Aku curiga dengan perangai Ibu yang belakangan enggan makan bersama. Kecurigaan ini semakin kuat ketika beredarnya kabar hilangnya bayi secara misterius. Ketika tengah malam pun, ia bak ditelan Bumi; entah pergi ke mana. Sebenarnya ... Ibuku manusia atau siluman?
"Ini bayi baru lahir. Makanlah."
Aku yang mengintip di balik celah pintu itu pun mendadak mual. Ibuku yang hanya memakai pakaian dalam itu dengan lahapnya memakan apa yang disajikan oleh Kakek. Ya, seonggok daging manusia.
"Enak?" tanya Kakek. Aku langsung berlari ke kamar mandi memuntahkan isi perut. Ternyata selama ini Ibuku memakan bayi yang baru lahir. Pantas saja sering kejadian hilangnya bayi secara misterius.
Keesokan harinya, aku memasuki kamar Ibu yang terletak di samping kamar Bapak. Mereka telah pisah ranjang karena Bapak pernah ketahuan selingkuh. Aku sendiri tidur dengan Dinda-adikku yang baru berusia tujuh tahun.
Pintu terbuka, keadaan sangat gelap sehingga harus menyalakan lampu. Ya Tuhan, ini apa?
"Astagfirullah, Ibu!" Aku membekap mulut, mundur beberapa langkah hingga punggung menyentuh dinding. Tulang-tulang kecil yang berserakan, mereka lahir ke dunia bukan untuk dimakan! Ya Tuhan, Ibuku biadab. Apa tidak ada makanan lain selain bayi orang?
Aku keluar menyisakan tanda tanya. Kakek dan Nenek juga tidak pernah menceritakan apa-apa. Anehnya, ketika malam tiba Nenek dan Ibu mendadak hilang entah ke mana. Pintu kamar ini pun terkunci dan Kakek melarang siapa pun memasukinya meski terpaksa.
"Kak, semalam Ibu kenapa, ya?" tanya Dinda ketika aku duduk di depan televisi.
"Lah, Ibu kenapa?" tanyaku balik.
"Semalam Ibu ketawa-ketiwi gitu kayak lagi ngomong sama seseorang, tapi Dinda tengok ada Kakek, Nenek, Bapak, sama Kakak di ruang tamu," jawabnya polos.
"Ah, mungkin Ibu lagi ngigau. Biasa, 'kan begitu? Dinda aja pernah tidur terus buka jendela," kataku menenangkannya. Anak sekecil ini saja sudah curiga. Ia belum bisa mengetahui keanehan Ibu yang lain.
"Eh, gak cuma sekali, Kak. Kayaknya sejak Ibu sama Bapak pisah kamar," katanya lagi. Aku meneguk ludah, bingung mau menjawab apa.
"Udah, ya? Dinda gak usah mikirin itu. Dinda fokus belajar aja." Ia pun menurut.
Dinda semakin menambah beban pikiran dan rasa penasaranku. Sembilan belas tahun hidup, baru pertama kali melihat Ibu memakan bayi baru lahir. Tali pusarnya bahkan masih menempel. Apakah ia langsung mencurinya dari rumah bidan?
***
Tiga hari kemudian, aku selalu mengawasi gerak-gerik Ibu. Tahu rasanya bagaimana setelah melihatnya memakan malaikat kecil itu? Jijik, malu, enggan mengakui kalau beliau adalah ibuku. Suasana di rumah tak sehangat dulu karena aku jadi pendiam. Ya, aku penasaran siapa Ibu sebenarnya.
"Kek, kenapa Ibu gak makan sama kita? Ini ada kolak pisang kesukaan dia," kataku karena Ibu tak pernah lagi makan bersama.
"Dia sudah makan sebelum kita. Biarkan aja," jawab Kakek dingin. Hm, aku semakin curiga.
"Kenapa Ibu gak pernah keluar kamar kecuali malam? Kalau tengah malam dia ke mana?"
"Rasya, kamu ini mau makan atau tanya-tanya? Ibu kamu itu 'kan seorang guru. Ya, jelas sibuk ngurus ini-itu dong." Nenek menimpali.
"Maaf, Nek, Kek. Rasya cuma penasaran, Ibu kayak gak pernah sama-sama kita lagi."
Aku bungkam, melanjutkan makan meski tak selera. Ya, masih terbayang-bayang ketika ia memakan jiwa-jiwa tak berdosa. Di luar sana banyak pasangan menantikan kehadiran buah hati. Kebahagiaan luar biasa ketika malaikat kecil itu lahir ke dunia.
Ke mana hati Ibu yang tega melahap bayi-bayi itu?
***
Malam ini sengaja tidur larut demi memuaskan rasa penasaran. Mengapa Ibu hilang bak ditelan Bumi tepat tengah malam. Semoga pertanyaan itu terjawab sekarang.
Aku pura-pura memejamkan mata dengan lampu yang masih menyala. Tak menunggu lama, Ibu datang dan mematikan lampu tersebut, kemudian melesat cepat seperti hantu. Aku yang kaget dan takut membekap mulut dalam selimut.
