ugh Bu
!" teriaknya pil
lelaki itu mengunci kedua lengannya, ia
ai memar kebiruan, lelaki muda
nyalang, tubuhnya yang atletis begit
inta melihat lelaki itu melirik ke arahnya, ia memal
nya!" teriak lel
gadis muda, maaf
junior om tersebut namun ia urungkan. Ia menatap Sinta yang
rrrgggg
bawa Sinta keluar dari hotel. Diperjalanan keluar si lelaki tampan melepas jasnya dan menyampirkann
mbuka pintu mobil bagian belakang, Sinta dipersilakan masuk,
dah ada di dalam mobil menunggu tuannya. Lelaki itu
tanya si sopir. Pakaiannya tak jau
" ucapnya seraya melep
k, T
gguna jalan lain. Lampu-lampu jalan dan lampu bangunan menyala terang. Be
h beberapa menit berlalu, ia tak berani menatap mata
mana?" tanya
ni, kalau Tuan bersedia mengantar saya akan pulang
u itu?" tanya Biru menatap Sinta dari spion dalam mobilnya. "Lagipula apa kamu baru be
l di sana, mati aku!" gumam Sinta panik. Ada
ari barangnya, Pak," ti
an hanya sekedar sop
ir itu mengambil sebuah barang dari das
i sana, kamu cari semuanya ..." Pak sopir me
ya. Ia mengerjapkan mata dan berk
nama Sinta, bawa
dur. Ia menutup matanya dan melipat tangannya di
uk menutup pundaknya yang terbuka, Sinta meli
saja, aku pusing," ucap Bi
kira lelaki itu tidur rup
potkan," ucap Sinta yang langsung disanggah Biru. Lel
akukan hal yang bisa merugikan dirimu sendiri, lebih baik kau ikut denganku ke rumah.
elaki yang duduk di depannya, karena ia ternyata lebih ce
sekali lagi, Tu-tuan," ucap Sinta,
aku bukan bosmu. Panggil
tubuhnya ke sandaran kursi. Ia mendekap jas tadi untuk
*
g luas. Mobil melaju memasuki sebuah rumah mewah minimalis yang kemudian berhenti di garasi yang luasnya malah melebihi lua
an tinggal sendiri jadi tak akan ada yang memarah
k. Terima ka
sudah masuk duluan. Jadi dia akan bermalam di sini? tanya Sinta dalam b
Ia kemudian berjalan menuju tangga, berhati-hati saat naik, ta
Bagaimana tidak, kalau benar ia sendirian tinggal di
di ranjangmu. Selamat malam
sedikit menunduk dan masuk ke dalam kamar yang ukura
tertata rapi. Ia menyentuh sprei dan bedcover yang sangat lembut itu, meraihnya dan ber
bar pakaian yang sudah disiapkan dan mencari kamar
i berendam di dalam bak besar seperti itu, ia risih dan mencari alternatif lainnya. Ia melihat shower
*
ng ada dilemari, pakaian yang digunakannya memang besar namun lembut dan nyaman. Ia diberi kaos dan celana milik Langit. Dua bulatan miliknya tak memakai pe
ah. Tapi lumayan dari pada tadi," gumam Si
ena putingn
Tok
masih menggunakan setelan kemejanya dan berjalan sempoyongan me
bawahmu," ucap Sinta menyadarkan lela
g pusing. Bisa diem kan?!" ucap B
apannya. Sinta mencoba melepaskan tangan Biru dari tubu
gerak, artinya kamu
bergelayut memen
a untuk muasin nafsumu? dasar laki
nggapmu gadis nakal bahkan pelacur,
bahkan me-me-luk-ku ...
, aku rasa aku
nya mengeras. Sinta merasakan panas menjalar diseluruh tubuhnya. Ia tak pernah disentuh laki-laki lebih dari b
r," ucap Sinta berusaha menghentikan tangan
entangmu, jadilah
, ia mencoba bangkit namun ia meraih tubuh Sinta ke de
sangat kesepian," pintanya memelas, ke
yang bersedia melayanimu," ketus Sinta.
uk ke bagian intim milik Sinta yang sedikit basah. Sedangkan tangan kiri Biru meremas payudar
memasukkan jari tengahnya ke dalam vagina Sinta yang basah, menariknya keluar dan memasukkannya lagi. Tangan Biru aktif memainkan klistorisn
gangkat Sinta dan menidurkannya ke ranjang, Biru berjalan menuju pintu dan menguncinya.
i hanya bisa menutupi vagina dan p
perti ini?" tanya Sinta, ia meneteskan air mat
panggilan seperti cewek di luaran sana," uca