hor
sangat fokus mengetikan apa saja laporan yang diterima sekali-sekali direvisi dan dimuat ulang untuk mendapat data yang lebih akurat untuk bahan mee
arah dan Amelia sekarang Rio lebih berfokus pada kehidupan barunya bersama Zain orang baru yang menemani paginya hari ini, jika men
shb
ping kasur Rio ia yang masih sibuk membenarkan dasinya, Zahra memang bisa dibilang lancang tiba-tiba masuk kamar tanpa mengetu
a yang terdiam gugup entah apa yang terjadi padanya, apalagi saat Rio mendekat mengambil hape yang ada disamping Zahra sam
oh!kau bisa semakin membuatku jatuh
ya menjenguk Amelia"Zahra hanya menganguk sing
emaksanya menerima atm itu "anggap saja uang jajan Zain"Zahra semakin melotot, uang jajan? Padahal dijamanya dulu tak ada
, menurutku in
melia"Rio pergi keluar kamarnya bergabung bersama Zain yang siap makan rapi dengan tampilanya yang menawan, lucu Zain sangat mirip dengan
alui sambungan telepon nadanya sangat gemetaran ditengah kebising
yang sebentar lagi selesai, telpon yang tak sengaja ia ja
tu untuk berbasa-basi intinya aku ingin Zain kembali padaku"Rio hanya mengangguk sangat h
al
in menga
o
balikan dia padaku!"Elena benar-benar sudah kehabisan kesabaran didalam keadaan s
mi kehidupan pribadumu?, apa kau ma
uh Zain aku ibunya aku berhak hidup bersamanya meski aku telah meninggalkanya"Elena menangis disebrang sana entah tangisan pa
mengizinkan Zain
i
ikenal pasti Elena ia sungguh malas berhadapan dengan wanita itu lagi segera Rio menghapus dan membloki
ama Zain, sama sepertiku kau harus merasakan sakitnya
man
melamun namun beberapa panggilan tak berhasil membuatnya tersa
alu kembali membenarkan posisi duduknya siap makan sa
un, apa paman memik
ap, rasanya sangat sepi dimeja makan yang sebesar ini namum hanya dua orang yang men
ilku entah mengapa rasanya aneh ketika melihat ibu"Ri
g aneh d
ng sangat cantik ia selalu tak memperdulikanku waktu dulu paman"Zain memang bocah pintar Rio mengakui itu bahkan diusia yang saat ini Zain mampu mendeskripsikan bagaimana kacaunya i
pi Zain jangan
ndukanku"Zain menjeda ucapanya sebelum akhirnya mengucapkan hal selanjutny
a tak tinggal denganya, Zain aku
*
uriga jangan-jangan direkturnya ini sedang kerasukan sesuatu namun jika dipikir-pikir sepertinya tak mungkin, setan mana yang berani merasuki seorang presdi
ak
Rio
seketika itu Rio sadar dan menatap Sila datar mencoba untuk terlihat
apa S
berkas dan data dalam bentuk flashdisk sesekali Sila curi pandang menatap wajah presdirnya yang sangat tampan itu, andai saja Rio tak menikah de
enar membuatnya tak menduduki kursi itu lagi, ia kembali terduduk berharap hal yang ia ha
dihalus-haluskan agar terlihat lebih anggun itu pikirnya p
menatap wajah tampan presdirnya yang masih s
rap Rio mengajaknya makan siang bersama dan semoga tuhan mau mengabulkanya, meski kemungkinan itu hanya dua puluh
rjaanmu t
sebelum besok"Rio hanya mengangguk paham sama sekali tak menatap Sila didepanya ya
membantu
Sila, ia membenarkan kacamatanya sebelum akhirnya mengatakan hal yang
sangat jago meracik kopi, buka
n ucapan presdirnya ini, yang telah membuatnya berkali-kali sakit hati
ak ada l
disakunya memberikanya pada Rio, tadi pagi seseorang menitipkan padanya untuk diberikan pada Rio Sila tak tau
lop itu pada pemiliknya seolah-olah didalamnya terdapat hal yang sangat penting, setelahnya Sila keluar menyisakan Ri
u ada waktu
dengan nada khasnya, setelah hampir dua tahun Sarah sama sekali tak menemu
us aku bicarakan maaf me
akan
menjawab, tubuhnya seketika gemetar pasti sesuatu terjadi pa
skan nafasnya kasar ada beban yang seperti coba dikeluar
giku"Sarah tak peduli jika ia memohon, ini sangat p
s menemani Zain ke taman Lili, mu
e
at-sangat ia butuhkan ternyata tak menanggapinya juga harus dengan siapa ia meminta bantuan, Sarah menyerah dibalik telpon itu ia menyilet tanga
ar
gadis itu sangat-sangat nekat meski tak ada rintihan dibalik telpon n
ar
siapa
na
elah memil
y
kesalahanku Rio"lagi-lagi terdiam Rio benar-benar tak habis pikir dengan S
Rio masih sangat mencintainya ia masih memiliki kesempatan dan Sarah berjanji akan memperjuangkan kehilangan tak semudah itu diiklhaskan dan mengikhlaskan tak semudah itu
bungi aku aku ingin mem
g kau bi
u besok meski kau
i
melihat tatapan presdirnya yang berapi-api dengan langkah sangat pelan Sila menyuguhkan kopi, menaruhnya dimeja
g ini adalah investor yang bertaruh banyak dengan harga saham peru
etingnya"Sila mel
ini adalah kesempatan besar dan ia telah mempersiapkanya telah la
pi
tiri apakah kau bercanda?, Sila benar-benar tak habis pikir dengan perubahan Rio yang sangat drastis ia hampir pingsan namun tak jadi ia tak ingin semakin merepotkan bosn
anita itu, Elena yang pergi tiba-tiba hanya karna sebuh masalah belaka dan Sarah yang egois dan cemburu buta kenapa tuhan selalu mempertemukanya dengan wanita-wanita yang tak sesuai dengan kep
a mendapat firasat buruk tentang amplop ini, surat didalamnya terdapat kertas pink dengan sample mawar dis
k ci
k-baik saja
pulang sem
and
alu meri
an berwisata Mama ter
tlah
tidak Mam
ah Sa
papun it
ma dengan pemandangan
jika t
akan
nggu lagi kau bi
semenawan mungkin dekor
m:
pecah ia butuh koyo atau obat sakit kepala saat ini, hari kerja yang memusingkan bahkan
lah apa lagi