Setelah beberapa saat, kuberanikan diri keluar kamar dan menengoknya. Sesuai dugaan, ia tidak ada di rumah. Kakek, Nenek, dan Dinda yang tumben malam ini mau tidur dengan Bapak sudah lama terlelap. Semua ruangan sudah kuperiksa, hilangnya Ibu sangat cepat.
Ke mana ia?
Pintu kamarnya tak terkunci. Aku pun masuk dan melihat-lihat, sekalian kalau ada petunjuk yang membantu. Tidak, di dalam sini hanya berserakan tulang-belulang, kain hitam, dan nampan bekas penuh darah. Oh, ini juga alasannya Kakek selalu membeli nampan lusinan di toko peralatan.
Aku langsung mendongak karena merasa ada cairan yang jatuh mengenai kepala. Pertama melihat, sulit dikenali itu apa karena lumayan gelap. Lebih dekat, semakin jelas, seperti badan manusia.
Tanpa kepala?
"Kakeeek!" Aku keluar dan menggedor-gedor pintu Kakek, tapi tidak ada yang merespon. Begitu juga Bapak dan Dinda. Kugoyangkan tubuh keduanya, berteriak histeris meminta tolong. Namun, mereka seakan tidur mati. Tak membuka mata sama sekali.
Aku meringkuk karena takut. Apa itu tadi? Mengapa ada di rumah ini?
***
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Nadia Pamungkas saat ini sedang mengenyam bangku kuliah di Jakarta, dia pikir ide kedua orang tuanya menyuruh tinggal bersama kakak Tasya bukanlah suatu ide buruk. Namun ternyata Ini merupakan malapetaka besar bagi dirinya juga keluarganya terutama kak Tasya. Tasya menikah dengan Aldo pria blasteran Indo Jerman, karena dulu Tasya kuliah di Jerman keduanya akhirnya bertemu kemudian menikah. Kini keduanya sama-sama bekerja di salah satu perusahaan besar di Jakarta. Awalnya tampak biasa, Nadia pun merasakan tidak ada yang janggal dengan suami kakaknya dia begitu baik dan perhatian beda dengan kakaknya yang selalu sibuk, namun semakin lama Aldo berubah dia menunjukkan ketertarikannya pada Nadia, hingga pada akhirnya mereka melakukan satu kesalahan besar. Bagaimana kisah selanjutnya?
"Saya yang akan menikahi Valerie." Demi menutupi dosa adiknya, Keanu rela menikahi Valerie. Seorang gadis remaja berusia delapan belas tahun, yang sudah dihamili oleh Kevin, adiknya sendiri. Padahal Keanu sudah berencana akan melamar Sely, sekretarisnya di kantor yang sudah ia sukai sejak lama. Lalu, bagaimana Keanu dan Valerie menjalani kehidupan rumah tangga? Tanpa saling mengenal dan mencintai satu sama lain.
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Setelah tiga tahun menikah yang penuh rahasia, Elsa tidak pernah bertemu dengan suaminya yang penuh teka-teki sampai dia diberikan surat cerai dan mengetahui suaminya mengejar orang lain secara berlebihan. Dia tersentak kembali ke dunia nyata dan bercerai. Setelah itu, Elsa mengungkap berbagai kepribadiannya: seorang dokter terhormat, agen rahasia legendaris, peretas ulung, desainer terkenal, pengemudi mobil balap yang mahir, dan ilmuwan terkemuka. Ketika bakatnya yang beragam diketahui, mantan suaminya diliputi penyesalan. Dengan putus asa, dia memohon, "Elsa, beri aku kesempatan lagi! Semua harta bendaku, bahkan nyawaku, adalah milikmu."
Warning konten pemersatu bangsa area 21+ pilihlah bacaan dengan bijak, tanggung jawab ada pada diri masing2. Penulis hanya berusaha menyajikan bacaan yang ringan dan menghibur. 🙏🏻 Hai saya Aldi 35 tahun yang saat ini bekerja sebagai arsitek dan design consultant. Sebagai persiapan masa pensiun, saya membangun sebuah bangunan kos yang juga sekaligus rumah saya di sebuah lokasi yang sangat bagus. Berisi 30 kamar yang dikhususkan untuk wanita kini semua kamar tersebut sudah penuh oleh penyewa. Saya berhubungan baik dengan semua gadis-gadis penghuni kos, bahkan sangat baik sehingga saya seringkali dengan ikhlas membantu masalah terbesar mereka. Seperti kata petuah jika kau memberi dengan ikhlas maka niscaya kau akan menerima balasannya 10 kali lipat bahkan berlipat-lipat. Mungkin itu yang saya rasakan sejak mereka semua mulai memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari. Termasuk kebutuhan yang tidak bisa saya penuhi sendiri, yaitu kebutuhan di atas ranjang. Ini perjalanan saya, Aldi Reynaldi.