a's
rrr
tiba-tiba meriang. Padahal sedari pagi aku merasa
di dalam rumah pun rasanya berbeda semenjak kepergian Mas
wasi sekeliling kalau-kalau ada
zzz
eg
. Refleks aku segera berbalik ke belakang. Rasanya
mbali melangkahkan kaki ke dalam kamar. Badanku mendadak
ra
suara piring yang pecah membuatku menghentikan langkah. Aku
tetap melangkahkan kaki menuj
ga!" p
m sedang duduk santai di atas meja makan. Sosok it
ti tak peduli dengan keberadaanku.
era mendekati nya. Aneh, begitu aku dekat dengannya, ra
gannya dengan makh
u untuk menyentuhnya. Benda ber
akarku. Kukunya yang ta
-drap
meringis kesakitan. Setelah sosok itu pergi, rumah kembali terasa dingin. D
cing siala
*
k sekali. Aku ingin ber
h, ta
rt! D
a tepat di meja sampingku. Jam mungil yang selalu membuatku terbangun setiap pagi. Jam dua belas siang. Aku
ingin teriak, tapi suaraku bagai tercekat. Hanya bisa mengg
oa yang kuhapal. Aku tak punya cara lain.
erti semula. Keanehan belum berakhir. Aku merasakan area kewanitaank
an mencumbuiku di saat aku te
ja. Ku telpon berkali-kali tapi ta
a ku telpon Nania, sahabatku yang
-tut
assalamua
dong. Apa suamiku ada di s
, dia ..
amiku, Nan!
dengan wanita lain, aku
a-ada, Nan. Ga mungk
ulu ya, W
-tut
r ucapan Nania. Apa benar mas Fadlan telah menduakanku? Istr
gontai aku berniat untuk menemui suamiku . Baru
zzz