memuakkan itu. Bayang-bayang kemesraan dan tawa dua manusia tak tahu
elaskan sesuatu padamu," ucap
t koyak di bagian lengan, rambutnya pun acak-acakan bahkan make upnya
Lihat perempuanmu itu, kasihan sehancur itu!" Gegas aku masuk ke
yang kunaiki. Dia merentangkan kedua tangannya seolah pasrah untuk kut
h bosan hidup hingga berdiri di depan
u dia nggak mau pergi, tabrak
ghfar, Bu ...." Pak Mart
istighfar bsrkali-kali. Oh Allah, sakit hati ini memang terlalu dalam. Cinta
punya. Kutinggikan derajatnya di mata manusia. Kuhormati dan kusa
ilihnya untuk kujadikan sebagai pasangan hidup demi meraih cintaNya mes
an, perhatian dan bertanggungjawab. Tak lelah kurayu ibu untuk menerimanya sebagai menantu karena aku tu
ki-laki pilihan ibu yang bernama Rama. Tapi ibu tetap menghargai pilihan
harta yang cukup lumayan karena kakakku Attar memiliki bisnis batu bara di luar jawa bersama kawannya. Dan di kota ini, dia membangun usaha di bid
biasa, kini memiliki jabatan penting di kantor kakakku dengan gaji yang tak bisa
sana dengan wajah memohon. Kubuka setengah kaca mobil dengan tatapan benar-benar tak bersahabat. Di belakangnya, perempuan
a. Kita bicara di rumah, ya? Aku ikut ke mobilmu, karena mobilku masih di bengkel.
Itu juga mobilk
n masalah ini di rumah agar kita sama-sama
dia? Sudah kubilang tak perlu ada yang d
cara. Dia kembali menarik lengan Mas Indra, aku pura-pura tak melihatnya. Kututup kemb
ha membuka pintu mobilku yang sudah terkunci. Tak
cukup serius ingin membahas masalah ini di rumah. Apa dia kembali luluh dengan tatapan iba dan manja pe
lahan menuju sofa tempatku duduk dengan sedikit senyum seolah tak terjadi apa-apa. Ada sebuah buket bunga
tuk perempuan cantik pula," ucapnya denga
sekarang aku justru jijik melihatnya. Entah berapa banyak bu
ayang? Kam
atau kamu yang menjatuhk
g saat mendengar pertanyaanku. Dia masih tak
aku selalu menutupi kekurangannya di depan almarhum ibu, di depan saudara ataupun Kak Attar. Bukan karena aku di
engan mendua. Gila bukan? Ya, kupikir dia mem
anmu, Sarah. Aku mencintaimu," ucapnya d
ang dari pengadilan, karena aku ya
dua tanganku untuk memohon. Kutepis tangannya pelan, aku
Masak hanya karena masalah ini kita akan berpisah
dia bilang 'hanya karena masalah ini'? Seolah pengkhianatan yang dia berikan sekadar masalah kecil yang tak
buat dari batu yang tak bisa sakit hati? Atau kamu kira aku sudah
a sekadar iseng berhubungan dengannya. Cinta tulusmu tak akan mungki
kini siapa? Begitu mudahnya kamu mengkhianati rumah tangga kita setelah kamu memiliki gaji yang tak biasa. Sekarang kamu pergi dari rumah ini, karena besok
n kakakku. Hanya dia yang kumiliki dan dia berha
ang siap babak belur dihaj
an napas panjan
ngkan gugatanmu, aku rela melakukannya" Mas Indra menatapku
ra apa
*