img Bound by Destiny  /  Bab 1 Pertemuan | 0.97%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Bound by Destiny

Bound by Destiny

Penulis: V
img img img

Bab 1 Pertemuan

Jumlah Kata:1711    |    Dirilis Pada: 06/02/2022

upa seperti saat ini. Di mana bukan hanya tangisannya yang tampak memilukan, tapi isakan yang berulang kali menggu

imu, Elice. Sungguh. Aku

banyak minuman yang ia teguk, maka semakin kuat pula suara itu m

u bajinga

h menjelma menjadi sosok sumber rasa sakit hatinya. Ia butuh pelampiasan. Dan mungkin

ss

saja melepaskan benda itu dari genggaman tangan Elice. Layaknya seorang pahlaw

untuk menerangkan sedikit penglihatannya yang sedikit kabur. Dampak dari minum

asi. Dua kancing teratas di sana tampak terbuka. Sedikit menampilkan kulit bewa

rett. D

annya. Lalu ia menawarkan jabat tangan. Tanda perkenalan yang just

aku sendiri. Aku tidak

Bukannya diterima, yang ada justru sebaliknya. Ditolak. Dan itu terang-terangan terjadi di hadapan seorang bartender yang

ang memiliki masala

eleng berulang kali dan memutuskan untuk angkat kaki dari sana. Tida

tang untuk membuat seorang wanita secant

ng sejak tadi seolah terus menggema di benaknya. Tapi, nahas. Hilangnya suara Ari

tanya Elice dengan nada sengit.

ma sekali. Alih-alih ia justru melakukan se

sana. Duduk. Tepat di sebelah Elic

kup kejadian dengan Ariel yang membuat ia berantakan. Ia ti

yal bahwa dirinya akan segera pergi dari sana. Tapi, G

berputar ke posisi semula. Ia melihatnya. A

au

ot. Dan seharusnya itu sudah lebih dari cukup untuk memberikan

i tangannya. "Masih jam sebelas, Nona. M

emutuskan untuk pulang jam tiga pagi

Entah itu karena pengaruh minuman atau mungkin karena pengaruh marah padanya. Tapi, Garett tidak peduli apa penyebabnya. Yang

ak di antara mereka berdua dan ia memanfaatkan fakta itu untuk menatap lekat pada kedua bola mata Elice. "Tapi

, Elice m

idak seharusnya seorang w

senyum muncul di bibirnya. Membentuk ekspresi yang membuat Gare

. "Carilah wanita lain, Tuan. Aku sudah muak mendeng

takjubnya. Ia terbahak dan tampa

ahah

Ia akan pergi dari sana. Sebelum emosi di dalam dadanya beranakpinak dan tak mampu ia kendalikan lagi. Siapa

al. Kali ini bukan karena Garett memutar kembali kursi yang ia duduki. Alih-alih

ang pergelangan tangannya. Ia berusaha menarik lepas tangannya

roda-roda di kaki kursi, Elice meluncur tak

a yang kala itu amat dekat membuat belaian hangat napas Garett menyentu

in merayu dirimu,

ng terkesan berantakan. Walau ia terlihat cantik dalam balutan gaun selutut bewarna h

u bisa menangis seperti ini seorang diri? Ehm ... kau

ngan Garett. Tapi, hasilnya nihil. Tetap sama saja. Garett benar-benar memastikan bah

" tanya Elice mengulang pertanyaan yang ia dapatkan. "K

arett me

a sudah ak

dahinya. Mungkin berusaha m

menatap Garett lekat. "... k

encerita

asing yang g

ice membuat G

banyak hal lainnya yang lebih waras untuk dilakukan ketimban

tidak akan membua

a ekspresi wajah itu. Yang tampak santai dan tanpa beban sama sekali

kosong," kata Garett ringan. "Aku punya beberapa jam ke depan un

ap pada kelap-kelip lampu yang menerangi tempat itu. Ia sepertinya butuh oksi

g dekat denganmu, berbicara dengan orang asing justru memberikanmu keleluasan. T

a sudah terlalu banyak minum malam itu? Sehingga entah menga

wa perkataannya sedikit banyak sudah mempengaruhi Elice. Sesuatu yang

an bahwa aku adalah

alah sosok yang santai. Dan karena itulah mengapa Elice yakin akan sesuatu. Bahwa Garett adalah pria yang termasuk ke dalam golongan buaya darat. Karena sepertinya itu adalah ket

