nd
e I know one you, and you can't know every m
g membantunya untuk berdiri. Ada rasa hangat ketika aku menyentuh telapak tangannya
a mengerang, memega
au tak
ak apa-a
cepat, wajahnya terlihat pucat dalam sekejap, keringat mengalir dengan cepat membasahi k
-baik saja, bagaimana jika ak
kan kalimatnya, menggigit bibir, dan tatapannya membuatku
nyeretmu ke rumah
pulang, aku baik-baik
kembali ke guest house, biar aku yakin kau benar tidak apa-apa, karena
u dia memaksakan senyuman itu, "sudah kukatakan, aku baik
ikmu dan tak mengantarmu kembali,
at, tetapi kenapa dia berusaha sok kuat di depanku, apa malu jika
g, aku hanya butuh beristiraha
inya sekarang, aku tahu ada yang disembunyikan Samantha kepadaku, apalagi setahuk
angannya terasa dingin, tangan satunya mencengkram dengan cukup keras salah satu
rhenyak mendengar suaraku yang terasa menggema di tengah keheningan, beberapa pega
a tertawa getir sambil meringis, "kau
alam rasa sakit yang kurasa benar-benar tak t
da di otakm
yang di otakku saat ini, cukup
tika tiba-tiba saja dia menahan mulutn
jadi apapun pada Samantha. "A-aku-" Samantha hanya mampu menjawab terbata-bata pertanyaanku bahkan tak sampai s
Kau sa
ah Ndre
aku ke guest house tanp
Ndre. Aku ma
isa mencuci bajuku nanti. Aku juga tak akan mengantarmu ke kosan, aku akan membawamu ke te
hh ...," Samantha terdiam,
t macam-macam. Kau tidur di kasur, a
elap, ijinka
ng kaupikirkan, lagipula kau tak pernah bilang kau takut gelap, ala
isa merasakan apa yang dirasakannya, dia menderita, aku semakin merasa bersalah. "Sakit maag?" aku bertanya dengan
p yang tersisa di ujung waktuku," jawab Samantha pelan, dia tidak bercanda, tak ada tawa d
u membe
rik tubuh kurus dan tinggi dari perempuan cantik di hadapanku, lalu mendekapnya sekuat tenaga, dan mengatakan, 'kau akan baik-baik saja.' Tapi aku ini siapa? Aku
terus menahan sakit di bagian
k tampak 'baik-
a di dalam genggaman?" jawabnya menanggapi perkataanku. Jawaban yang sangat absurd membuatku tak ma
dea to answe
an tahu
embunyika
at ini,"
, jika kau menyembun
nci sekalipun, aku sudah
s hati. Ada perasaan tertarik yang semakin kuat, juga p
ke guest house, kau tak perlu takut,
onoh padanya dengan mengajaknya tinggal di tempatku malam ini. Aku benar-benar dibuat khawatir olehnya, sangat khawatir
Dia menyetujuinya, dan ikut bersamaku, menembus dinginnya angin malam di atas motor. Kali ini dia
a tak menjawab, hanya menggangguk, itu sudah cukup
ungku, aku menyukainya, angin malam memang benar-benar ber
elah,
a sampai, kau bisa beristiraha
alaku di pundakmu?" t
itu bisa meringankan apa
amantha terdengar tak bergairah, pelan
ada niat apapun di dalam otakku, aku memang hanya ingin mengetahui jika dia akan baik-baik saja. "Jangan tertidur nanti kau bisa terjatuh, rangkul saja pinggangku." Aku menarik kedua tangan Samantha dan melingkarkan
Udara malam begitu segar terasa di hidung, aku suka dengan aromanya, aroma pepohonan dan tanah lembab yang belum kering benar karena hujan tadi sore, membuatku teringat ketika aku masih sering bercumbu dengan alam, aku merindukan masa-masa itu
iku dan Samantha, seraya mengibaskan ekor, satu di antaranya berdiri dan menarik celana jeans yang kukenakan. "Iya, aku bawa teman malam ini, kal
egangi bagian ulu hati,
am
apku dengan senyum tipis yang kutahu sangat dipaksakan. E
an. Kamarku berada di lantai dua, aku tahu Samantha akan s
nks
an. Samantha melayangkan pandangan ke segala arah, raut wajahnya sedikit terlihat lebih tenang. "Ayo masuk." Kubuka pintu kamark
uk ke dalam kamar l
Kenapa tiba-tiba aku merasa seperti seoran
E
i aku ... ehmmm ... gim
u, Sam. Udah ayo masuk!" aku menarik tangan Samantha, tak mungkin kub