membuat ayah drop sampai harus masuk rumah sakit. Pasti kalian bertanya-tanya kenapa aku harus pulang sedangkan pasti ada ibu yang akan merawat ayah, jadi seharusnya aku cuma kirim u
langsung mendapat pekerjaan di perusahaan ADITAMA'S GRUP, meskipun aku masih fresh graduation. Meman
ngan keluarga tanpa pulang meski hari raya. Aku harus mengirit pengeluaran untuk biaya kuliah dan kebutuhan selama aku kuliah. Aku memang memiliki pekerjaan part ti
staf biasa gaji yang diberikan oleh ADITAMA'S GRUP sangat mencukupi kebutuhanku maupun sekolah adik-adik di kampung. Dengan gaji ini aku tak perlu lagi
*
s selesai tepat waktu. Jika dibilang lelah tentu saja aku merasa sangat lelah, kerja apa yang tidak lelah semua pekerjaan melelahkan. Apa lagi aku hanya staf biasa dan masih junior lagi, jadi pekerjaanku sanga
rjaan yang melelahkan ini dan bersiap-siap untuk kembali ke kos, tempat ternyaman setelah rumahku dikampung. Tempat ini yang telah menjadi saksi bisu suka duka. Aku memilih tempat it
an ruangan yang menjadi tempat staf marketing beraksi. Aku menuju lift yang akan membawaku menuju tempat parkir karyawan yang sedang menaungi Caca. Caca ini
Aku menekan tombol turun, tapi sebelum lift itu tertutup seorang pria berjas hitam menahan lift yang akan tertutup sehingga sekarang hanya ada kita berdua didalam lift ini. A
h ketakutan. Aura yang dipancarkan oleh pria ini sangat pekat. Hanya dengan melihat dia
ku tak berani mendongak lagi meskipun hanya untuk mencuri pandang pria ini. Entah kenapa lift sekaran
sudah berada di dekatku, aku yang d
ahan, aku tidak ingin hanya karena aku salah memanggil sebutan untuk orang yang punya jabatan tinggi n
angku dari atas sampai bawah. Aku yang dilihat seperti itu merasa risih, aku memang hanya mengenakan kemeja pu
setelah memandangku. Hal ini membuat aku ber
dia lakukan malah membuat bulu kudukku merinding.
g keluar dari mulut dia. Kenapa sel
dan menjauh dari pria ini, aku sangat ketakutan. Tapi apa yang dia lakukan membu
oba memberontak tapi tenagaku tidak sebanding dengan tenaga pria itu, sampai pergelangan tanganku sa
dia menggunakan dasi untuk mengikat tanganku. Aku hanya bisa berteriak minta tolong, ta
aku akan suka. Pikiranku buntu untuk mencerna ucapan dia. Yang ada di
n apartemen mewah dikawasan Sudirman. Karena memang beberapa kali aku pernah memasuki apartemen
tuk berteriak karena saat ini mulutku sudah disumpal dengan kain. Yang bisa aku lakukan hanya menahan seku
nnya pada alat sensor, dia memasukkan kode hanya dengan sidi
ona melihat interior yang disuguhkan didepan mataku, dengan warna chat didomin
rku, tapi rasa manis lebih mendominasi yang aku rasakan sekarang. Aku mencoba m
ir beraroma mint itu. Aku menghirup udara dengan rakus
elah kurang ajar ini. Tapi yang aku dapatkan mal