Waktu libur bukanlah waktu yang menyenangkan bagi seorang Renata. Karena ia harus melihat Suaminya sendiri BERCINTA DENGAN GADIS LAIN. DIDEPAN MATANYA SENDIRI! Sanggupkah Renata bertahan menjadi ISTRI SEORANG PLAYBOY ??
Tengah malam terlihat seorang gadis yang baru saja keluar dari Supermarket, tempat kerjanya selama hampir 2 tahun terakhir. Setelah lulus dari SMA ia tak lagi melanjutkan pendidikannya karena kurangnya biaya.
Akhirnya memaksa sang gadis cantik untuk terjun langsung pada dunia pekerjaan. Ia sudah lelah dengan semua masalah yang ada, tapi, ia juga bukan gadis yang akan menunjukkan kesedihannya. Ia adalah gadis yang begitu periang dan selalu tertawa, membuat semua orang yang berada di dekatnya menjadi begitu sayang.
Ya, di tempat kerjanya, karena di rumah ia hanya di anggap sebagai mesin pencetak uang saja oleh sang Tante. Gadis cantik bernama Renata Kanya Putri adalah anak tunggal dari seorang pemilik restoran terkenal yang berada di kawasan elit Jakarta. Dulu semasa orang tuanya hidup ia sangatlah berkecukupan, hidup bahagia tak ada penderitaan.
Namun, setelah kematian tragis orang tuanya semua berubah, Renata harus tinggal bersama dengan sang Tante yang pecandu alkohol, kenapa harus hidup bersama Tante pecandu alkohol? Karena ia sudah tak memiliki siapa-siapa lagi.
Warisan orang tua Renata telah Habis, karena Tante memakainya untuk berjudi, mabuk dan membayar hutang. Itu pun masih tak cukup karena hutang sang Tante terbilang cukup besar.
Kala itu Renata hampir di jual sang Tante karena ia tak mampu membayar hutang dengan nominal cukup besar, tapi Renata masih beruntung karena ia di tolong oleh laki-laki baik, Renata di tebus dan di bebaskan oleh sang laki-laki yang tak di kenalnya itu. Jika ia tak tolong saat itu maka Renata akan habis di atas ranjang oleh pria-pria hidung belang.
Hingga kini Renata selalu berharap untuk bisa bertemu dengannya. Laki-laki baik hati itu. Berharap bertemu dan balas budi. Walau nasibnya tak sebaik dulu, tetap saja di bandingkan dengan hidup melacur ia lebih memilih untuk bekerja siang malam demi melunasi hutang sang Tante yang terus menumpuk setiap harinya. Setidaknya ia masih memiliki harga diri untuk menatap dunia.
Renata lebih senang di luar rumah, ia mengambil tiga pekerjaan sekaligus, lelah kah? Tentu saja tapi ia lebih bahagia setidaknya ia bisa menghindari amukan sang Tante setiap kali melihat wajah Renata. Entah apa alasannya Renata pun tak pernah bertanya. Ia jarang sekali berkomunikasi dengan sang Tante, karena setiap kali hendak bicara yang ada hanya asbak melayang hampir mengenai wajahnya. Renata pun betekat untuk mengurangi bicara dengan sang Tante jika bukan hal penting.
Nah alasan kenapa Renata bisa kerja di tiga tempat sekaligus, itu karena pemilik dari ketiga tempat itu adalah sahabatnya sendiri. Beruntung bukan? Dengan gaji yang sama seperti karyawan lainnya. Sahabat setianya dari dia kecil dulu. Miranda Tan gadis keturunan Cina-Indonesia. Mereka bersahabat dari kecil karena dulu orang tua mereka pun bersahabat.
Miranda Tan adalah gadis cantik, cantik yang sempurna seperti boneka manekin. Selain cantik ia juga tinggi, langsing dan sangat baik hati. Benar-benar sangat jauh dari Renata yang kusam, kumal dan tak terawat. Pakaian yang di kenakannya pun selalu sama, koas merah, celana jins belel, kaos berwarna hijau , celana jins hitam, kaos berwarna hitam dan terakhir celana jins berwarna biru.
Selama satu minggu hanya itu saja yang akan di kenakan oleh gadis bernama Renata itu. setiap Miranda hendak membelikannya maka dengan manja Renata akan mengatakan.
"Kasih uangnya aja ya, sayang kalau uangnya hanya di belikan pakaian, lebih baik uang bisa untuk menambahk tabunganku, ya kan?" Selalu saja seperti itu jawaban dari Renita tiap kali Miranda ingin membelikannya pakaian. Miranda sendiri tak bisa membantahnya karena ia tahu perjuangan sahabatnya ini, ia berjuang untuk melunasi hutang sang Tante yang mungkin tidak ada ujungnya itu.
Pernah Miranda ingin melunasi hutang itu tapi Renata langsung menolaknya ia bahkan mengancam memutuskan persahabatan mereka bila Miranda ikut campur dengan hutang-hutang itu. Renata lebih senang jika Miranda memakai jasanya lalu membayar nya.
****
Renata akhirnya sampai di depan rumahnya. Dan bersiap untuk masuk. Namun samar-samar ia mendengar suara sang Tante yang nampak tengah berbincang dengan seseorang. Renata masuk dan mendapati sang Tante tengah mengobrol dengan seorang pria tampan nan gagah, dengan pakaian khas perkantoran.
Pria duduk berhadapan dengan Tante dengan jas tergeletak di samping tempat duduknya serta tas kerjanya. Sepatu yang kenakan terlihat mengkilap dan mahal seakan ingin menunjukkan siapa pria di hadapannya itu.
"Ehem!" Tante berdehem yang membuat Renata langsung tersadar dari lamunannya. Dengan cepat Renata menunduk dan masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar ia bergegas mengganti pakaiannya yang lusuh dan bau itu, lalu Renata merasa haus dan berniat untuk mengabil air minum di dapur. Tapi, ketika ia baru saja melangkah keluar dari kamar, suara sang Tante terdengar memanggilnya. Renata pun mengurungkan niatnya untuk mengambil air minum.
Renata akhirnya menghampiri sang Tante dan tanpa sadar ia melirik pria tampan itu. Pria itu hanya terlihat cuek dengan bersandar pada sofa lalu melihat ke arah yang lain. Seakan ia enggan melihat Renata yang ada di hadapannya. Renata mencoba untuk tidak peduli tapi tak bisa di pungkiri jika Renata tak bisa menghentikan matanya untuk terus melirik pria tampan itu.
"Duduk," pinta sang Tante, Renata pun duduk di samping Tante dan ia pun mulai menjelaskan alasan kenapa Renata harus duduk bersama dengan mereka.
"Ren, Tante sudah menjual rumah ini dan Tante sudah mendapatan uangnya," jelasnya dengan santai seakan itu bukanlah apa-apa. Renata yang mendengar itu tentu saja shock bukan main. Ia tatap Tante dengan tatapan tajam. Bagaimana mungkin Tante setega itu menjual rumah miliknya tanpa sepengetahuannya, rumah peninggalan orang tuanya, harta satu-satunya yang ia miliki saat ini. Jika rumah ini di jual lalu bagaimana nasib Renata? Akankah ia menjadi gelandangan? Ah, tidak, Renata masih ada kerjaan tapi ia bekerja hanya untuk melunasi hutang, apa artinya jika rumah ini di jual hutang sang Tante sudah lunas semuanya?
"Lalu bagaimana dengan Renata, Tane, di mana Renata harus tinggal setelah ini? apa Tante sudah mempersiapkan rumah untuk kita berdua?" tanya Renata.
"Bodoh, siapa yang sudi tinggal bersama mu lagi, kamu itu buat aku sial tahu."
"Tante, tapi, aku ...."
"Sudah, tidak usah cengeng, kamu harusnya berterima kasih pada Tante karena menjual rumah ini dengan pria tampan nan kaya. Karena ia membeli rumah ini sekaligus denganmu."
"Maksud, Tante?" Renata tak paham. Dan itu membuat sang Tante geram.
"Bodoh! Tentu saja kamu akan menikah dengan pria tampan ini!" jawab Tante dengan geram. Karena sebenarnya ia pun tertarik pada pria tersebut.
Bukan senang tapi Renata justru lebih shock dari sebelumnya, apakah hidupnya milik sang Tante sampai semuanya ia dapatkan dari Tantenya? Pertama jual rumah tanpa persetujuan Renata ke dua ia harus menikah dengan pemilik rumah baru. Apa maksud Tante dengan semua ini? apa ia bermaksud untuk menjualnya lagi seperti dulu?
Tak bisakah untuk pernikahan ia memilih calonnya sendiri? Se-tak berharga itukah dirinya sampai semua di atur oleh sang Tante? Air matanya mengalir deras, ia tak sangka jika hidupnya benar-benar buruk setelah di tinggal pergi ke dua orang tuanya. Rasanya saat itu Renita merindukan sosok orang tuanya yang selalu ada untuk dirinya kala senang mau pun susah.
Terlebih sang Tante di mana ia seperti parasit, hidup menumpang dengan alasan wali satu-satunya, dan hidup dengan uang hasil kerja keras Renata, ia bahkan tak pernah merasakan sepeser pun uang jerih payahnya. Lalu kini ia harus di paksa menikahi pria asing yang tak ia kenal sebelumnya.
Bahkan namanya saja ia tak tahu, walau ia tampan siapa yang tahu isi hatinya, bila ternyata ia hanya orang dari sindikat penjualan organ tubuh bagaimana? Renata benar-benar ketakutan luar biasa. Ia menangis semakin deras.
"Lupakan air mata sialan mu itu!" bentak Tante yang membuat Renata seketika diam.
Pria itu melirik sekilas lalu bangun setelah bergumam. "Menjenuhkan." Renata jelas mendengar itu dan ia menoleh tapi menunduk kembali karena takut.
"Bersiaplah," ujarnya. Sang Tante yang mendengar itu langsung lari ke kamar Renata untuk membereskan pakaiannya yang tak seberapa itu. Kemudian sebuah koper mini terlempar dari kamar Renata membuat Renata kaget karena ia tahu itu adalah koper miliknya.
"Ko-koperku," gumam Renata. Ia lalu melihat sang Tante dan meneteskan air mata karena ia paham apa yang akan Tante nya lakukan, yaitu mengusir Renata dari rumahnya sendiri.
"Tante ...." Renata tak bisa berkata-kata lagi.
"Ambil, dan keluar dari rumah ini, ikuti calon suami mu dan jangan pernah muncul di hadapan ku lagi, aku sudah sangat muak melihat wajahmu, kau tau!" bentaknya yang membuat hati Renata teriris mendengarnya. Padahal selama ini apa pun yang Tante lakukan tak pernah ia mengeluh, ia bekerja siang malam hanya untuk menutupi hutangnya tapi inikah balasannya?
Akhirnya Renata menyerah ia ikuti kemauan sang Tante untuk terakhir kalinya. Ia menatap ke arah Pria tampan itu, seakan meminta penjelasan apakah ia akan tidur di rumahnya atau ia harus tidur di emperan jalan terlebih dahulu?
Pria itu menatap Renata. "Ikut aku," ujarnya yang langsung lebih dulu pergi dari sana. Renata sempat melirik sang Tante yang ogah melihat wajahnya. Renata berjalan perlahan meninggalkan rumah yang penuh kenangan itu.
Renata pada akhirnya masuk ke dalam mobil mewah tersebut, dan mereka saling diam sampai mobil berjalan menjauh dari rumahnya. Renata langsung menoleh ke arah sumah itu, ia meneteskan air mata.
"Kita mau ke mana?" tanya Renata dengan bodohnya. Dengan malas pria itu menjawab.
"Ke rumah ku, besok kita menikah." Renata tersentak kaget dan langsung menoleh.
"Apa!" teriaknya kaget.
"Kenapa?" tanyanya santai.
"A-aku tahu kalau kita akan menikah tapi bagaimana bisa secepat itu?"
"Kenapa tidak bisa?"
"Ya kan, kita butuh dokumen-dokumen."
"Sudah selesai."
"Hah, kok bisa?" Renata makin tak percaya.
"Besok tinggal di rias dan kita menikah, semudah itu."
"Ta-tapi kan, aku ...."
"Perwalian mu di ambil alih oleh wali hakim, tenang saja semua sudah di atur."
"Tapi aku ...."
"Siap atau tidak bukan urusanku, kalau tidak siap ya silahkan kembalikan uang yang sudah di ambil oleh Tante mu." Renita diam, bagaimana caranya ia kembalikan uang itu dalam sehari, gila, ini benar-benar gila. Perjodohan ini bukan untuk kebahagiaan tapi untuk menyiksa dirinya.
****
Renata tiba di rumah sang pria tampan, kondisinya ia sudah lelah sehingga ia tak terlalu peduli dengan rumah yang akan ia tempati itu. Ia bahkan berjalan lunglai karena rasa kantuk yang begitu kuat.
Tiba-tiba Renata sudah ada di sebuah kamar, kondisi kamar sangat gelap tapi karena ia merasakan sebuah kasur empuk ia langsung tertidur saat itu juga.
Pria itu berdiri di sampingnya tanpa mengatakan apa pun. Entah berapa lama ia berdiri dan memperhatikan wajah Renata lalu ia pergi dari sana tanpa suara. Renata sendiri masih tidur dengan pulasnya.
Ia bahkan sampai bermimpi indah terlihat dari senyum di wajahnya bahkan terdengar suara kekehannya, benar-benar mimpi yang indah. Mimpi indah di saat ia tengah di jodohkan paksa oleh orang yang tidak ia kenal.
Sebenarnya ini bukan perjodohan melainkan jual beli. Benar, kalau dipikir lagi bukankah Renata telah di jual oleh Tante, ia dapat uang sementara Renata harus pindah dari rumah dan menikah dengan orang yang tidak ia kenal.
Tapi sepertinya Renata tidak terlalu ambil pusing terbukti dari cara tidur Renata yang terlihat nyenyak dan nyaman, sampai mimpi indah.
Noelia atau biasa di sapa Noe. Gadis mungil berusia 8 tahun kelas 2 Sd, hidup tanpa kedua orang tua dan hanya tinggal dengan Tante Novi yg berusia 30 tahun, single. Noe adalah anak yang ceria walau ia kekurangan kasih sayang orang tua. Hidupnya berubah saat tetangga baru datang menyapanya. Seorang pengantin baru dengan usia yang terbilang masih muda. Wisnu dan Santi. Noe memanggil Wisnu dengan sebutan Om. Kebaikan Wisnu membuat Noe semakin menyukai Wisnu, mendapatkan kasih sayang yang tidak pernah ia rasakan membuatnya tak bisa lepas dari sosok Wisnu. bertahun-tahun mereka bertetangga membuat hati Noe berubah perlahan-lahan. Hingga sampai puncaknya bibir tipisnya mengucap sebuah kata Aku sayang, Om
Pasutri baru tentu ingin selalu bahagia, tanpa ada masalah apa pun di dalamnya. Pasutri baru pasti beranggapan jika menikah barang tentu bahagia. tapi, kenyataannya Aku dan suamiku harus menghadapi berbagai macam konflik rumah tangga. Aku harus bersabar menghadapi keluarga suamiku yang sama-sama tinggal di satu atap. Aku harus bisa menjadi istri yang mampu mengelola keuangan sebaik mungkin karena banyak pengeluaran rumah tangga, belum lagi soal anak yang tidak kunjung datang dan masih banyak masalah lainnya. sanggupkah aku bertahan dengan rumah tanggaku yang penuh masalah ini?
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?