img Diary Istri CEO  /  Bab 5 Tanpa Pilihan | 4.76%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Tanpa Pilihan

Jumlah Kata:1880    |    Dirilis Pada: 28/12/2021

dalam mobil, pemilik kontrakkan sedang mengetuk-ngetuk pintu

an salam. Bibirnya yang tersenyum wala

aikums

isyah, dari

kan sa

narnya merasa kesal karena sudah dua minggu Aisyah menunggak mem

uangnya be

kontrakkan bisa memberinya kelonggaran waktu lagi. Tib

up?" ucap

egepok uang lembaran merah semua. Aisyah juga baru pertama kali meli

ik kontrakkan langsun

gaimana harus mengganti uang sebanyak itu. Honornya member

lu ustazah, ass

aikums

an Rahman untuk masuk dan melihat-lihat isi rumah. Aisyah tidak setuju dan mem

kontrakkan tadi, j

. Kontrakkan yang hanya ada satu kamar dan satu kamar m

umah." Ucap Rahman ketu

i, daripada di rumah seperti istana tapi penuh tekanan batin. Setelah puas melihat-li

ucap Rahman sambil mendekat

Ha

erubah drastis seperti itu, apakah dia sedang mengejeknya. Tap

merasa canggung mengucapkann

ilan bu Indah belum tertutup tapi dia mempunyai kesadaran untuk memberikan ilmu agama untuk putrinya. Setiap hari ada sekitar lima atau tujuh anak yang latihan mengaji.

-lah, Aisyah tahu ada lowongan pekerjaan di kantor Rahman, namun semua it

eki, Bu." J

bar ya, u

ma kas

. Ini rezeki sedi

ajari Sovia, lalu datang Amirah, Mira, dan Meggy. Semua anak-anak itu berasal dari RT lain. Warga mendapatk

tapi bisa menyenderkan lelahnya. Pintu masih dibiarkan t

Darto, akhirnya Rahman menjadi tahu keseharian Aisyah. Pantas saja orang memanggilnya ustazah. Selain

ja. Merasa ada suara, Aisyah mem

atang?" tanya A

mu. Aku bawakan makan buatmu.

ak sendiri." Kata Aisyah karena meras

makanan apa pun, bahkan makanan instan pun t

mu betah nahan l

ia hanya diam dan berharap pria itu s

idak ingin aku berlama-

h untuk kebai

. Selama di istananya, Rahman memperlakukan Aisyah dengan kasar tapi dia tidak menunjukkan dendam sama sekali. A

sedang baik malam ini, hingga dia sangat royal memberikan tips. Namun pada saat perempuan itu ingin membuka sabuk Rahman, tangannya

.. ming

gkirkan kupu-k

, kamu k

eski malam ini tidak melampiaskan hasratnya tapi sudah m

iasanya memapah Rahm

eekkk

arto berusaha menahan baunya dan membantu Tuannya itu masuk ke dalam mobil. Malam y

mbawa Rahman ke kamar. Mbok Darsih menyiapkan air d

elepaskan sepatu dan kaos kakinya, tidak bisa dibayangkan, jika Pak D

syah

Rahman. Rahman memegang tangan Pak Darto lalu menciuminya. Pak Darto merasa ge

aminan, tapi Ibunya tetap ingin Rahman segera menikah karena jika tidak, setelah lulus kuliah adiknya akan dilamar oleh kekasihnya

karena dirinya dinyatakan tidak subur. Kemungkinan kecil untuk me

ingga terdengar suara yang sangat

n, ke

yah hari ini

k, Tu

inya. Pak Darto yang sedang mengelap mobil pun merasa bingung. J

li. Bahkan Mbok Darsih tidak berani mendekatinya walau hanya untuk menuangk

Tuan Rahman sebentar s

, Pak, tidak bisa sekarang." Aisya

h menduga pasti Aisyah tidak mau ikut. Belum juga Pak Darto keluar dari mobil, Rahman suda

ahman yang sudah merasa membayar kontrakkan itu, pun tanpa sepengetahuan Aisyah, dia sudah memiliki kun

liru. Rahman sudah membuka pintu kamar. Aisyah menutup mulutnya dan ketakutan. Rahman menutup pintu, s

pask

Aisyah dan melemparka

, yah..." b

untuk dijemput!" Rahman m

a janji dengan wali muri

tatapan yang santai. Pak RT memanggil Aisyah untuk keluar. Melihat kerumunan warga Aisy

-laki itu? Apakah muh

laskan Pak RT.

ijelaskan,

Pak RT meminta Aisyah untuk sementara meninggalkan kontrakkan dan kembali lagi

gung entah akan pergi ke mana. Gara-gara Aisyah tidak mau dijemp

tau ke sini, dia tidak mendengarkan nasihat pengurus pondok. Antara mengabdi di pondok dan kel

tangan Aisyah untuk masuk ke dalam mobil. Sekuat tenaga Aisyah

n memasangkan

an. Hingga Aisyah menampar pipi Rahman sangat keras. Pak Darto langsu

it telah ditampar oleh Aisyah untuk kedua kalinya. Ternyata perempuan ini punya nyali untuk berbuat demikian. Baru

