img Penantian  /  Bab 4 Ide Mbak Hanyk | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Ide Mbak Hanyk

Jumlah Kata:1302    |    Dirilis Pada: 07/12/2021

tap kami satu per satu. Kami semua menatap Mb

k kamu tanpa suami, bagus kamu–" Mbak Hanyk menjeda uca

Mas Rusdi, anak Bude Marni?"

ahal udah sebelas tahun menikah. Kalau nggak salah, mereka pengen

ubungannya sama aku apa?

lemot banget sih, Win!"

ak pulang-pulang, gitu kan? Jadi, daripada kamu pusing nanti nggak ada jagain anakmu, mending kamu ka

a dadaku habis di pukul pakai palu godam. Sakit sekali rasanya. Ingin ku tampar rasanya mulut M

mendukung istrinya yang kelebihan berat badan itu. Aku makin terisak, tidak pernah ku duga keluarga suamiku sepicik ini. Aku k

ngan. Bahkan biaya lahiran kamu pasti mereka tanggung, Win. Dan setelah itu kamu bebas, cari kerja ngg

tidak akan seberat ini. Andai mereka masih ada, pasti mereka akan membantuku. Pasti aku masih punya

kenapa kalian tinggalkan aku sendirian disini? Tolong aku, Bu, Yah! Aku butu

terus di ucapkan Mbak Hanyk. Terlalu bodoh aku ka

Tri berteriak pada Mbak Hanyk. Entah apa yang d

asih solusi yang nggak masuk akal! Dasar gil*! Nggak pun

ng!" Mbak Tri me

k situ yang marah!" Sepertinya Mbak Hanyk tidak terima Mbak Tri mengaj

a orang!" Emosi Mbak Tri, aku masih menangis dalam diam, air mataku terus bercucuran. A

hat anak Mbak Hanyk yang berumur empat tahun, di halaman rumahnya saat kami mau masuk ke dalam mobil, sepertinya anak itu

buk dengan pikiran kami masing-masing, tidak ada yang bicara. Hanya isa

ang gil* itu." Mbak Tri menenangkanku. Mungkin ia t

akan bantu kamu." ucap Mbak Tri makin membuatku terisak. Bagaimana mungkin

i di rumah orang tua Mbak Tri. Setelah mengembalikan mobil bapak Mbak Tri, kami langsung pulang denga

makan, minum aja nggak di kasih." tanya Mbak Tri ketika kami sudah sampai

t, aku masak dulu tadi." Tanpa menunggu jawabanku,

bku, berusaha melepaskan pegangan Mbak Tri. Namun Mbak Tri t

ring-piring kotor, bekas kami makan, aku langsung pulang. A

kasur yang dilapisi sprei warna ungu itu. Sambil berbaring, aku aktifkan layar ponselku lalu ku buka aplikasi berwarna hijau. Aku k

kan hati, kalau semua pasti ada jalan keluar. Tapi bukannya tenang, hatiku malah semakin kalut. Pikiranku semak

mana? Kemana aku harus mencari suamiku? Bagaimana dengan anak

*

kamu kalau kamu sedih-sedih terus." ujar Mbak Tri ketika kami bertemu di dep

awaannya ceria nggak suka murung." tiba-tiba Bu Fatma tetangga sebelah rumah Mbak Tri

ya, bareng yuk!

Win? Ikut yuk, biar nggak

mata bengkak gini. Lagian masih ada stok

alu menyalakan tv, seperti biasa pagi-pagi siaran tv selalu menyuguhkan

intas dipikiranku untuk membalas perbuatan Mas Roby yang sampai kini belum ada kabar. Sebelum dia pergi, sepertinya dia memang su

lambat laun terangkat. Tapi aku kasih pada siapa anak ini? Tentu saja bukan Mas Rusdi orangnya. Aku tahu suatu saat Mas Roby pasti akan kembali, dia past

rnah bisa bertemu anakmu! Itu a

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY