jak awal Runi tidak pernah bertatap muka langsung dengan pemilik rumah kontrakan yang sudah mereka tempati selama dua tahun lebih ini. Runi berpikir
i langsung menuduh dalam hati. Ini pasti soal urusan Papa Rif lagi. Huh, selalu
dia datang lebih cepat sedikit saja dan bertemu dengan ibu kontrakan galak itu. Malah Mbak Ika
ini ke sana. Makanya tadi pagi-pagi banget, langsung dicariin sama suami saya. Udah dapat tuh kontrakannya, di kelu
menatap Mbak Ika. Sementara seingatnya, kontrakan yang
Runi. Bu Dian bilang suruh cari
cil ya? Bentuknya kayak gimana, M
lewat satu mobil aja. Bentuknya ruangannya juga cuma kotak gitu, kayak ruangan kamar biasa aja, ditambah kamar mandi di dalam. Makanya B
in barang-barangnya? Kan ini bukan barang-barang punya Mbak Ika, mana Mbak Ika tau sih mana yang penting mana yang enggak? Otomatis pasti aku kan akhirnya yang nyortir sendirian! Ya kalau baran
ih-pilihinnya? Astaga Mamaaa! Haduuuh, Mama nih kemana, siihh? Aku disuruh pulang cepat-cepat dari luar kota tengah malam buta, eeh malah Mama sekarang enggak ada!" omel Runi gemas, dan
rhati-hati saat menanyakan keberadaan papa tiri Runi, "anu ... soalnya, kalau soal barang-barang punya B
i kesulitannya dalam menyortir semua barang-barang ini. Karena berarti sem
u pergi ke luar kota kemarin, Mbak," jawab Runi singkat, menyadari bahwa Mbak I
angat mengerti dengan segala kekesalan dan ketidaktahuan yang Runi r
Rif pergi dan bagaimana status hubungan mama dengan Papa Rif saat
paksa pulang sendirian pada tengah malam, dengan risiko bertemu orang jahat dan risiko kehilangan nilai praktek kerja kalau saja Mbak Shinta tidak berbaik hati padanya, sementara mama se
terakhir yang merupakan penilaian final untuk pertimbangan penerimaan kerja langsung setelah
pikirannya dengan tumpukan barang-barang di hadapannya yang harus segera dibereskan sebelum ibu
menggunakan lakban, plastik-plastik hitam besar ukuran extra large ujungnya sudah terikat erat dengan tali rafia, dan perabotan-perabotan rumah tangga yang akan dibawa sudah ter
an kabar Runi apakah sudah selamat sampai di Jakarta atau belum, dan ba
berapa waktu lalu sebelum praktek kerja dilangsungkan. Ia lalu mengirimkan jawaban yang berisi kebohongan tentang ko
a Andre, pacarnya yang adalah mahasiswa satu kampu
lagi di man
gi mau konsul bab terakhir skr
sibuk ya.
g dosennya. Gimana acara kamu di s
udah di Jakar
arta aja? Bukannya di jadwal acara
isuruh buru-buru pulan
a mema
aku harus packing barang-barang
jam berapa sampai Jakarta? Nai
adi subuh, aku naik keret
eta api malam-malam? Duuh, tap
. luma
pindah kontrakannya mendadak gitu, sampai
g, Ndre. Nanti a
udah selesai ketemu sama
arin kamu kalau aku uda
k
elihat apakah para tetangga masih mengawasi rumah kontrakannya, Runi keluar bersama Mbak Ika untuk mulai mengangkut barang-barang mereka
angkat oleh tenaga mereka, sedangkan para laki-laki mengangkat yan
obil, Runi dengan terburu-buru memeriksa ulang ke dalam rumah dan meyakinkan diri bahwa
ikir apakah ia harus menunggu mama sampai datang dulu supaya mereka bisa berangkat menuju kontrakan baru bersama-