/0/2975/coverbig.jpg?v=433628d83c5268e035b62c0c0566d777)
Noelia atau biasa di sapa Noe. Gadis mungil berusia 8 tahun kelas 2 Sd, hidup tanpa kedua orang tua dan hanya tinggal dengan Tante Novi yg berusia 30 tahun, single. Noe adalah anak yang ceria walau ia kekurangan kasih sayang orang tua. Hidupnya berubah saat tetangga baru datang menyapanya. Seorang pengantin baru dengan usia yang terbilang masih muda. Wisnu dan Santi. Noe memanggil Wisnu dengan sebutan Om. Kebaikan Wisnu membuat Noe semakin menyukai Wisnu, mendapatkan kasih sayang yang tidak pernah ia rasakan membuatnya tak bisa lepas dari sosok Wisnu. bertahun-tahun mereka bertetangga membuat hati Noe berubah perlahan-lahan. Hingga sampai puncaknya bibir tipisnya mengucap sebuah kata Aku sayang, Om
Di tengah derasnya hujan, Novi wanita cantik berusia 30 tahun berstatus single tengah menyeduh teh untuk menghangatkan tubuhnya. Samar-samar ia mendengar celoteh seorang bocah di dalam kamar. Ia pun mendekat perlahan dan menempelkan telinganya di pintu kayu.
"Kata Mama sama Papa, kamu itu bisa buat aku senang, bisa buat aku nggak kesepian, jadi kamu itu nggak boleh kotor, ngerti nggak Kelinci!" Novi yang mendengar celotehan si kecil jadi merasa sedih, ia tahu betul jika perasaan keponakannya yang baru berusia 8 tahun itu pastilah hancur.
Di usia sekecil itu ia harus menjadi yatim piatu. Kecelakaan beruntun yang mengakibatkan orang tua gadis mungilnya harus terenggut. Noelia Larissa yang waktu itu berusia tepat 6 tahun dihadiahi sebuah kabar buruk yaitu berita kepergian orang tuanya untuk selamanya. Kado terakhir yang sempat disiapkan oleh sang Ibu adalah sebuah boneka kelinci.
Boneka yang sudah diwasiatkan untuk menjadi teman Noe dikala sepi, dan Novi kini melihatnya sendiri, boneka itu benar-benar menemani kesepian Noelia. Hanya dirinyalah kerabat satu-satunya Noelia yang tersisa karena kedua kakek dan nenek Noe sudah lama tiada jauh sebelum dia lahir.
Ayahnya sendiri tak memiliki saudara kandung, sementara sang Ibu hanya memiliki Novi sebagai adik satu-satunya. Tentu saja, Novi yang selalu dibantu oleh kakaknya semasa sang kakak hidup akan merawat Noelia dengan baik semampu yang ia bisa. Walau kenyataannya ia terpaksa membuat Noelia terbiasa mandiri sejak dini karena Novi harus bekerja demi menghidupi dirinya dan keponakan cerdasnya.
Sungguh, Noe adalah anak yang sangat malang. Novi tahu jika Noe sangat butuh kasih sayang, tapi Novi belum bisa memberikan kasih sayang seutuhnya. Sebab dia harus fokus bekerja keras untuk menjamin masa depan Noe agar tak bernasib sama sepertinya. Gadis kecilnya harus kuat sendiri ditemani boneka kelincinya. Tanpa sadar air matanya menetes, kala mengingat kejadian nahas itu ...,
Novi tersenyum senang sembari memeluk kado berisi boneka untuk keponakan tercintanya. Padahal ia tahu jika sang keponakan tidaklah menyukai boneka, tapi kakaknya selalu saja memaksa untuk membelikan Noe boneka lucu. Kali ini di ulang tahun yang ke-6 lagi-lagi Noe mendapatkan boneka kelinci.
