ali seorang pria tampan metroseksual yang meneriakkan kata-kata mahal dari pakaian dan aksesoris yang dikenakannya. Siapa yang tidak kenal dengan pria
angankan ikannya, kolamnya aja pun nggak ada, Bang." Adu Mer kesal. Galih dan Ethan saling bertatapan dan mereka akhirnya mengerti soal kata pancing memancing ini. Belum
kecil-kecil sama bokap lo! Syukurlah lo kagak ngapa-ngapa." Liz yang sedari tadi sudah membayangkan akan di sate oleh
n kakap lagi ini mah, Mer. Tapi paus." Yessy merasa mendadak pengen mimisan saat melihat
dan paus aja. Mana ikan-ikannya?" Merlyn celingukan ke sana ke mari mencari ikan. Tapi yang
ng bener sih Mer kayak pipa paralon." Yessy
ggak gendut macam ikan paus. Liat nih, perutnya aja pasti kayak roti kotak-kotak yang ada di indomare*." Merlyn menatap wajah Ethan dalam-dalam dengan tang
ngerti?!" Galih menekankan kata laki-laki dan tidak bolehnya dengan suara geraman. Dengan patuh Merlyn mengangguk.
kalau itu hanyalah sebuah prosedur test yang menyatakan bahwa dia tidak mengkonsumsi narkoba, barulah ia patuh untuk di bawa beberapa polisi wanita ke toilet club. Kalau
a Liz?" Galih langsung menyalak begit
galak sekali rupanya. Padahal tadi sewaktu berbicara dengan Merlyn suara
tuanya paati sama sekali tidak tahu kalau putrinya Anda bawa ke tempat seperti ini." Galih mulai mengintimidasi Liz. Dia kesal seka
a kan jadi nggak tega. Secara dia itu nggak boleh ke mana-mana. Om Chris dan Tian kan posesif parah
a pikirannya. Saya kira dia perlu tahu soal dunia luar. Siapa tahu dengan begitu, naifnya akan sedikit berkurang. Dari cerita Liz tadi, sepertinya keluarganya terlalu melindunginy
orang menindas seseorang lainnya. Walaupun itu adalah orang tuanya sendiri. Setiap man
g yang memiliki keistimewaan seperti Merlyn ini salah jalan dalam bersosialisasi. Khususnya dengan orang-orang yang tidak ada hubungan darah dengannya. Anda tahu sendiri, di luar sana sarangnya ular dan buaya. Orang seperti Merlyn tidak bisa
saja memborgol tangannya dan mendorong-dorongnya ke depan. Ia kebingungan dan ketakutan saat tangannya di borgol dan di kumpulkan di d
i borgol?" Galih menginterogasi salah se
etamine atau MDMA dalam jumlah besar dalam tasnya, K
ai menangis. Wajar kalau ia ketakutan. Apalagi orang seperti dirinya yang tidak pernah berurusan deng
. Sungguh saya tidak bohong A--Abang polisi." Bripda Astuti dan beberapa anggota kepolisian lainnya
ara kamu nanti di kepolisian." Ethan menyentuh bahu Merlyn sekilas. Berusaha memberikan ketenangan. Melihat suasana mulai memanas, Ethan langsung merubah
inilah maksud saya soal hal-hal yang tidak diinginkan tadi. Seperti inilah jadinya kalau orang sepert
tidak suka yang diam-diam menyelinap di hatinya, saat melihat
erarti kamu ini anaknya Om Chris dan adiknya Tian ya? Astaga, saya adalah teman Abang
ganti pacar. Rupanya Tian menyembunyikan adik istimewanya ini dari predator seperti dirinya. Wajar saja memang. Karena setelah melihat Merlyn, sepertinya dia
gaimana ini ngejelasinnya sama bokap lo, cob
ah gue sama bokap lo!" Liz melemparkan ponselnya begitu saja ke sofa club, seolah-olah sedang memegang ular.
n sekali menelepon orang tua Merlyn sekaligus juga menenangkan Merlyn. Saat ini Merlyn terlihat makin kebingungan kala dikumpulkan dengan belasaan orang yang hasil tes urinen
o Om Chri
ditinggal, rumah kamu juga kosong.
harus menjelaskan mulai dari mana. Apalagi saat dia melihat Merlyn disuruh berjongkok dengan para pengunjung ya
Ahmad, kalian seka
manggil nama lengkapnya, itu artinya ay
t ke sini ya? Mer di tangkap polisi om.
bisa? Om akan s
membawa Merlyn ke tempat ini. Gadis polos itu pasti dimanfaatkan ol
ja memberi perintah-perintah kepada para anak buahnya, tapi tatapannya sebentar-sebentar tertuju pada Merlyn yang sekarang terlihat seperti orang linglung. Ia cuma berdiri diam dengan tangan terborgol. Seorang pengu
!!! Bu
Gede saling berpandang-pandangan. Belum pernah sejarahnya mereka melihat atasan mereka kehilangan kendali seperti itu hanya karena salah seorang tersangka yang diisengi tersangka lainnya. Tetapi saat melihat wajah Merlyn, mereka berdua sama-sama mengulum senyum maklu
Sedari tadi ia terus saja menundukkkan wajahnya. Galih merasa serba-salah. Dia ini polisi yang sedang bertugas menjalankan tugas negara. Tidak professional rasanya bila ia mengistimewakan Merlyn di antara para pengunjung yang terjarin
er mereka negatif. Apa kita bisa membawa mereka semua k
ke markas untuk d
tak-bentak oleh anak buahnya. Setiap bahu Mer tersentak, setiap itu pula Galih mengkertakkan giginya. Mau menolong dia harus professional. Mau di biarkan saja, hatinya kok rasanya remuk redyang sepertinya sedang sakaw, mendorong Merlyn kasar hingga nyaris terjerembab ke depan. Merlyn tidak bis
hawatir. Lagi-lagi Mer hanya menggeleng
irnya Galih tidak tahan juga didiamkan oleh Merlyn. Saat ini Galih mengangkat dagu Merlyn dan memak
lah, kamu pasti akan segera dibebaskan." Galih mengusap l
gal dipojokan. Setelah tes urine selesai dan bawaan kami di periksa semua, baru mbak polwannya bilang di tas saya ada barang bukti. Saya aja nggak tahu kalau di tas saya ada obat-obatan. Sungguh Abang polisi
a. Memperlihatkan pada Galih kalau hidungnya juga basah. Tanpa banyak bicara Galih memb
pembicaraannya, saat melihat pemandangan tidak biasa yang tersaji di depannya. Demi apa coba seorang Kompol Ga