yang akan membuat mama malu, enggan, atau tidak nyaman, akan selalu dilimpahkan kepada orang lain. Dan orang lain yang paling sering kena getahnya i
ara suami Mbak Ika naik ke atas bak belakang, duduk di antara barang-barang. Dan perj
ih serta mempertimbangkan lokasi baru di mana seluruh anggota keluarga itu semuanya akan merasa nyaman untuk tinggal di tempat tersebut, lalu mengepak barang-barang bersama-sama dalam suasa
lap, kemudian langsung diberi senjata untuk berperang. Tanpa tahu strategi apa yang harus dilakukan
daran jok mobil yang bentuknya sudah tidak proporsional lagi untuk menopang kepala sepenuh
on tempat tinggal barunya itu, saat Mbak Ika membuka pintunya deng
kecil. Dengan pintu kayu bercat coklat yang sudah sedikit keropos di bagian sudut
g yang mereka bawa, yang meskipun sudah diseleksi secara ketat itu
a ke dalam kontrakan sekecil dan sekumuh ini? Ini namanya penurunan kualitas hidup. Paling tidak, di kontrakan yang lama Runi
h. Sama sekali bukan itu. Masalahnya, Runi tahu betul, seharusnya kondisi mereka
runya yang mengenaskan tersebut. "Non Runi istirahat aja dulu, deh. Duduk aja di sini, Non. Biar saya sama suami saya aja yang bersih-bersihin
g memanjang sepanjang dinding bagian depan kamar kontrakan itu. Tak peduli dengan kondisi lantai dan dindingn
kelelahan berikutnya, yang seharusnya bisa saja dihindari seandainya mama dapat bersikap lebih bijaksana dan mau menjalin komu
orang dengan lembut. Runi membuka matanya yang terasa lengket, dan me
ngsung dimakan ya, Non, mumpung masih panas. Mudah-mudahan sih rasanya enak." Mbak Ika membungkuk di at
lamun menerawang. "Buat Mbak Ika dan suami Mbak, mana?" tanya Runi tepat pada saat suami Mbak Ika me
i di rumah." Suami Mbak Ika yang
Mbak, buburnya. Ya udah kalau git
" jawab suami istri
dirinya. Yah, selama beberapa tahun kenal dengan keluarga Runi, tentu Mbak Ika tahu persis
ibukkan diri bersama suaminya, melanjutkan bersih-bersih kamar
up kemasan itu dengan pandangan mata yang semakin berkabut. Matanya buram karena terasa pedih akibat kekurangan zat tidur, dita
ulai menyendok makanannya. Suapan demi suapan bubur hangat dengan toping daging ayam yang disuwir tipis-tipis ditambah potongan-potongan cakue se
stru lebih perhatian terhadap dirinya dan mencemaskan kondisinya dibandingkan dengan mamanya sendiri. Tetapi kalau dipikir-pikir, sebenarnya ini bukanlah hal baru lagi, k
ena ia bisa meninggalkan rumah dengan tenang karena sudah ada orang yang menjaga Runi. Bahkan mama cenderung menahan-nahan kepulangan nenek dan
mama, atau dibawa ke tempat penitipan anak yang tarifnya tidak terlalu mahal atau sedang ada diskon khusus potongan ha
sendiri saja. Mama banyak mengikuti berbagai perkumpulan, komunitas, dan berbagai kegiatan ekstra di luar pekerjaan kantor yang
kesulitan itu muncul akibat perbuatannya sendiri, atau sebagai pelarian karena merasa menyesal pernah salah memilih
ingga sekarang ia merasa harus membayar semua kerugian masa mudanya y
k ia beranjak dewasa dan mempelajari tentang psikologi manusia, sehu
dan setelah ruangan kamar dan kamar mandi dibersihkan sebisa mungkin, Mbak Ika dan suaminya berpamitan
n senyum tulus di wajahnya, Runi melambaikan tangan kepa
ngi penampakan kontrakan baru yang mau tidak mau akan menjadi tem
," ucap mama dengan nada ta