja kalo kerjaan kamu haram, uangnya
kl
nta, menyandarkan tubuhnya ke pintu
mua terpenuhi ... hmmm, nggak mungkin dia nggak minta sesuatu ... d
ambutnya kasar,
h, sial bang