Rahman benar-benar tidak bisa dibendung lagi. Aisyah berusaha untuk kabur, dengan cepat

illah

Bahkan dia tidak punya nyali untuk m

apa yang ka

hman meremas pipinya dan memaksa merasakan bibir Aisyah yang ketakutan. Dengan kekuata

ahman memegan

kaki Aisyah. Dengan perlawanan Aisyah masih mencoba menjaga kesuciannya. Aisyah mer

... tid

pack. Aisyah menangis dan tetap memelu

nginginkanku, aku ikhlas tapi kamu halalkan aku d

dak mengenal pribadinya bisa mengucapkan kata-kata seperti it

ku. Kamu bo

epat sekali berubah pikiran. Aisyah tidak mau mengulur wak

h, melihat Rahman yang duduk terdiam merasa tidak tega. Mbo

on?" Mbok Darsih meliha

ak apa-ap

h mengajak Aisyah ke ruang tamu dan mengam

syukur bisa selamat dari serangan Rah

img

Konten

Bab 1 Terjebak Bab 2 Pria Aneh Bab 3 Siapa Dia Bab 4 Tengah Malam Bab 5 Tanpa Pilihan Bab 6 Keikhlasan Bab 7 Sentuhan Pertama yang Menyakitkan Bab 8 Cinta itu Berbunga-Bunga Bab 9 Meeting Pertama Bab 10 Keputusan
Bab 11 Mengenal Karakter
Bab 12 Gamis untuk Aisyah
Bab 13 Merasakan Sensasi
Bab 14 Bermain Hati
Bab 15 Menikah bukan Mainan
Bab 16 Serba Salah
Bab 17 Jangan Pergi
Bab 18 Pelabuhan Hati Terakhir
Bab 19 Penjara Suci
Bab 20 Penjara Suci 1
Bab 21 Menuju Hari Baru
Bab 22 Menuju Malam Pertama
Bab 23 Diary Pertama
Bab 24 Menghilangkan Keraguan
Bab 25 Bukan Curiga
Bab 26 Kedatangan Orangtua Rahman
Bab 27 Ramuan Cinta
Bab 28 Kembali Perkasa
Bab 29 Meja Panas
Bab 30 Belum Ada Tanda-Tanda
Bab 31 Insya Allah Bisa
Bab 32 Test Pack
Bab 33 Hati yang Sakit
Bab 34 Pengakuan
Bab 35 Rintik Hujan
Bab 36 Hujan Semakin Deras
Bab 37 Tetap Cintai Anakku
Bab 38 Diam dan Dingin
Bab 39 Pendinginan Masih Terjadi
Bab 40 Surprise
Bab 41 Keputusan Terakhir
Bab 42 Strategi
Bab 43 Pesan Siapa
Bab 44 Slow
Bab 45 Mencari Keberadaan
Bab 46 Tanpa Perlawanan
Bab 47 Pelampiasan yang Salah
Bab 48 Maafkan Aku
Bab 49 Memaafkan
Bab 50 Tetaplah Menjadi Aisyahku
Bab 51 Persiapan
Bab 52 Ke Singapura
Bab 53 Jangan Ragukan
Bab 54 Pelan Mas
Bab 55 Jebakan
Bab 56 Kembali
Bab 57 Perasaan
Bab 58 Sebuah Pengakuan yang Melukai Perasaan
Bab 59 Kabar
Bab 60 Prematur
Bab 61 Noda Lipstik Merah
Bab 62 Kembali dalam Pelukan
Bab 63 Hanya Kosong
Bab 64 Apalagi
Bab 65 Anak
Bab 66 Tangis Bilal
Bab 67 Kecelakaan
Bab 68 Unsur Sengaja
Bab 69 Panggilan dari Rumah Sakit
Bab 70 Tanah Pemakaman
Bab 71 Suara
Bab 72 Mencari
Bab 73 Keusilan Suamiku
Bab 74 Sambal Teri Hijau
Bab 75 Ingin Kukatakan
Bab 76 Dia
Bab 77 Sebuah Awalan
Bab 78 Dalam Hangat
Bab 79 Dari Sketsa
Bab 80 Dari Sketsa 1
Bab 81 Dari Sketsa 2
Bab 82 Mulai Mengetahui
Bab 83 Nikmat Malam
Bab 84 Holiday
Bab 85 Holiday 1
Bab 86 Holiday 2
Bab 87 Holiday 3
Bab 88 Holiday 4
Bab 89 Holiday 5
Bab 90 Holiday 6
Bab 91 Holiday 7
Bab 92 Holiday 8
Bab 93 Holiday Terakhir
Bab 94 Membaca dari Wajahmu
Bab 95 Kanker Otak
Bab 96 Sakit Terasa
Bab 97 Meminta
Bab 98 Ruang
Bab 99 Menghilangkan Cemburu
Bab 100 The Show
img
  /  2
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY