ke arah ranjang, mengambil selimut dan bantal, lalu merebahkan
di atas kasur, berharap mata ini segera terpejam. Nya
*
n. Kulihat ke arah sofa, Abdi sudah tidak ada. Samar-samar aku m
enyelesaikan pekerjaan, te
.......
ya juga ikut dinaik-kan. Kerjaanku jadi ban
.......
n menjengukku, sekalian
.......
i? Aku bener-bener sibuk sekarang, sa
.....
ya... iya... tunggu aku pulang
sanya nelfon perempuan lain di kamar ini. Meski kami menikah
nya di atas meja rias. Dia sama sekali tak menyap
aku langsung ngeloyor ke ruang makan. Di sana Papa dan Mama sedang sarapan
u langsung mandi, dandan yang cantik. Pagi-pagi suami disuguhin penampakan horor begini, bisa kabur di
ur langsung mandi, habis bercinta kan? Lah
ngomel nggak jelas. Kamar m
ngan molor terus! Lagian kamu kenapa s
sku, seraya menghempa
langsung menghentikan aktivitas mengunyah
f, aku tidak bisa menyentuhmu, pernikahan kita tidak sah, wanita hami
begitu? Jadi semalam kalia
au tidak mendengarnya secara langsung. Sok suci banget sih! Bawa-bawa agama segala,
atau diceraikan. Pernikahan sah, jika dilakukan setelah masa n
etap menikahkan kami
mu hamil tanpa suami, mau ditaruh kemana muka Papa? Deng
ya mereka tidak tahu, kalau Ayah janin itu nggak jelas siapa. Mereka hanya tahu
i, kami tetap tidak boleh
kah ulang, memang tidak harus ke KUA, tapi secara agama. Karena itu tadi, ka
u paham ilmu agama y
dak akan sembarangan memilih calon menantu. Papa pilih Abdi, karena berhar
jatuh cinta, pernikahan kalian
a punya menantu seperti Nak Abdi, sudah ganteng
s kesal mendengar pe
arap mendapat pembelaan dari kedua orang tuaku, ini yang t
Abdi?" sapa
ke arah kami. Dia sudah terlihat rapi. Panjang
a, malu kalau sampai Andi melihatku
i sopan, dia mengambil
tu Mama sekarang, panggil Mama aja, biar le
iya
akan, dong? Jangan diam begi
nggung aku mengambil pirin
saha menghindar dari tatapan Abdi
akai apa?" t
um menikah. Tak pernah berinteraksi, apalagi semal
g kamu ambil akan kum
antu idaman Papa itu. Pria itu menerimanya, samb
r, kan?" tanya Papa, memecah
keluarga saya di hotel, hari mereka
jalan-jalan, atau kemana gitu, biar lebih akrab. Bagaimana pun juga k
u? Siapa juga yang berakrab-akrab ria
. Nggak pa-pa kan, Del?" ucap Ab
apa dia bersikap manis, di
gak usah buru-buru."
argamu, nanti jangan lupa bawa ya?" ucap Mama
cantik, temani Nak Abdi menemui kelu
s dengan mendelik ke arah Mama,
Nggak sopan, itu kel
ng cantik, biar nggak malu-mal
ucap Mama, me
bersikap manis? Cukuplah aku menghadapi Abdi yang kaku, in
rku, untuk melakukan perintah Mama. Kalau tida
a. Jadi aku harus berakting, seolah-seo
contin