Novi hanya membayangkan wajah cemberut Noe yang seketika akan terganti dengan wajah senyum karena ia tak pernah mau membuat orang tuanya kecewa. Hanya Novi yang tahu jika Noe sang keponakan tidak menyukai semua boneka yang orang tuanya berikan. Noe itu gadis tomboy yang sukanya main kelereng dan sepak bola, bukan boneka.
Novi semakin erat memeluk kadonya karena sebentar lagi kakaknya akan datang untuk menjemput dirinya. Namun, setelah beberapa saat menunggu, sang kakak tak kunjung datang. Ia pun mencoba menelpon, tapi tak ada jawaban.
Novi mulai risau, haruskah ia pergi sendiri ke rumah kakaknya? Mungkin saja mereka sibuk sampai tak sempat menjemput dirinya. Namun, kenapa tak ada kabar jika memang seperti itu keadaannya?
Novi semakin risau, ia tak tenang. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke rumah sang kakak seorang diri. Namun, di tengah perjalanan ponselnya berdering. Ia manyun karena sang kakak baru menghubungi saat ia sudah di tengah perjalanan.
"Hallo?" jawabnya ketus, tapi Novi langsung terdiam kala mendengar suara asing yang tak sama dengan suara sang kakak.
"Ini siapa?" tanya Novi hati-hati, perasaannya sudah benar-benar tak tenang. Saat ia mendengar sang penelpon mengutarakan maksudnya, wajahnya langsung pucat pasi. Bibirnya bahkan sampai gemetar, ia bingung harus bagaimana merespon penelpon itu. Sampai akhirnya ia sadar dan buru-buru menanyakan alamat rumah sakit di mana sang kakak dan kakak iparnya dibawa setelah mengalami kecelakaan beruntun.
Di rumah sakit itulah ia melihat kondisi sang kakak yang begitu parah, tapi ia bersyukur karena sang kakak masih sadar hingga ia bisa berbicara dengannya. Satu kalimat penting yang membuat dirinya harus siap untuk menjadi wali Noelia sang keponakan.
"Tolong, jaga Noelia, rawat ia, karena hanya kamu yang ia miliki di dunia ini. Berikan boneka kelincinya dan katakan bahwa boneka itulah yang akan menemaninya di kala sepi. Novi, Kakak percayakan Noe padamu."
Derit suara pintu menyadarkan Novi dari ingatan masa lalu, ia segera menyeka air matanya dan berusaha untuk bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Karena ia tahu keponakannya tak menyukai dirinya yang menatap dengan iba. Noe si kecil berusia 8 tahun itu tumbuh menjadi pribadi yang hangat, humoris, dewasa, dan juga cerdas. Ia mampu menyikapi segala hal dengan tenang juga mampu menutupi kesedihannya selama 2 tahun terakhir dengan baik.
****
Komplek perumahan yang biasanya sepi terlebih selepas hujan sedari malam nampak riuh dengan keberadaan mobil truk pengangkut barang dan satu buah taksi yang berhenti di depan sebuah rumah yang lama kosong. Rumah itu berdempetan tepat dengan rumah Novi dan Noelia.
Novi keluar rumah saat melihat sebuah mobil berhenti di halamannya, karena ia mengira bahwa ada tamu datang. Ternyata justru ia memiliki tetangga baru. Seorang pemuda nampak keluar dari dalam taksi dan terlihat membawa tas ransel besar. Ia bahkan langsung membantu orang-orang yang menurunkan barang-barangnya untuk dibawa masuk ke dalam.
Saat hendak membuka pintu, ia melihat wanita cantik yang tengah berdiri di depan teras rumahnya. Pemuda itu pun tanpa sungkan tersenyum sopan.
"Permisi, Mbak. Saya Wisnu tetangga baru," ujarnya ramah. Wanita cantik itu pun menyambut senyumnya dengan sama ramahnya.
"Saya Novi, kamu tinggal sendiri nanti?"
"Eum, saya sama istri nanti." Novi nampak terkejut mendengar itu karena melihat perawakan Wisnu yang nampak muda, membuatnya mengira Wisnu adalah mahasiswa.
"Oh, aku kira kamu masih pelajar."
"Saya memang masih kuliah. Baru masuk kuliah tepatnya, Mbak, tapi saya sudah menikahi pacar saya." Wisnu nampak malu-malu mengatakan hal itu.
"Oh, baguslah daripada pacaran kelamaan ya kan?" Wisnu hanya tersenyum kecil dan pamit untuk masuk ke rumahnya. Saat wisnu sudah berada di dalam rumah, munculah Noelia yang sejak tadi mengintip dari dalam rumah.
"Ada apa, Tante?" tanya Noe sambil membawa boneka kelicinya.
"Ada tetangga baru, Sayang."
"Oh ya?" Novi mengangguk dan menunjuk truk juga rumah yang terbuka lebar di samping rumah mereka. Noe memerhatikan rumah itu sejenak sampai ia tersentak saat melihat Wisnu keluar dari sana.
"Itu Om yang punya rumah, Tante?" Novi mengangguk dan Wisnu kembali menyapa Novi.
"Wah, Mbak Novi udah punya anak toh?" tanya Wisnu ramah. Ia bahkan sampai mengusap rambut Noe. Noe nampak mundur karena takut dengan orang baru. Wisnu tersenyum kecil dan berusaha bersikap seramah mungkin pada Noe.
"Kenapa anak manis? Om nggak jahat kok, ayo kenalan. Nama Om, Wisnu, nama adik kecil siapa?"
"Aku udah besar, udah 8 tahun bukan adik kecil lagi," ketus Noe yang membuat Wisnu tergelak. Ia tak sangka jika bocah imut di depannya bisa setegas itu.
"Ya deh, Om minta maaf ya. Adik besar ini namanya siapa?" tanya Wisnu yang membuat Novi terkekeh. Wisnu hanya melirik Novi sekilas.
"Noe."
"Wih namanya bagus, Noe siapa ya panjangnya?"
" Noelia Larissa."
"Namanya cantik, persis wajahnya."
"Aku imut." Lagi-lagi Wisnu tergelak dengan jawaban spontan Noe. Novi yang melihat itu hanya tertawa karena ponakannya memang agak frontal dan ketus, tapi anak ini baik dan ceria. Mungkin karena Wisnu adalah orang baru hingga Noe merasa harus jaga jarak.
"Pak Wisnu, ini ditaruh di mana?" tanya salah seorang yang membantu membawakan barang-barang Wisnu.
"Oh, ya. Sebentar, Pak," jawab Wisnu, ia kemudian menatap Novi dan Noe.
"Mbak aku urus barangku dulu ya, biar cepet selesai."
"Iya, sudah sana."
Wisnu tersenyum dan berlari kecil ke arah halaman dan mulai mengarahkan mereka untuk menyusun barang-barang. Noe yang melihat itu hanya menarik kaos sang Tante. Novi menoleh.
"Kenapa?" tanya Novi.
"Om itu baik?" tanyanya.
"Baik, kok. Tadi aja mau kan sapa Noe dan senyum ke Noe?" Noe mengangguk dan memegang erat boneka kelincinya. Ia terus melihat punggung Wisnu yang membantu mengangkat barang-barang untuk dimasukkan ke dalam rumahnya.
Novi tersadar lalu melihat jam tangannya, ternyata benar sudah waktunya ia bekerja.
"Noe, Tante mau siap-siap dulu ya."
"Mau kerja ya?"
"Iya, Noe juga harus siap ke sekolah kan?"
"Enggak. Noe masuk siang, Tante."
"Oh, ya Tante lupa. Oke deh kalau gitu. Tante masuk ya mau siap-siap." Noe mengangguk dan tetap duduk di teras dengan bonekanya. Ia terus melihat ke rumah sebelah ketika orang-orang masih sibuk membawa barang-barang masuk sampai tak lama truk pun akhirnya pergi. Wisnu keluar untuk menutup pagar dan kaget melihat Noe sudah ada di depan rumahnya dengan membawa satu buku.
"Noe, ada apa?" tanya Wisnu.
"Buku Om?" tanya Noe. Wisnu memerhatikan buku itu, ia tak merasa memiliki buku seperti itu sih, tapi ia tetap ambil dan coba buka. Ternyata itu diary milik istrinya.
"Ini punya istri, Om. Makasih ya udah diambilin."
"Iya." Noe lantas balik badan dan kembali ke rumah dengan cueknya.
"Noe, Noe, gemesin banget sih," gumam Wisnu dan ia pun masuk ke dalam rumahnya untuk melanjutkan menata barang-barang di tempatnya.
Traktiran Pertama Noe untuk Om
Di rumah Wisnu, istrinya tengah duduk
Waktu libur bukanlah waktu yang menyenangkan bagi seorang Renata. Karena ia harus melihat Suaminya sendiri BERCINTA DENGAN GADIS LAIN. DIDEPAN MATANYA SENDIRI! Sanggupkah Renata bertahan menjadi ISTRI SEORANG PLAYBOY ??
Pasutri baru tentu ingin selalu bahagia, tanpa ada masalah apa pun di dalamnya. Pasutri baru pasti beranggapan jika menikah barang tentu bahagia. tapi, kenyataannya Aku dan suamiku harus menghadapi berbagai macam konflik rumah tangga. Aku harus bersabar menghadapi keluarga suamiku yang sama-sama tinggal di satu atap. Aku harus bisa menjadi istri yang mampu mengelola keuangan sebaik mungkin karena banyak pengeluaran rumah tangga, belum lagi soal anak yang tidak kunjung datang dan masih banyak masalah lainnya. sanggupkah aku bertahan dengan rumah tanggaku yang penuh masalah ini?
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Selama sepuluh tahun, Delia menghujani mantan suaminya dengan pengabdian yang tak tergoyahkan, hanya untuk mengetahui bahwa dia hanyalah lelucon terbesarnya. Merasa terhina tetapi bertekad, dia akhirnya menceraikan pria itu. Tiga bulan kemudian, Delia kembali dengan gaya megah. Dia sekarang adalah CEO tersembunyi dari sebuah merek terkemuka, seorang desainer yang banyak dicari, dan seorang bos pertambangan yang kaya raya, kesuksesannya terungkap saat kembalinya dia dengan penuh kemenangan. Seluruh keluarga mantan suaminya bergegas datang, sangat ingin memohon pengampunan dan kesempatan lagi. Namun Delia, yang sekarang disayangi oleh Caius yang terkenal, memandang mereka dengan sangat meremehkan. "Aku di luar jangkauanmu."
Tinggal di sebuah kampung pedesaan di daerah Cianjur, JawaBarat. Membuat dia masih polos karena jarang bergaul dengan teman sebayanya, dari sebelum menikah sampai sekarang sudah menikah mempunyai seorang suami pun Sita masih tidak suka bergaul dan bersosialisasi dengan teman atau ibu-ibu di kampungnya. Sita keluar rumah hanya sebatas belanja, ataupun mengikuti kajian di Madrasah dekat rumahnya setiap hari Jum'at dan Minggu. Dia menikahpun hasil dari perjodohan kedua orangtuanya. Akibat kepolosannya itu, suaminya Danu sering mengeluhkan sikap istrinya itu yang pasif ketika berhubungan badan dengannya. Namun Sita tidak tahu harus bagaimana karena memang dia sangat amat teramat polos, mengenai pergaulan anak muda zaman sekarang saja dia tidak tahu menahu, apalagi tentang masalah sex yang di kehidupannya tidak pernah diajarkan sex education. Mungkin itu juga penyebab Sita dan Danu belum dikaruniai seorang anak, karena tidak menikmati sex.
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.