berwarna cokelat tua. Sedikit ukiran di pintu, di atasnya ada sebuah gagang untuk pegangan. Memusatkan mata, tangan meraih tangan kanan pria yang terluka. Benih mata bergeser keka
ngeran. Sudah stabil, serta suhu badan tidak tinggi, tetapi Hamba akan melakukan ya
gambil pisau guna mencongkel dan membuka sedikit ruang. Ini sangat vital, hampir menembus jantung. Sedikit saja salah tarik,
ambil obat di laci. Wadah bahanya dari keramik, berbentuk guci kecil. Berwarna putih bersih, ditutup kain merah. Membuka penutup, membubuhkan obat, bertekstur ringan
jaib. Baru disemprotkan ke Pangeran, anda memberi saya instruksi begini. Pangeran tidak meringis, saat hamba cabut sisa-sisa pedang," sedikit bi
a
yang dipegangi begitu ajaib. Pasalnya, selama menjadi Tabib istana. Tidak pernah melihat barang seperti itu. Merasa lancang dan salah diri. Memutuskan,
-
g. Julukan itu tidak semata hanya diberi nama saja, tetapi tekad da
but akan menjadi Dewa atau jiwa kelahiran baru. Namanya menggelegar di seluruh negeri, menyebar ke benua lainnya. Memang sangat jarang ditemui kultivator tingkat 9. Sekarang, dia memimpin perang ke perbatasan Barat. Di mulai dari 2 bulan yang lalu. Kini, membawa kemenangan dari p
, dia adalah seorang tiran. Tidak mendengarkan omongan orang lain, hanya tunduk kepada sang Kaisar, karena alasan tertentu. Tidak ada yang berani mencari masalah dengannya. Hanya satu kata yang di dapat dari itu, yaitu mati! Hatinya begitu dingin, mungkin bisa membuat bayi menangis. Cukup dengan napasnya. Memiliki temperamen buruk, tetapi mengabdi kepada negara. Begitu gagah, 'tak heran banyak wanita bang
didapat dari belas kasihan atau kasih sayang. Dia mencapai di posisis ini, butuh perjuangan dan pengorbanan. Kemampuannya, diaku p
n dibunuh. Kata-kata ini selalu diucapkan. Di kala, mata mulai memejam, untuk istirahat. Maka dari
ak, mengenalnya di negeri ini. Si Dewa Perang! Pangeran Kesembilan, hanya sebuah nama belaka. Kalau tidak memiliki kemampuan bertahan hidup, sudah pasti, mati sewaktu kecil. Seperti saudara atau sau
-
at makanan enak, arak yang bagus. Tentunya gadis cantik, hehehe. Ahh, di medan perang mataku jadi sepet," racu pengawal Pangeran Kesembilan. Hanya
di sini," gumam Pangeran. M
ke ibukota, rasanya kita ha
ana? Akhirnya, Tuanku ini bisa mendiam juga. Terima kasih, Dewa Dewi di atas sana," Guo lin menaku
Setiap sudut memiliki balok kayu, untuk di angkat para pelayan tandu. Di depan, terukir tanda Pangeran Kesembilan. Siapapun yang melihat tandu, sudah tahu. Hanya Pangeran Kesembilan yang duduk,
u, jangan sampai membu
laksa
g aneh, seperti orangnya. Berani juga denganku, setan pun takut kepadaku. Kamu malah bermain-main trik kecil denganku? Huh! Sudah lama aku tidak bersemangat pulang,' gumam Pangeran Kesembilan. Dia bar
-
ernak-pernik. Mulai dari tusuk rambut, jepit rambut hingga jejeran kain berkualitas tinggi, menemani setiap jalan. Di persimpangan jalan, ada jalan bercabang lagi. Setiap sisi ada penjual yang berbagai macam. Ada
y home ak
enapa aku harus jalan? Bila ada kereta!" Sungguh, kepribadian Xia yu dengan Li xiao bagaikan api dan minyak. ''Kenapa harus berjalan jika punya uang?" sarkas Xia yu, masih kesal. Menangk
in generasi ke 19 apa kat
barengan Li xia
an, d
skan berjalan, menuju kediaman Keluarga Lu. Tentu saja saling salah menyalahkan. Pertengkaran, menemani jalan mereka hingga sampai di rumah
aa
pa kamu tunawisma? Sungguh kasihan!" kata pedas ini tidak lain milik Xia yu. Mereka berada di depan gerbang
emang
Dijaga 2 penjaga depan pintu, di atasnya bertuliskan Kediaman Lu. Penjaga itu, bak patung yang tidak menolah. Ada pelayan wanita berjal
ag
iao kebingungan. "What? Hantu di mana? Hey tunggu aku!" Mendapat seorang gadis menjatuhkan baskom dan berteriak hantu. Sontak membuatnya ikutan be
berlari sekencang mungkin ke aula berkabung
ua
etakan tangan dan kepala di lantai. Ini sungguh membuat keributan, di keheningan aula berkabung. "
bako?" dengan enteng Li xiao mengucapnya. Ne
yang meninggal? Apa sepertinya aku salah masuk rumah?" gadis ini masih kebingungan. Bola matanya tadi, sangat jelas membaca plat di luar bertulisan
antu, ad
ku masih i
hantu. Xia yu seperti tahu sedikit sesuatu, melempar pikiran ke Li xiao. 'Itu
yang menyala dan buah. Seraya, tunas melompat keluar. "Eeegkh, itu--itu. Nani?" baru sadar akan semua ini. Set
ng ditahan langsung dilepaskan. Wajah memerah darah, memaksa kaki melang
ua
dag
beserta papan nama. Tidak luput dengan peti, kertas dan merobek lukisan. Semua orang semakin terkejut. Li xiao
gh
nti
nding di aula. Dupa berserakan, tidak ada asap. Papan nama di banting, terbelah dua. Lukisan di cabik-cabik dan dipatahkan menggunakan
Membawa tatapan sendu dan rasa tidak percaya. Memandang Li xiao yang masih mengamuk "Apa ini kamu? Xiao er, ibu kangen. Ibu yakin kamu belum meninggalkan ibu ...." nada sendu. Hati diliputi rasa bahagia melihat sang buah ha
nti
ihat. Li xiao membalas pelukan. 'Betapa sayangnya, ibu dar
ir mata. "Ah, kamu benar-benar Xiao er, kamu dilindungi oleh surga,"
, tapi kenapa si bodoh ini ada di sini? Terlebih, katanya jatuh di lembah Hùdiè? Kenapa
luarga. Belum mati juga?' nona ketiga tidak mau
i sedih dan peduli, tetapi di balik topeng memiliki tujuan masing-masing. Haah, baiklah aku akan menjadi hantu mulai sekarang! Kalian tidak bisa membunuhku d