irnya. "Apa ini cara yang biasa kau lakukan

ahah

benar-benar berguncang karenanya. Bahkan lebih d

waktunya di sini dan aku yakin tidak ada seorang pun yang tidak mengenalku. Dan aku yakin, tidak ada satu pun dari mereka yang pernah melihatku me

san sindiran yang samar dilayangkan oleh Garett. Ses

ang menggodanya. Tapi, apa ada hal lain yang bisa dipikirkan seorang wanita seperti Elice ketika m

daan ..." Elice menatap Ga

detik, hanya ada kebisuan di antara mereka. Seolah suara musik yang

ett pun demikian. Mengapa? Mengapa ia harus meninggalkan tempatnya dan lantas menghampi

hal. Alasan mengapa pada akhirnya ia masih memegang pergelangan tangan Elice ketika

yang bisa membuat seorang wanita

mbung

img

Konten

Bab 1 Pertemuan Bab 2 Dua Arah Bab 3 Pandangan Bab 4 Pembuktian Bab 5 Tanpa Kata Bab 6 Keputusan Bab 7 Bujukan Bab 8 Penggalan Bab 9 Terlambat Bab 10 Kekacauan Bab 11 Putusan
Bab 12 Terlintas
Bab 13 Pemikiran
Bab 14 Tanpa Pilihan
Bab 15 Langkah
Bab 16 Tatapan
Bab 17 Kebetulan
Bab 18 Tak Lupa
Bab 19 Desakan
Bab 20 Pertanyaan
Bab 21 Terpojok
Bab 22 Geger
Bab 23 Kepanikan
Bab 24 Bertubi-tubi
Bab 25 Kemungkinan
Bab 26 Penolakan
Bab 27 Terguncang Situasi
Bab 28 Permintaan
Bab 29 Pertanggungjawaban
Bab 30 Kebingungan
Bab 31 Ungkapan
Bab 32 Tak Terduga
Bab 33 Pengharapan
Bab 34 Keinginan
Bab 35 Tanpa Permohonan
Bab 36 Keadaan
Bab 37 Membekas
Bab 38 Tertuju
Bab 39 Dorongan
Bab 40 Dalam Luapan (18+)
Bab 41 Tujuan
Bab 42 Yang Sama
Bab 43 Tak Terbendung
Bab 44 Bentuk Rasa
Bab 45 Satu Kesadaran
Bab 46 Terbentang
Bab 47 Pilihan
Bab 48 Pendar
Bab 49 Perlahan
Bab 50 Dalam Pikiran
Bab 51 Dugaan
Bab 52 Tanda Tanya
Bab 53 Tertutup
Bab 54 Samar
Bab 55 Dalam Ikatan
Bab 56 Rangkaian
Bab 57 Bersama
Bab 58 Rintik Gairah (18+)
Bab 59 Geliat
Bab 60 Pijakan
Bab 61 Selubung
Bab 62 Keingintahuan
Bab 63 Taksiran
Bab 64 Tersembunyi
Bab 65 Setitik
Bab 66 Penghalang
Bab 67 Pembuktian
Bab 68 Terbersit
Bab 69 Gerbang
Bab 70 Keberuntungan
Bab 71 Bayangan
Bab 72 Naluri
Bab 73 Tirai
Bab 74 Guncangan
Bab 75 Terkepung
Bab 76 Ketakutan
Bab 77 Tersandung
Bab 78 Keanehan
Bab 79 Bergolak
Bab 80 Ketidakberdayaan
Bab 81 Tersadar
Bab 82 Kecurigaan
Bab 83 Keterbukaan
Bab 84 Percikan Emosi
Bab 85 Hempasan
Bab 86 Sikap
Bab 87 Rintihan
Bab 88 Jejak Luka
Bab 89 Karam
Bab 90 Tindakan
Bab 91 Tertutupi
Bab 92 Gejolak
Bab 93 Berbeda
Bab 94 Strategi
Bab 95 Pergerakan
Bab 96 Cerminan
Bab 97 Gelegak
Bab 98 Pertalian
Bab 99 Berat
Bab 100 Wasangka
img
  /  2
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY