dalam Renata menangis karena tersiksa pernikahan ini. Ia meraung dan meronta ingin lepas dari siksaan yang lebih kejam dari siksaan sang Tante. Ia butuh seseorang yang menolongnya, k
suami. Hampir di setiap tempat tubuhnya terdapat luka itu dan yang paling parah adalah bagian dadanya. Ia bahkan tak lagi sanggup mena
menyergap mangsanya. Tak peduli mangsa itu lemah atau tidak. Tapi, tetap Renata ak
ntah kenapa ia tetap pergi. Tak peduli sedikit pun dengan Renata. Gadis malang yang
-ototnya sakit semua. Lebih tepat untuk menggambarkan kondisi Renata adalah se
dari tempatnya berpijak. Dan membentur apa pun yang menghalangi tubuh ring
itulah yang sedang dirasakan oleh Re
ajar oleh sang Tante. Di perintah menguras keringat untuk menutupi hutang-hutang Tante
yang ada. Entah kenapa ia rindu Tantenya. Dan juga sahabatnya Miranda T
sinya sekarang apa ia akan sanggup pergi keluar. Dan bukankah R
a lewati. Ini juga pasti bisa di lewatinya. Rena berusaha bangun dari ranjang. Baru
, Renata tak boleh mengalah pada sang suami. Ia harus kuat. Kamu pasti sanggup Ren, ayo bangun! Lup
a kembali ceria dan tersenyum lebar. Senyum yang menghiasi wajahnya membu
bis
pasti
gat Re
r kembali semangat. Renata tak butuh dokter. Renata tak butuh obat.
ersenyum. Dan tak pernah sekali pun ia di bawa ke rumah sakit. Car
gkahkan kakinya sampai di depan kamar mandi. Ia yak
kkan pernah mau tunduk oleh nya. Seberapa kuat pun ia berusa
g suami padanya. Tak pernah sekali pun ia menikmati itu dan bersyukurnya Renata adalah bahwa bagian tub
a tak kunjung berhasil menggoyahkan pertahanannya. Kerena bila sekali saja Renata goyah mak
*
ng gadis cantik dengan pakaian seksi berwarna p
ekali mencubit lengan kekar Frans. Mereka terlihat sa
rasa malu. Karena mereka sedang ada di ruang publik. Mereka memasuki butik pakaian wanita terkenal. Di sana te
i hilang akal dan membuat sesuatu di dalam tubuhnya terbangun. Sialan! Umpatnya. Ia sempat heran karena semenjak bersama Ren
nginginkanya. Itulah yang membuat ia benci sekali dengan Renata.
in di ranjang. Sedih mengetahui gadis yang di inginkanya sakit. Entah bagaimana nanti malam akankah ia
ukum. Karena ia melakukan
gadis di samping nya ma
ebentar. Lalu mengangguk. Namun respon si gadis justru berbeda ia tak
encoba berkeliling. Dan ia menuju ke bagian pakaian dalam wanita. Di sana banyak sekali pakaian dalam ya
. Lalu menghembuskannya perlahan. Entah kenapa tangan dan otaknya tak singkr
ulikanya gadis yang bersamanya tadi. Seakan Frans lupa,
ena mengira jika Renata masih terbaring tak berdaya di ranjang. Ta
am tanaman dengan ceria. Dan wanita itu adalah istrinya, Renata! Istri yang sudah ber
ia terlihat b
masih merasakan sakit tapi ia berusaha menutupi itu dengan wajah datarnya. Seakan ingin menunjukan pada
ginya dengan paksa. Ia bahkan tak segan untuk segera menyatukan dirinya d
s yang penasaran pun akhirnya membuka lebar kaki Renata dan memeriksa kondisi sebenarnya. Ternyata parah
nya dan membuat luka itu menjadi basah dan terasa amat sangat pedih. Renata menggenggam jemarinya dengan sangat kuat, sungguh ini sangat menyiksanya. Rasanya ia sud
untuk mencoba menghilangkan rasa sakit dengan pikirannya. Frans juga melihat bibir Renata
sih, kenapa harus menahann
ali lagi ke kamar. Tapi ia salah, Frans justru muncul dengan kotak obat di tangannya. Kaki Renata ia tarik d
uat Renata memejamkan mata karena rasa pedih yang
berdering, ia pun segera meng
kan kotak itu dan ia taruh di samping Renata. Ia tatap wajah Renata yang masih datar saja. Frans tak mengatak
i halaman rumahnya yang luas itu dan munculah sosok wanita yang begitu cantik nan seksi dengan senyum menggod
nja di lengan pria tampan itu. Bahkan Frans bisa merasakan se
ta pakai untuk menonton Tv. Mereka duduk dengan saling menempel satu sama lain, Tv di nyalakan sementara
Frans dengan s
an sangat panas dan hot. Bahkan suaranya pun terdengar seisi ruangan. Tanpa mereka sadari Renata menatap nanar pada pemandangan
u duduk di sit