Swiss. Rumah besar itu, hanya dihuni dirinya dan pelayan yang bekerja hingga pukul lima sore. S
snis ia dikenal dengan panggilan 'Sir', at
kenakan pun sebenarnya masih belum bisa menutupi hawa dingin yang ia rasakan. Napasnya terasa berat, kedua matanya menatap nanar, sungguh ia tak in
nggorokan tapi berakhir sia-sia. Ponselnya berbunyi. Ia mele
awabnya
ir, Pak, apa kabar?" Suara y
Ada hal penting apa sampai telepon saya." Pras
da pembukaan beberapa brand ternama perhiasan, dan launcing mobil sport terbaru dari perusahaan e
r dari Pras. Ia memij
saya menginap. Saya juga merasa bosa
k Pras butuh hal l
... ada!"
itu,
salamku ke Jevan dan Aira, kapan
ana terdengar begitu bah
Jevan sehat, dia udah n
. Saya bawa hadiah terbaik untuk Jevan dan si
Pak Pras." Galang
kalau bukan urusan kantor, Galang."
an cabang lainnya di saat ia sudah lelah terjun langsung serta ia menganggapnya sebagai adik. "
langkahkan kaki ke arah tangga menuju ke kamar. "Ya. Siapkan semuanya, penerbangan secepatnya ke
*
awa. Ia melihat ke jendela pesawat. Matahari bersinar terang, ia kembali ke tanah kelahirannya. Pras juga tak sabar melihat Jevan yang sudah berusia empat
tidak. Hanya satu tas ransel berbahan kulit dari merk terkenal dunia yang ia bawa. Kaca mata hitam ia kenaka
an ke saku celana jeansnya. Hingga selesai pemeriksaan imigrasi pun ia lewati deng
iap, Pak," uca
ah siap?" Ia melirik dari balik k
i tempat." Andreas berbicara tanpa menatap ke
il yang kalian siapkan, bawa kembali ke h
ak. Terim
O
Langkah Pras terhenti saat melihat cengiran anak kecil laki-laki yang berlar
rtawa. Ia lalu memeluk dan mengangkat
di? Nggak denge
il itu tertawa karen
uncle," tawa Jeva
yang kegelian karena bulu halus yang tu
wa. Pras lalu menurunkan Jevan dari gendongannya.
ck, Kak..."
, Bro..."
juga, ia sendiri yang menyetir. Tak lama, sedan
emuan di hotel aja?" Galang melirik ke man
a gendut. You are so lucky dude. Gue nggak bisa rasa
bro, Jevan boleh kok panggil kamu Dad
Jevan yang duduk di jok belakang. P
h bisa ngeledek?
alang tertawa. Aira mendidiknya memang harus bisa membaur dengan siapa saja. Tak bol
seorang CEO perusahaan ternama. Pras turun dan di susul Jevan. Bo
eratnya. Aira berjalan dengan perl
ngan. Pras mengusap kepala Aira. Lalu b
banget perut kamu. Aku baik
Kekeh Aira. Pras tertawa. Galang masuk ke dalam
Pras yang hanya tertawa lalu berjalan masuk ke dalam rumah itu. Ia langsung duduk di so
membukanya. Lembaran uang dollar ia
bil merentangkan kedua tangannya k
ap Pras, ia lalu terseny
n. Bisa dapet berapa?" Jevan masih bingung.
alang sambil merapikan dan mem
ihan ini." G
uang segitu nggak ada artinya buat g
sa terimanya." Kini suara Aira ter
ah kasih buat Jevan. Terserah
isa dibantah. Galang dan Aira saling menatap. Ia lalu meninggal
a kalau dia manjain anak-anak kita kayak gini. Keburu lapuk
-om inceran cabe-cabean banget itu. Sugar daddy. Tapi aku nggak mau kalau sa
a siapa ya?" Galang mondar
i, kita fokus ke ini duit segepok 3000 dollar mau diapain. Ini kalo
ni. Kenapa nggak dari dulu aja kan ya, aku jadi nggak perlu lewatin f
u buka kisah lama?!" A
., si kembar mau lahir, aku
a-sa." Pelotot Aira. Galang menunduk
," ledek Aira. Ia lalu melepaskan tang
han-nahan, dikit lagi, Lang, jangan, cab--"
ot Aira lagi. Galang terkekeh. Ia l
ng memeluk Aira walau pelukannya terhalang kedua a
h keturunan ke perempuan mana pun." Suasana me
yang bisa terima kondisi K