img Banyu-2 tak tergenggam dan yang lepas.  /  Bab 3 Surat panggilan | 30.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Surat panggilan

Jumlah Kata:1995    |    Dirilis Pada: 14/12/2021

tar dua bulan yang lalu aku lulus kuliah. Telat satu setengah tahun dari orang-orang kebanyakan. Sekarang aku hanya jadi beban untuk orang tuaku saja. Setidaknya ini adalah s

ngkan kau harus jongkok berjam-jam dan berjalan pelan kebelakang. Alhasil ketika sampai rumah pinggangku kaku semua. Aku juga kadang heran kepada bapak sama petani-petani lainnya yang sanggup melakukan hal-hal demikian dan masih bisa tersenyum. Apakah aku saja yang kurang bersyukur? Mungkin iya. Buktinya sekarang aku hanya bisa meracau dan men

u sangat monoton sekali. Rutinitas yang bisa diblang sangat membosankan. bunyi mesin laptop berdesing, walaupun terbilang sudah sangat jadul dan ketinggalan zaman laptop ini sangat membantu dalam kegiatanku. Aku masuk pada kontak

ari sarapan. setidaknya walaupun peng

ndara motor yang memakai jas hujan dan helm, itu terlihat seperti orang-orangan sawah yang sering aku temui dikampungku. Menggelembung dan unik. Ketika hendak aku membuka pintu untuk keluar, dibawah kolong pintu ada sebuah amplop coklat. Aku ambil lalu aku baca. Tertulis untuk Banyu

k: B

i:

mi selanjutnya. Aku tahu asti ini membingungkan bagimu, tetapi simpan saja bimbangmu karena segala pertanyaan akan di

gi, maaf mengg

pikiran isi dari kalimat surat itu. Ini sangat mengganggu. Akhirnya aku putuskan untuk menghilangkan rasa penasaranku, aku akan mendatangi alamat itu. Jika surat itu berbohong setida

multinasional MNG group. Aku masuk kedalam jalan tersebut. Jalan yang luasnya kira-kira dua meter itu dipenuhi perumahan elite dengan bangunan-bangunan mewah. Sepertinya ini adalah tempat orang-orang kaya. Aku baru tersadar, harus kemanakah Langkah kaki ini. Aku sampai lupa bahwa tidak ada alamat

a yah?" tanyann

tu membuatku jadi kik

apat surat dan disuruh ke sini" ucapku sambal

ang mas, nggak ada alamat sp

rjain nih sama orang yang ngirim surat ini" s

si bapak "ada nomor telepon yang bi

ran. Apa sebaiknya saya pula

begitu" jawab bapak p

ya pak" ucapku sambal

awabnya yang juga ikut

li lagi pada awal jalan ini. aku duduk dibatu bulat yang terbuatdari semen yang terletak dipinggir jalan. Sambal munggu angkot , aku buka

ar dari belakang. Sontak itu membuatku k

u?" tanyak

adar aku menurut dengan napas yang dia ucapkan. Atau mungkin aku mem

urat pagi tadi." Ucapnya santai tanpa beban. Sedangkan aku masih focus dengan roti ditanganku

au ini menyebalkan sekali

jut dengan perny

k punya sopan santun lagi denganku. Kau ini bisu atau gimana? Heuh, Seha

seenaknya tanpa disaring dulu, padahal aku baru tahu hanya sekedar namamu, buk

ku pastikan mulutmu tidak selanca

empatnya" sambungnya, lalu dia berjalan dulu

Heuh setidaknya ini lebih baik dari pada harus mendengarkan omongan sombongnya. Aku masih kagum dengan rumah-rumah ditempat ini. aku teng

awa siapa tuh...

nnya ibu" jawab Susan dengan gampan

adi muter-muter" uc

ng tadi yah..."

perempuan sialan ini, gerutuku dalam

n menjelar, aku tidak tahu apa Namanya, dan beberapa pot bunga yang menghiasi rumah bagian depan. Ada yang digantung dan ada juga yang besar diletakan sebelum pintu masuk, seperti sengaja dipasang untuk ucapan selamat datang. Aku masuk keruang tamu, tempatnya lumayan luas dan ada sebuah meja Panjang dengan sekitarlebih dari sepuluh kursi yang melingkar. Dan diats dinding ada televisi dengan layer 88 inci, sepertinya ini digunakan untuk rapat. Gumanku dalam hati. Disamping ruang tamu ada ruangan seperti ruangan kerja yang setip sekatnya dibatasi dengan kaca bening. Jumlahnya sekitarsama dengan jumlah kursi yang ada diruang tamu. Terlihat ada enam orang yang sedang mengerjakan sesuatu ditempatnya masing-masing. Selebihnya kosong. Entah itu belum terisi atau pemiliknya se

?" ucapnya dengan s

boleh bu" uca

epan pandangan kami. Cangkir itu mengelu

relax" ucapnya menyilahkanku sembari i

i dalam cangkir. Ada rasa manis yang pas dengan kehangatan yang masuk dalam teng

apun yang kau ingin ketahui" lagi-lagi ia mengucapkannnya dengan senyum t

h? Sepertinya aku tidak pernah meletakan

lah sebuah tempat yang kau butuhkan"

bu" aku menggaruk-garuk

ah brgabung dengan kami

Baiklah kami akan menyiapkan jadwal Latihan untukmu. Untuk meningkatkn

an jawaban apakah aku akan b

anyu?" balasnya dengan santai samb

gan jobdesknya

diatur tergantung kondisinya. Bukankah air sa

enar tahu semuanya tentangku. Jika benar, si

mengamatiku enam bulan te

ah Susan telah menj

tuntun oleh takdir. Saya setuju" ucapku tegas. Meyakinka

u bahwa Namanya adalah Ningrum. Serta ada sebuah disk yang bertuliskan namaku. Beliau menyuruhku menyimpannya sebagai tanda pengenal, yang kemudian aku bikin me

ara aku introvert? Entahlah. Tapi setidaknya tulisanku kini telah mencapai angka tiga ribu lima ratus kata. Angka demikian sudah

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY