o sedang duduk di ruang makan. Keduanya sedang menikmati sarapan. Leo melihat Tessa yang
tak ingin kamu jatuh sakit," pinta Leo sembari
h lesunya. Bagaimana tidak? Si brengsek Arnold selalu menggarap
ld menggumuli tubuhnya sudah
ibi Lusi bisa membuatnya untukmu." Leo mengus
nya butuh istira
gantarmu ke kamar." Leo segera meletakkan sendok yang se
rni
untuk duduk dan memulai sarapan. Ekor matanya melirik pada Te
ah menggumuli tubuhnya tadi pagi di kamar mandi, saat Leo sedang berolah raga di rua
az
iri sembari merangkul bahu Tessa. Tatapan matanya tak menaruh ras
muaskan hasratku sekarang," jawab Arnold acuh, la
ras? Pikirnya kesal. Lantas dia menoleh pada Leo. Tessa takut Le
Dad. Lebih baik mencari pengganti Mommy sec
uman garing. Apakah Leo curiga pada
ra. Wanita hebat itu, dia sangat melekat di hatiku," tukas Arnold k
ersenyu
ai Mommy di sisa hidupnya." Leo kembal
mi saling mencintai." Arno
ke kamar. Istriku ini sedang sangat manja akhir-akhir ini." L
Leo buta? Dia bahkan biasa saja melihat hasil karyanya berjejer pada leher jenjang T
sudah membuatnya kecanduan. Dia bahkan ingin terus bercinta dengan wanita itu. "Dad ... Ough!" desah
uh ni
sekali. Arnold mendapati miliknya yang mulai mengeras di dalam celana kai
*
menutupi setengah tubuh Tessa yang sudah berbaring di tengah ranjangnya. Leo mengusap lantas mengecup pangka
ni, Leo tahu apa yang sedang istrinya itu alami. Tessa baru saja habis melayani
sedih. Leo sadar, jika dirinya
a tahu, kalau Tessa sering melakukan masturbasi selama ini. H
saat ini. Setelah itu pasti dirinya bisa kembali seperti dulu lagi. Tessa pasti sena
ini, Leo?" tanya Tessa sembari
. Aku cemas." Leo mengecup jemari Tessa yang
Jangan cemas," balas Tessa
anyakan sesuatu padam
essa mengerny
antas ia pun berkata, "Tessa, apakah kamu masih mencinaiku? Dan ti
Leo memang sangat baik. Tessa menyesal telah mengkhianati Leo. Namun kini dirinya tak bis
arga besarnya di Kanada. Tessa tak ingin hal itu sampai terja
memaksanya untuk mengikuti keingin
nya sudah terpuaskan sekarang. Meski Arnold begitu buas bagai iblis, namun
tanyaanku tadi." Leo mengibaskan telapak tangan
. Takkan pernah." Tessa menatap dalam pada pupil kebiruan Leo. Namun ada kesedihan dari bola mata hazel-
-kaca. Dia pun menunduk menahan tangisnya, 'Terima kasih, Tess
tar hebat. Dia baru saja berbohong pada suaminya itu. Namun uc
Bagaimana kalau kita mencobanya sekarang?" tukas Leo setelah he
arik kembali ajakannya itu. Karena tubuhnya sangat
bercinta denganmu,"
mbulatka