Sayang!" ucap Mas Ro
ya!" Sambil mengelus perutku yang
bicara di depan perutku. Kemudian ia
ucapku sembari menciu
enikah sudah tiga tahun dan kami sudah dikaruniai seorang anak perempuan dua tahun lalu. Tapi sayangnya, anak kami itu m
h yang menjaga kios itu. Saat itu Mas Roby mengajakku berkenalan. Setelah itu ia jadi sering membeli pulsa di kios itu,
n yang lebih serius dan empat bulan kemudian M
at aku bekerja. Jaraknya kurang lebih satu jam perjalanan dari tempat tinggalku saat itu. Mas Roby juga memintaku untuk tidak be
un dia bersikap kasar padaku. Jika ada masalah, dia akan memilih diam disaat aku sibuk menyalahkannya. Setelah suasana
*
baik lewat pesan wa ataupun lewat telpon dan video call. Awalnya biasa saja, tapi setelah itu ia mul
g lama dua minggu ia sudah pulang. Aku takut mobil yang dibawa Mas Roby celaka di jalan atau dia sudah melupakanku dan calon anak kami? Ahh ... tidak mungkin
ia ada ngasih kabar pada Mas Joko?" tanyaku pada Mas J
ak pernah lagi menghubungi kami." jawab M
a tau kemarin di tempatnya nggak
bisa dihubungi lagi
coba bantu cari ya, Win," ujar M
long siapa, Mas. Cuma Mas Joko keluarga yang kukenal."
ereka sama saja. Tidak ada yang tahu dimana suamiku berada. Bahkan saat ku tanya ke kantornya pun orang-orang disana tidak ada yang tahu Mas Roby kemana. Menurut salah satu temann
belum ada sama sekali persiapan. Bahkan tabunganku pun sudah semakin menipis. Selain biaya untuk lahiran, aku juga harus memikirkan biaya k
dan dua bulan ini Mas Roby tidak mengirim uang padaku.
idak memungkinkan untuk ku mencari pekerjaan. Tidak akan ada y
ku meninggal saat aku masih SMP. Sebenarnya aku punya seorang kakak, namanya Minarsih, tapi dia tinggal di luar pulau. Itu yang kutahu. Kata ayah, k
n gelagat yang mencurigakan. Tapi kenapa dia pergi tanpa kabar? Kenapa Mas Roby pamit untuk pergi ker
tidak ada yang aneh dengan sik
angen,
ngan lupa makan, jaga ke
as pulang
m bisa pu
ijau. Tidak ada yang aneh, masih seperti biasa. Tapi kenapa tiba-tiba dia menghilang tanpa kabar? Ada ra
dak tahu harus bagaimana tanpa dia
Tok
tiba-tiba menjalar di dadaku. Akhirnya dia pulang. Pikirku. Segera aku beranjak membukakan pintu. Ingin seg