ela. Sudah pagi? Rasanya tidak tertidur malam tadi. Masih berg
iba-tiba muncul. Aku yang tersentak hanya
ngapain, sih?" ucapku jengkel
Cuma disuruh pang
. Paling juga Nenek menyuruhku membe
k?" tanyaku menghe
erangkat ke seko
a, mengurus rumah tangga, juga bercengkerama dengan tetangga. Namun, jika malam tiba, kadang Ib
asti ada saja masalah di sekolah atau dengan guru lain. Seringkali a
an sampai ia marah karena l
ang sedang memakan nasi kuning itu men
ke kamar Ibumu? Cari apa s
memasuki kamar Ibu semalam. Lantas, ketika aku berter
ak cari apa-apa kok!" jawabku sebisa
apa?" tan
Ibu jarang makan
ke kamarnya tanpa izin. Gak sopan!" kata Nenek mempe
ya,
enek gak mau kamu st
mpir 60 tahun yang masih terlihat awet muda itu mengangkat piring dan berjalan ke dapur. Secara fisik,
*
ata. Aku pun berinisiatif membuatkan minuman dingin. Rasanya merinding ketika
ku sembari meletakkan
sama adekmu udah makan?" ta
usan selesai.
i kanto
i alasannya sud
ekmu," titahnya. Aku mengiyakan la
enggiurkan. Lelehan cokelat yang timbul di balik adonan
itu di dalam toples. Ibu masih beristirahat, bukan wak
*
a, malam
n dekat kamar Ibu. Aku terus mengawasinya karena Nenek dan
ada di sini! Panik, aku terus memanggil bocah itu. T
rangku, tapi keadaannya memaksa. Tak
punya tak bisa dinyalakan. Ke mana bocah itu? Dinda ta
panggil
gan bikin K
duk
l, menyalakan senter lalu kembali lagi ke kamar itu. Asal suaranya dari sana,
lam, Din? N
terbuka sendiri dan sesuatu keluar dari dalam sana. Aku berteriak
t, lebi
a, Dek, kenapa
awatir, aku langsung merengkuh tubuh mungil itu erat-erat
takut ...,
t apa
ya sambil menunjuk atap pojok atas. Aku men
akah it
*