rgian sang ibu untuk selama-lamanya. Air mata Laili terus saja mengalir, saat sedikit saja menunduk untuk membaca s
ke kamar mandi dahulu!" suara Pak Yudi yang kebetu
sa," ucap Laili den
atanya dengan tisu yang memang ia sudah sediakan. Laili melirik jam di dinding, masih empat puluh lima m
saja Bu Amar yang saat itu kebetulan mengawas di ujian kedua, mau menunggu Laili hingga selesai.
n apa, Li?" t
ak majikan saya sedang rusak,
idak?" tanya
Bu," pamit Laili sambil men
ik Bu Amar sambil me
adapan Bu Amar, wali kelasnya. Ia tidak ingin semua orang iba pada
parau lelaki yang ia kenal, berada tidak jauh dari tempat ia berdiri saat ini. Benar saja, ada Danu di sana. Mantan pacarnya yang kini sedang bersenda gurau dengan seorang siswi kelas dua. Berwajah c
lihat canggung sepersekian detik, untuk selanjutnya mereka melewati Laili seperti orang yang tidak dikenal. Air mata Laili yang belum ker
berada di dalam mobil sang papa, tengah melambaikan tangan padanya. Laili menghapus air ma
Don?" tan
buka pintu penumpang belakang. Laili menurut, ia membuka pintu penumpang belakang, lalu duduk denga
u lelah selama sepekan kepergian sang ibu. Sedangkan Doni asik bermain gadgetnya. Sesekali Arya melirik Laili yang masih saja berwajah sembab, dan mata tertutup. Jelas
l mengusap wajahnya kasar ia kembali fokus pada jalanan padat merayap di depan sana. Tak lama, mobil berhenti di
Nyonya!" ujar Arya sambil membe
. Roti yang
a!" pesan Ary
ajikannya ini. Ia memilih beberapa roti yang biasa dibeli oleh majikannya. Lalu mengantre di kasir
sem
, Tu
u waktu lima belas menit, mereka telah sampai di pekarangan rumah. Ad
eteh mengerjakan pekerjaan rumah, betulkan, P
ya
di depannya lebih dulu masuk ke dalam rumah. Sedangkan ia berhenti sebenta
ya Laili." Laili mengulur
ini harus berbagi dengan Bik Kokom. Cepat Laili mengambil pakaian ganti, lalu ia bawa ke kamar mandi. Setelah mandi, bersih, dan segar. Laili
papa dan mama!" seru
mengeringkan tangannya. Kakinya melangkah ringan naik ke lantai
u
u
as
rlahan, sudah ada kedua majikannya di s
yang tadinya ingin duduk di lantai, kini sudah berdiri dan duduk dengan kaku tepat di
aili sambil menunduk, ia tida
idak, menja
ni Laili menatap Bu Ririn
kedua s
-a
*