da di pusat kota. Salah satu tujuan wisatawan juga. Sore sudah semakin menghilang berganti menjad
pergelangan tangan Laurent dan b
al Laurent. Ia kesal juga, ka
elana sependek itu. Bahaya. Ini bukan Jakarta. Di Jakart
ak salah, makan mie di kedai pinggir jalan gini. Kamu seorang milyader
sambil meminum teh hangat itu di gelasnya. Lau
mata Pras menyipi
ab Laurent, padahal
tang. Dua porsi mie sap
nado suka yang pedas-pedas, kan?
oritenya itu. Laurent pun sampai mengeluarkan ekspresi senang.
mbali ingat beberapa kali lalu itu mencium dan melumat bibir Laurent demi pera
beli milkshake, ini
pa milk
i pada air dingin biasa." Ia menatap Pras, mengambil ti
gini." Laurent mengambil tisu lagi dan bergant
as bertanya.
terkekeh, lalu dengan lembut Laurent meng
jemarinya yang mengelap bibir merah Pras. Ia m
ak lagi napsu dengan makanan dihadapannya. Namun napsu lainnya yang
gannya terlepas. Ia beranjak d
telahnya ia segera berlari mengejar Laurent yang berada di tengah ram
ET
n Laurent diantara banyak o
di aku lihat Laur
. Laurent melepaskan pelukan erat
t menatap sedih, kecewa, dan marah. Pras meng
ncari-cari. Ia kehilangan sosok wanita yang sepintas mir
u
nnya terasa nyeri, kencang juga pukulan Laurent. Tapi itu tak mengapa, Laurent tak boleh me
*
sil permintaan Pras. Mereka sudah kembali ke apartemen sejak dua jam lalu
Pantry sudah rapih. Ia tak mau menatap Pras. Saat meletakkan piring berisi
nnya. Napsu makannya beberapa hari ini sedang menggila. Mungk
i aku yang cuci." Laurent masuk ke dalam kamar da
ecewa, Rent.' ucap dalam hati Pras
*
lam kantung laundry karena jam enam pagi petugas laundry akan datang me
n tak memakai celana pendek, padahal jelas ia memakainy
ngat. Pandangannya menerawang ke langit yang masih gelap.
g, ayo ketemu." Laurent berucap sendiri. Bulir air ma
endu menatap Laurent, namun, berganti menjadi ekspresi l
s berjalan menuju Pantry. Laurent hanya m
s berbelok menghampiri Laurent dan merebut cangkir milik wanita itu. Ia meminum teh milik La
sambil meletakan ca
lebih manis k
ir Laurent sekilas. Lalu melepaskannnya.
ent." Pras lalu berjalan kembal
terdengar. Sedangkan Pras suda
n dan menahan rindu dengan benda kenyal mili
enam
aruh nasi di atas dua piring dan menyiapkan air putih dua gelas. Su
am," Lede
ndreas menatap Pras yang menahan senyum.
Pras," sap
ulai memakan sarapannya. Laurent memotong roti perancis ra
iang, semua sudah lebih rapi dan sel
Mengkode Andreas untuk m
agih." Pras berbicara sedikit kencang, supaya Laure
Pak?" Bis
Jawab Pras sa
an bersiap. Pras berjalan menghampiri Laur
ngkarkan dasi di leher Pras yang menatapnya lekat. Laurent cember
ent kembali duduk
ala Laurent. Tangan wanita itu menepiskan kasar. Ia tak mengan
nt beranjak dan merapihkan piring dan g