a di hadapannya. Lagi-lagi Max akan pulang lebih awal dan meninggalkannya menata buku
i itu. Aku berjanji, setelah anakku la
pulang malam," sahut Betty mulai m
ilang, naik
mbutuhkan waktu 10 menit dengan berja
k." Max mengedikkan bahunya acuh dan mulai meraih tasnya. Jam sudah
ulang,
srah. "Ya, berikan
ah kenapa banyak sekali buku yang dikembalikan hari ini, sehingg
epat sampai jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Tidak terlalu larut un
kan segera datang dan dia bimbang akan itu. Betty sangat menyukai musim dingin, tapi tidak dengan t
hal yang baisa untuk Betty. Namun entah kenapa kali ini berbeda. Langkahnya terhenti saat mendengar suara rintihan seseorang yang m
as terdengar. Semakin penasaran, Betty tidak ragu lagi untuk mencar
ban pembunuhan lagi," gumam B
at sampah. Matanya mengedar ke segala arah untuk mencari bantuan. Pria itu masih hidu
ah sakit sekarang!" Betty mendekat dan menat
angan Betty dan meletakkan s
tanya Bet
ikan benda i
ak itu penasaran, "Sebaiknya
sini. Sekarang kau pergi dan
eris. Tentu saja dia bingung karena pria d
a, cepat pergi atau kau akan b
rena bingung harus melakukan apa. Dia hanya ingin pulang sekarang. Gad
on, pergi
? Kau akan mati!" t
u tersenyum. "Ini suda
lkanmu seperti ini." Bet
satu hal, namaku Gordon." Gordon berbicara dengan lemah. Rasa sakit di tubuhnya benar-benar tidak bisa ditolong. Hanya sa
ni?!" Betty berteriak frustrasi. Tangannya bergetar berusaha untuk membangunkan Gordon
n gemetar mencengkeram erat kotak pemberian Gordon. Jadi apa yan
h berat. Tubuhnya masih lemas melihat bagaimana Gordon mati di hadap
alah Gordon. Lebih baik dia menyerahkan semua ini ke pada pria yang
*
mang tidak suka keramaian tapi hanya Zoo Bar & Club yang menjadi t
tang. Apa pria itu lupa jalan kembali? Seharusnya Mr. X memberikan misi Gordon padanya. Target Gordon kali ini buk
uat Aldric menoleh. "Ada
ic bertau
emua orang di mana pria yang bernama
ini. Hanya orang-orang yang berkecimpung di dunia gelap y
mana
engah berdiri dengan gelisah, "Apa kau
g terlihat mencolok dengan pakaian tertutupnya. Dari kejauhan, Aldr
ngan pelan, berusaha untuk tidak
iti. Kaos putih dengan balutan jaket kulit serta celana jeans membuat tampilan Aldric terlih
mu." Betty meraih tangan Aldric dan melet
tuju pada tangan Betty. Tangan keci
a i
fisik yang menunjukkan jika Gordon sudah melakukan pekerjaannya de
don memintaku untuk
saat sadar jika Gordon sedang tidak baik-baik saja sekarang. Jik
ya gugup, "Dia sudah mening
rdon sedang tidak baik-baik saja. Mungkin pria itu kewalahan dengan an
an suara serak menahan tangis. Dia kembali teri
dric singkat dan berba
u bukan?" Betty mengejar Aldric dan menarik lengan
bukan temanku, apa
a kau mengenalnya. Demi Tuhan! Pria itu su
ramu!" Mata A
rbicara dengan frustrasi. Dia tidak pernah berurusan dengan hal seperti ini. Bahkan untuk masuk
ty mundur dengan gugup, "Aku tekanka
manggil polisi." Ancam Betty yang justru membuat Aldri
oba saja, mari kita lihat
g itu maunya, Betty akan lakukan. Dia akan menghubungi polisi untuk mengatasi mayat Gordon. Biar bagaimanapu
ntor polisi dari pada menemuimu." Betty berbalik untuk pergi. Dia sudah tida
Betty meringis. Gadis itu berbalik dan me
ngan apa yang
pa yang harus aku laku
nti. Dia meraih ponselnya dan menghubungi seseorang
ya secara sepihak. "Kau puas
ma kasih," ucap Be
sebenarnya terjadi? Kenapa sentuhan dan
jangan menyesal jika kita akan bertemu lagi." Aldric tersenyum
berbalik dan tersenyum manis, "Lain kali jangan sentuh orang a
ancang menyentuh Aldric, tapi dia tidak bisa mencegahnya. Mung
justru sentuhan itu menimbulkan e
*
B