g dikenakan, seperti Riky Suhendra. Kekasih Maora Salsabilla, pria itu tertangkap
alu yang aku temui!" Maora memaki kedua oran
rkan cinta untuk Riky, kini tergantik
kembali bajunya satu persatu, sambil berusaha menjelaskannya pada Maora
i sekedar pembelaan semata. Lagipula siapa Riky Suhendra? Hanya pria yang memiliki keberuntungan
ti. Kamu cuma orang biasa, siapa yang akan nge
ng, wanita itu seakan mentertawakan Maora
atnya, atau mantan sahabat. Dengan emosi yang sudah di
a diri kaya kamu itu, nggak beda
ranjak dari duduknya, dia mulai menjambak ramb
hanya diam mematung. Dia seperti berada di atas angin
yang tidak menyenangkan menjadi semakin gila. Di
erasa sakit, mual menjadi satu. "Itu pantas untuk wanita mur
menjadi teman kemelut hati Maora, dia
riak Maora, suaranya yang kera
an Riky, siapa yang mengira akan
lkan suara di koridor. Dia membuka pintu kama
tidak bisa menolak saat Maora menangis di
isak dalam bahu Ayu. Sahabatnya itu terus menep
?" Ayu berusaha bersikap bijak
gkuh sama Sinta, mereka lagi wik-wik!" tukas Maora, s
" Ayu seketika mendorong
perlu di sana, tau-taunya mereka malah nganuuuu." Maora semakin kencang menangis, mata dan
h beranjak dan mengambil kotak tisu di atas meja dan
nyaknya, dia mengelap cairan ingus dan ju
dari Giveaway di Instagram. Beruntung bukan, tetapi sayang, seribu sayang dia tidak bisa pe
kamu gantiin aku aja. Aku ada tiket buat
skan puluhan lembar tisu untuk menghapus sisa air m
" Maora bertanya deng
ya dulu, kayaknya aku taruh di sini." Ayu t
setelah mendapatkan
sahabatnya ini yang batal ikut, dan menghubung
pakaiannya, dan terlelap di ranjang e
ggal menunggu keberangkatannya. Menurut waktu tempuh dari
uduk dengan tenang, saat pesawat mulai Tak
awat, kini Maora sudah mengi
t dia menginap nantinya, melepa
hari di pulau ini, Maora dapat melep
*
anjang, seharusnya besok adalah hari bahagianya. Namun, Vivian malah
dengan dirinya? Mengapa wanita itu lebih memilih bekerja kera
nya untuk Vivian, dia bisa menjamin kehi
berjalan keluar kamar, mencari kesena
uk anak manusia yang bergoyang di bawah lampu disko, dan bau alkohol yang memenuhi
," pinta Al kep
n segelas wine dan juga beberapa potong es batu. "Silahk
s," uc
enjuru, matanya menangkap sosok bidadari yan
anita asing yang tidak sama sekali di
atapan matanya sayu dan tanpa babibu,
pangkal hidungnya, saat sang
n, dan tidak mengharapkan ciuman. "Maaf, Nona." Alvaro mendorong pelan
ong, saya ma