lihat Bhaga sedang mengenakan sepatu di teras. Sejak k
amu ma
halaman samping, seketika seluruh tubuh Atma menjadi tegang
Atma menunduk, jatuh ke rumput-rumput ya
ap
aku, aku takut malah gan
kebun aja, sih, sama ... ya, ketemu sama tetangga-tetangga, udah lama nggak liat kampung ini
ja ember itu di dapur lalu langsung menemui Bhaga lagi. "Ayo, Mas, aku ak
*
daun teh yang dia lewati, mengusap embun yang menari di atas permukaannya. Seperti ada yang mengunci mulut mereka, nyaris tak ada percakapan. Beberapa warga melintas, dengan berjalan kaki atau menaiki sepeda atau sepeda motor, Bhaga menyapa mereka dengan sopa
nung. Dengan tak jenuh-jenuh, dia menjawab pertanyaan yang sama berulang-ulang,
berjalan menyusuri pematang sawah di depan, sedang Atma menyusul di belakangnya. Sesekali Bh
kalian?" tanya Atma setelah merek
rjun juga di dekat sini
rjun di dekat sini, kalau mau, kit
engangg
npa bicara, Bhaga melepas sepatu yang dia kenakan juga kaos kakinya. Usai menggulung ujung celana jins, dia duduk di sebuah batu besar dan memasukka
!" kata Atma spontan
ga tertawa kecil, matanya tak sengaja bertemu d
ir yang mengisi telinga. "Jadi kamu udah nyaman tin
Terlalu ny
itin, jangan dimasukin hati, ya. K
udah seperti makanan pokok buat aku, rasanya ka
terlalu nyaman!" Bhaga tert
Dekat
njut SMA?
k berubah menja
telah mereka pergi, sekarang aku nggak punya siapa-siapa lagi, kadang ..., rasanya nggak ada gun
tkan kamu sama hal ya
berkali-kali diceritakan, dan tiap kali di
u udah berkorban banyak, seenggaknya kamu udah berbakti sampai
Atma diserang gemu
tuk mengejar ketertingga
mana maksu
bisa ambi
itu?" Kening
h paket C setara SMA, kamu bisa sekolah dulu b
isa gitu
u nggak ta
"Nggak ada yang ngasih
amu yang la
a ..., mau bilang apa Mas? Aku juga nggak mau membebani mereka, tapi aku bersyukur ada orang tua Mas Bhaga yang beg
haga justru menunjukkan simpati yang besar kepa
ah
ang tadi a
bukannya mendengarkan soal orang tuanya yang sedang
ntuk mendaftar." Bhaga berdiri. "Ayo pulang, nanti