urut jadwal baru akan datang sekitar satu jam lagi. Memikirkan keamanan dirinya selama menunggu kereta api datang, R
biru itu menandakan bahwa Mbak Shinta sedang bersiaga menatap layar whatsapp dan menunggu kabar darinya. Jawaban berupa stiker bergambar animasi bergerak seorang gadis kec
ut kembali hal-hal apa saja yang telah terjadi belakangan ini dengan mamanya, yan
memang terlihat tidak hangat lagi. Mama tidur terpisah dari Papa Rif setiap malam, dan malah memilih tidur dengan Runi. Berdesakan di atas
m suasana hening. Padahal biasanya mereka selalu bercanda tawa setiap saat. Mama juga biasanya selalu berbicara dengan nada suara manis plus manja
an, Papa Rif bahkan sudah jara
yang terburu-buru ini ada hubungannya dengan
cara dadakan seperti ini. Sejak Runi kecil, selalu ada saja masalah
idak pernah suka kalau papa Runi datang untuk bertemu dan mengajak Runi pergi jalan-jalan. Mama bilang, papa tidak pernah bisa menjaga dan mend
ak, agar papa kandung Runi kehilangan jejak mereka. Dan setelah
ergi untuk menerornya, atau lebih tepatnya meneror Runi, karena memang Runi yang lebih sering berhadapan de
am itu mengakibatkan Runi harus pindah kontrakan
omongan tetangga yang suka usil mengomentari kehidupan mama yang memang Runi ak
ar pulang oleh laki-laki yang berbeda-beda. Membuat para tetangga risih melihatnya
. Apapun alasannya, momen pindah tempat tinggal terburu-
uni dan calon penumpang lainnya mulai memasuki gerbong-gerbong kereta kelas ekonomi itu. Mencari
anan kecil saat baru memasuki stasiun tadi, dan menyusunnya di atas meja gantung k
kejahatan, Runi sangat tahu, bahwa tidur sendirian di dalam kereta dalam perjalanan t
*
iba di stasiun Senen, Jakarta Pusat. Runi melirik layar ponselnya, dan belum juga mendapati pesan lain dari
berkala untuk sekadar diketahui oleh mama. Tetapi sepertiny
a Selatan, tempat di mana rumah kontrakan kecilnya berada. Ongkosnya memang mahal, tetapi Runi merelakan saja uang akomodas
*
ntah kenapa banyak dari mereka tampak berdiri di luar, memandang bergantian ke ar
dan melangkah masuk ke ha
yang selama ini sering diminta bantuan oleh mama untu
ampak cemas. Tangannya terlihat kerepotan memegangi beberapa benda sekaligus. S
mana?" tanya Run
Dian ke mana, Non."
enggak ada di rumah?" tanya Runi dengan s
enyakit' mama kamb
ya pagi-pagi saya disuruh ke sini untuk bantuin Non Runi packing barang-barang buat pindahan. Ibu ninggali
ntuk dimasukkan ke dalam kardus-kardus besar berbagai ukuran yang telah si
ng bertambah berantakan seperti kapal
nin dari semalam malah enggak aktif ponselnya. Terus, itu tadi aku lihat tetangga-tetangga sekitar sini kenapa pada berdiri di depan rumah ini? Dan kenaoa pada ngeliatin ke arah r
Dia langsung marah-marah nyariin Non sama Ibu. Katanya, Bu Dian dan Non Runi disuruh segera pergi dari sini, karena udah nunggak uang sewa selama b
gancam mau nyuruh orang-orang di komplek ini buat ngusir Non sama Bu Dian. Aduh, saya takut dan malu banget tadi, Non Runiii. Tetangga-tetangga sekitar tuh sampai
kontrakan ini sejak kapan?" tanya Runi lebih kepada dirinya sendiri tanpa mengharapkan jawaban