ia hanya masuk ke dalam mobil lantas menghidupkan mesin, keluar da
t yang cerah dengan ribuan bintang, menjadi saksi kegalauan hati lelaki itu. Jika bisa, dia akan mengum
macam makian untuk wanita yang sang
lnya. Hingga membuat jalanan yang aslinya senyap, menjadi
minimarket yang ada di pinggir jalan untuk membeli rokok. Ya, lelaki itu telah berhenti merokok sudah lama sa
r saat memasuki minimarket ber-AC itu. Pelayan tersenyum ramah sembari kedua t
ah datar, lelaki itu ikut mengantri di sana, ka
kan menabraknya. Dia bergerak ke samping kanan, namun t
lam hati. Suasana hati Brian yang buruk bertambah buruk
AK
nya. Segera saja dia mengangkat wajahnya untuk tahu siapa yang telah berani mel
bu. Yang bisa dibilang bukan warna mata asli orang Indonesia. Hidung mancung dengan bibir yang sedikit berisi
ya. Oh ... sungguh, Brian sama sekali
" Tak ingin langsung memaki, Brian ingin tahu a
i, yang aku tahu Om itu telah ngelecehin saya, tahu nggak?" Mata
a Inggris, tahunya tuh anak ngga
a di sini? Bahkan saya sama sekali tak menyentuh Anda!" bentak lelaki 35 tahun itu.
tampan Anda bisa seenaknya meremas bokong saya." Gadis itu tak kalah galak dari Brian. Tak pe
mpan?" Jujur, perasaan Brian saat ini an
keceplosan telah mengakui jika pria itu memang tampan, meski dia tahu usianya
tahu kenapa timbul perasaan ingin menggoda
kiran buruknya saat itu juga. Baru saja dia marah pada istrinya karena memaksa dia untuk menikah lagi, kenapa
epannya ini malah ingin bermain-main dengannya. Ingin sekali gadis itu mencakar dan juga me
a bukan B
ah seorang pelayan menghampiri keduanya. Brian baru menyadari jika dirinya
mas bokong saya." Dengan wajah kesal, sang gadis me
itu," bantah Brian. Sungguh har
etap pada pendiriannya. Dia sangat yakin jika
n saya tidak melakuka
pi-
ng yang tengah berteriak itu. Seorang pria botak berusia
i mereka tadi. Sepertinya pria itu manager
tu dengan wajah garang. Dia melihat ke a
Bapak ini melakukan pelecehan terhadap Mbak-nya," jelas pelayan itu sed
ti apa?" tanya Pak Gibran,
k!" ujar si gadis. Dia harus
ya!" bant
ku, Om?" Si gadis me
i saja, Pak. Bapak Gibran ini pemilik
gkan dadanya, seolah merasa bangga ada orang yang la
ki CCTV?" Brian merutuki dirinya sendiri, kenapa
a," jawab Pak
ra urusan dengan gadis ini." Brian menunjuk ke arah gadis yang masih menatapnya dengan tatapan bencinya. Benci terhadap orang yang
dua orang itu bergantian. Lantas melihat ke
ak Gibran memberi perintah pada karyawa
n mengangguk patuh
anyak, Pak Gibr
gikuti Wildan ke bagian
onton drama gratis barusan, dan membuat mereka salah tingkah. Dia lalu kem
ang menampilkan beberapa blok potongan gambar. Wildan duduk di kursi s
annya, Mbak?" tanya
enunjukkan TKP. Wildan langsung melihat rekaman tempat itu beb
l ini. Brian tak ingin namanya muncul di berita, 'Seorang pengusaha kaya terlibat skandal
ni baru saja masuk. Pasti kali ini bak
, dong. Belum juga terbukti kok
ap sang gadis dengan penuh percaya diri. Perasaannya sebagai seorang wanita tak usah diragukan lagi. Bah
200 persen,"
ulut saya kenapa
ewat, saya nggak mau, ya, disuruh muterin lagi." Widan merasa geram karena
ke arah si gadis. Tak mau kalah, si gadi
adis. Brian yang merasa tak bersalah bersikap biasa saja. Dia benar-benar mem
ditampar. Putar adegan sebelumnya! C
kedua manusia absurd ini. Bagaimana bisa dia seapes ini, b
. Dia hanya ingin segera menyelesaikan ini semua dan kembal
Selesaikan ini dulu,'
tu! Sudah kebukti sekar