pu yang redup membuat tempat itu terlihat misterius dan sangat mengundang. Lampu redup be
akaian minim. Mereka mencoba sebaik mungki
li De
ang dengan pikirannya untuk waktu yang lama, dia masih merasa malu untuk memakai atasan model halter dan rok pendek
jang yang dipadukan dengan sepatu hak tinggi. Dia tidak pe
i. Jackson telah melihat begitu banyak wanita selama karirnya. S
wa dia harus menahan dan menerima apa pun
ahnya. Ada banyak foto wanita-wanita cantik yang diletakkan di atas mej
Anda tentang wanita-wanita in
sa, tidak peduli siapa yang melihatnya akan mengira dia adalah pria yang kuat. Dia tidak memb
dengan suara yang menyanjung, "Masih ada satu orang yang tersisa. Saya bersumpah dia s
foto terakhir yang sedang dia pegan
bandingkan gadis-gadis lain, tapi dia memiliki
purna. Kulitnya pasti seputih gading di balik pakaiannya
ka dia bisa berhas
g Emily, semakin dia merasakan
gan. Apa yang dia lihat sangat membuatnya tercengang.
ck
imnya ke kantor polisi. Tak perlu dikatakan
. Dia sangat tampan, mengenakan kemeja putih sederhana dan celana panjang buatan ta
ktu. Tapi dia dengan cepat terus berjalan mendekat ke Jac
Gu. Apakah kita bole
an berdiri di tengah ruangan di mana
oleh Jackson. Tapi yang tidak dia duga adalah keberadaan
ok Devita. Dia bisa merasakan darahnya mengalir dera
na dan bersinar di bawah lampu. Kakinya yang panjang dan lurus ditutupi, t
rlebih lagi karena gaun itu mening
sehingga membuat orang
, Tuan Pradipta adalah bos yang sebenarnya di sini. Emily, s
n. Pikirannya berteriak padanya dan menyuruhnya unt
" Devita sedikit mengangkat alisnya dan tersenyum menggoda. Dia kemudi
ia menari dengan indah. Setiap geraka
atapnya dengan cermat. Dia terlihat sangat murni, sulit un
jam. Tidak ada sepatah kata pun yan
kru kita mulai merekrut
lamnya. Seolah-olah segelas air
ebingunga
an lima tahun lalu. Namun saat itu namanya bukan Emily Gu. Nona Yema, mengapa kamu tidak m
ak mengepalkan tinjunya di kedua sisi tu
tu, tapi dia masih harus mencobanya. "Maaf Tuan Pradipta, ta
matanya dan menata
mengobrak-abrik pikirannya, mencoba untuk berpegang pada setiap petunjuk yang munc
ian dia t
ita
terjebak di dalam pikiran
ita ini terliha
ma bertahun-tahun. Kamu sudah pergi begitu lama dari dunia ini!" Dia menolehkan kepalanya ke pria yang mengawasi mereka dari sofa. "Tuan Pradipta, sejujurn
annya dan hendak me
Dia mundur selangkah dengan waspada. Seluruh badannya gemetar karena marah. Pikiranny
am ruangan. Zack akhirnya memecah keheningannya.
apu mereka berdua dan j
aksi, penjaga menahannya dan melemparka
orang yang tersisa di dalam
esar itu. Satu-satunya suara ya
gan cahaya yang dingin dan
i tempat itu. Tapi saat dia mulai membalikkan badannya, pe
erlempar ke dinding. Jantungnya berdegup kencang, terut