un bernama Laurent yang sedang menekan angka di kalkulator dengan jemari tangan kanann
mengurungkan bertanya kepasa boss nya. Telfon disebelah Laurent bersering. Ia m
ha
..
r. Empat pegawainya sedang sibuk melayani pembeli. Ia
l 3. 1 seri semua. Gue ngga
..
u ngebon. Nanti Lani g
..
lu. Ada dui
t sambil men
rent. Lani berlari
t si Johan. Kamu terima dulu duit
ngan dan mencari pakaian dengan kode ters
sembilan belas tahun. Jalan hidupnya miris. Hingga ia bisa berjuang dan bertahan hingg
aik. Tak ada yang tau kalau Laurent adalah seorang mantan Wanita BOOKING ORDER atau BO para pria peng
aurent yang cerdas, sejak dulu tak membuka identitas dirinya kepada setiap pelanggan yang memakai j
h pensiun satu tahun lalu untuk menjajaki dirinya di dunia prostitusi ter
sih tinggal di sana. Laura dan Laurent bersembunyi di dalam gudang kecil di dekat dapur saat hal menyeramkan itu terjadi. Rumah mereka pun di bakar
*
gin balik ke
an dirinya saat mereka makan siang di tempat m
il meneteskan liquid rasa leci di al
n keluarga?"
lah, nggak usah bawa-bawa ke
p tebal dari mulutnya. Beberapa pria menatap
tolong banget ke elo." Citra mematika
ma lo. Acara besarnya besok malam. But please, jangan kasar sama ni orang, dia bukan
isa di sejajarkan sama su
ama menganggap bahwa pria yang bisa atau mau membooking seorang
erin dimana kalau dia nggak mau di hotel." Laurent kemb
oba hubungin ajudannya." Citra mengeluarkan ponsel, s
ke
beranjak. Rambut panjang warna coklat gelap ia kunc
*
a pada sebuah parkiran basemen sebuah hotel bintang lima. Wajah d
ia yang memakai jasanya hanya meminta dirinya
i kekar dengan setelan serb
aya sudah menung
h warna hitam yang dibalik kemudinya sudah ada Pras yan
Ia lalu menatap Pras yang sedang menat
ng harus saya lakukan
engarahkan mobil ke luar hotel. Sebelumnya ia su
n tak ada suara. Hingga ak
name
n kamu... Mmm?"
tau saya?"
ita seperti saya kan." Jawab Laurent asal.
g ia kendarai ke suatu tempat sejuk di daerah pegunu
ik ke arah wanita yang tampak angkuh dalam ke
*
awa dingin terasa. Pras berjalan keluar dari mobil dan duduk
i tempat lain. Harus bang
ak berkata. Pras hanya me
minta baya
rkekeh dengan asap rokok elektrik
aha, saya nggak pasang tarif. Tapi kalau anda mau service lebih, diatas
t pria itu denga
ket biasa apa
n berdiri menghadap wanita itu dengan kedu
t that?" Senyum smirk m
awab Laurent yang ikut berdiri berhadapan.
t ke telinga wanita tersebut lalu berbisik,
hnya dan menatap lekat
u? Deal." Tangan wanita itu terulur. Seketi
ja. Rela jual badan d
tersinggung. Ia berdiri dan
ak perlu saya jelaskan ke anda. Take it or leave it!" Wanita itu emosi. Direndahkan, ia sudah biasa. Seorang
tajam dan marah. "Saya mau tau dulu alasan kamu kenapa
aya!" Laurent berbicara deng
, saya bisa lihat kamu
L
pa lagi. Ia hanya diam dan terus b
aki Laurent