za. Wanita itu menghadap belakang dan sedang bermain dengan anak-anak panti asuhan. Tawa riang a
kata yang baru disampaikan Rom
sanya mantan istriku mengunjungi anak-anak panti. Kamu
lai melangkah menuju halaman panti asuhan. Tubuhnya bergetar karena bingung harus meng
ke arah Keenan. Hup! Dengan sigap Keenan menangkap bola i
la kamu, ya? Nih, ambil. Hati-hati mainnya." Keena
nak berpipi chubby berada di dekat Kee
Kee
dengan apa yang d
eenan mulai hanyut dengan pikirannya. Ternyata
ngat cantik. Matanya bulat dan cerah, kulitnya putih dengan rona kemerahan di pipi,
lagi ngapa
m, tadi aku lihat anak-anak lagi pada main asyik banget, a
ya?" tanya Khanza. Terli
-anak perasaan sedih j
"Banyak-banyak sabar, ya, Mas. Doakan agar ibu cepat sembuh. Allah tidak akan
," kata Keenan. Sebenarnya dia malu pada dirinya sendiri. Seandainya saja Khanz
u besok lancar. Aa
enan bercengkerama dengan salah satu anak kecil berpeci. Memb
k. Oh ya, siapa nanti yang mau O
kompak sambil angkat tang
pu. Sekaligus kagum sama Keen
abi Yunus dulu sewaktu ditelan ikan paus besar. Tak lupa Keenan membacakan ayat-ayat
kagum Keenan. Sampai akhirnya Keenan usai mengajar mengaji da
Dulu pas mondok di pesantren, sempat me
Mas lulusan p
uma waktu sekolah SMP aja. Terus lanj
api mereka. Keduanya jadi malu dan sadar mereka
a kita kelamaan ngobrolnya jadi ng
ulang. Ini juga mau ke rumah sakit uru
rohmatullah. Hati-h
ihat asal ke arah tertentu, malu sendiri. Keenan menoleh dan tersenyu
*
biasa. Khanza berjalan hendak ke ruangan ibu K
amuala
tangan ibunda, reflek m
arohmatullah. Kha
n. Memandangi ibu Keenan
. Melihat Khanza, Bu Ida senyu
Andai aja ibu dapat menantu seperti do
lu, begitu jug
a sih, Bu?" Keen
ang. Setelah mengucapkan kali
*
m siuman. Keenan senang. Mila pacar Keenan juga Han
Mila. Mendekat ke Keenan membisikkan sesuatu. Melihat Mila
dokter Khanza. Dokte
ngobrol Keenan serius. Seolah sengaja memana
*
it. Mila yang aslinya pendiam, tidak tahan u
er yang menang
-deket Mas Keenan. Tenang aja. Palingan tadi seputar professi
ya a
enan dapet pinjam
i Roman, bosnya. Memangnya Ma
erteman saat SMA dengan Mas Keenan. Roman tidak sebaik itu untuk memberikan kebai
seorang wanita. Roman tidak menghampiri. Ia ke rum
*
bunya hati-hati masuk kamar. Keenan dibantu Hani membopong ibu, lalu merebahkannya
sebaiknya jangan lama-lama, Nak. Takutnya jadi fitnah. Segera saj
da lantas keluar kamar. Dekat pintu Hani
kamu, Dek? Nga
, mainan Smartphone. Ha
sama Mas Roman kok bisa
ila, ya? Nggak ada kesepakatan apa-apa, Dek. Roman kan temen
ngkin kasih pinjem uang gede tanpa kese
ti gaming, Ra
juga masih capek, malah mikir macem-macem. Harusnya
motor. Hani terbengong heran melihat sik
*
an kemud
janjian di kafe bersama teman-teman yang lain. Mengobrol dan saling berbagi cerita ma
an minta waktu karena tidak akan mudah bagi seorang wanita menerima laki-laki yang baru dikenal dalam waktu singk
esan whatsApps bilang mau bicara penting. Keenan datang selang beberapa menit,
ku suka sama kamu, Khanza. Aku peng
get tak percaya. Ia memandan
gak perlu saya jelaskan pun, pasti Mas Keenan sudah m
keberatan, Khanza. Ibuk
tersi
terbaik buat aku, Khanza. Aku yakin kamu juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan. Pe
mdulillah. Kalau begitu silakan Mas ke rumah temui
secepatnya, Khanz
*
umah Khanza bawa seserahan. Mereka disambut hangat orang t
masa lalu Khanza seperti apa. Nak Keenan serius mau membina hubungan baik sama Khanza?" Ayah Khanza ber
lah saya s
h beberapa saat Khanza pun menyatakan bahwa dia setuju dipersu
ra mungkin pertunangan Nak Keenan dengan K
rdoa.Suasana khidmat. Bahkan Ibu Id
*
bertemu di sebuah kafe. Keenan yang mengenakan
as jarang kasih kabar s
masalah aja. Aku juga lagi mikir gimana caran
sesuatu. Keenan terus m
ku udah mencoba menyuruh mereka sabar, tapi orang tuaku
rubah muram. Suara Mila yang bicara pe
*
hone-nya. Belum ada balasan pesan whatsapps dari Keenan. Ki
h, Mas?" Khanza mul
iat menemui Keenan ke rumahnya. Tepat saat
ditunggu dokter
angannya. Agak panik
dy sebentar lagi saya ke sana y
ter ...
buru-buru. Su
*
a turun dari mobil. Suasana rumah Keenan sepi.
m ...." Khanza
eras. Suaranya pun lebih keras. Tak lama pintu terbuka. Keenan yang mem
ada yang kamu bales. Aku telepon nom
u ke sofa,duduk disa
enapa? Mukamu pucat g
ya. Mau memeriksa Keenan. Keenan mengge
anza. Aku nggak
sama aku kalau ada apa-apa.
dak keluar. Napasnya terengah-engah. Khanza yang i
lam hati. Sedari tadi ia terus menolak untuk mendaratkan pandangannya pada
sesudah mengajar mengaji anak-a
ku ke sini mau bantu Mas. Aku ke si
Khanza pulang. Kita 'kan belum menik
kan. Ia beranjak ragu dari kursi. Keenan diam
*
ringat dengan Khanza. Kesedihan dan rasa ber
Aku harus memberitahukan yang se
melaju ke arah Keenan. Keenan kag
ari motor. Keenan terbaring kesakitan
*