ngatnya bagaimanapun aku masihlah anak-anak yang menginginkan sosok ibu, namun aku juga harus menghargai usaha paman Rio menghiburku, melupakan pekerj
untukmu"paman merubah panggilanya sejak dua hari yang lalu mungkin ter
na kemari hanya membeli satu mainan murah, aku tak bohong itu murah bahkan paman menyuruhku mencari mai
ndang satu anak kecil yang sendirian membawa boneka merah tedy bear, berkuncir dua tengah lewat didepank
orang teman bermainku s
n mencari pasangan?,
id
enoleh menatapku
aat ini aku tak mau berbagi ap
imana kau men
u saat telah resmi bersama ia diperlakukan tidak baik dan pada ak
h malan
ntik paman, ak
masamu tentang percintaan, kau harus belaj
t terdiam dalam sunyi entah angin apa yang membuat kamu tiba-tib
ncoba mencairkan lagi suasana yang ker
lang aku berjanji membawakan nasi padang i
n makanan dan mainan yang lumayan besar berplastik hitam itu, bisa saja merusak citranya yang seorang Ceo t
iri kami, wanita itu sangat kukenal namun sepertinya ia lupa padaku, ia menangis seperti kehilangan uang milyaran rupiah, celingak-celinguk
a?, membawa boneka tedy bear merah?"oke disini aku mera
ihat gadis itu tadi karna paman tak kunjung memberi hal yang mele
k menyelaraskan tingginya denganku, nampak sangat menyedihkan dengan buliran air mata yang terus jatuh dan hidung
imana kau meli
menunjuk arah yang kuingat dengan jariku, benar kearah ekskafator yang ses
ilat mencari anaknya yang hilang, paman mendekatiku ikut memandang punggung
senyumnya meski yah bisa dibilang tempilanya berbeda, ia semakin cantik.se
gkin aku tak akan bisa berlari cepat, menggendongku yang hampir berbobot delapan belas kg sambil membawa bungkusan mainan bes
semakin mencepatkan langkah paman malah berhenti mematap
u menoleh kearah tempat yang ditunjukan paman, banyak orang mengerubungi disamping ekskafator, a
semakin yakin
npa berniat menolong membuatnya geram dan secepat kilat menaruhku aku terdiam tepat dihadapan ibu tiri Amelia yang masih setia menangis histeris, paman mena
rlari secepat kilat membawa Amelia keruang kesehatan mal, aku membantu ibu tiri Amelia ber
snya yang tak pernah berhenti, aku hanya mengikuti dari belakang sedangkan ia berjalan sendiri didepan sembari menangis
_
awatir pada Amelia meski tak mengenalnya namun ia mencoba profesional bersikap baik-baik saja, membuatku yang duduk diseb
dapat perawatan yang tepat"aku hanya mangut-mangut paham, kas
ap wajah dingin paman yang terlihat sedikit guratan se
ga
datar kursi dihadapanya yang kosong, lorong ini benar-benar jarang dikunjung
a saja karna aku melupakan tugasku sebagai lelaki aku membuatnya pergi kesur
anya paman yang berjanji tidak
itu m
pa hubunganya dengan semua ini?"aku menatap paman Rio yang menghembuskan nafa
yang sama dengan Amelia hanya saja dia pergi secepat itu namun Amelia ber
i entah apa maksud tuhan padaku"aku menatap wajah paman iba terlihat sekali ia menahan tangis dimatanya, bingung harus melakukan apa
shb
kat sebelum kembali bergelayut manja pada lengan kekar suaminya, sedikit risih pada keberadaan anaknya yang tadi merengek ingin beli es krim yang ada dil
sendiri"Amelia merengek memberi jeda pada ucapanya lalu
h marah membentak dengan lantang bahkan didepan suaminya sendiri beberapa orang yang lewat bahkan menatapnya dengan gemas bagaimana ibu tega melakukam hal itu pada anaknya send
a ia bersendekap dada membuang baju-baju ditanganya, sungguh emosi ia kali ini sangat kesal karna sejak Amelia hadir kasih sayang suaminya
anya hilang sebagai seorang ayah, Rio berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Amelia anak gadi
s krim sebentar"Rio mengelus surai anaknya lalu menyelipkan dibel
ya menggeleng pelan lalu merengek
Rio menghela nafas kasar perang batin dengan dirinya sendiri, menatap putrinya lamat ada rasa haus kasih sayang disana membu
t lebar lalu memeluk Rio dengan sangat erat membisikan sesuatu yang membuat Rio hampir menangis itu, suar
nia ini, Amelia sangat sayang p
tertawa singkat, lalu bersiap akan pergi membeli es krim dilantai bawah bahkan melupakan Sarah yang sekarang tengah dikerubungi api kemarahan, nampa
garahkan pada denyut nadi ditangan kirinya, menghadang Rio yang akan lewat, baik Rio maupun Amelia sama-sa
tangis bagi Sarah, lagi-lagi ia berhasil menipu suaminya Sarah bisa saja nekat jika itu menyangkut tentang kehidupanya inilah yang membu
hanya karna ganguan kecil kau lebih memilih pergi"Sarah terisak didada suaminya ia memang paling jag
hilanganku?"Rio menjawab dengan sedikit ketus tatapan Amelia yang terjadi beberapa menit lalu membuatnya
ik Sarah
sama Amelia berdua saja"Rio tersenyum singkat lalu melepas pelu
k untukmu yang sedang mengandung"Sarah
jongkok menatap putrinya yang kecewa, sebelum Rio berbicara Ameli
ar bumi dan isinya dan tak terhitung jumlahnya semua itu bohong daddy lebih menyayangi Mom daripada Amelia tapi tak apa... Amelia sudah biasa tanpa kehadiran daddy"baik Sarah maupun Rio hanya terdiam mendapat pengakuan dari anak mereka, Rio benar-benar bingu
s krim yang kau inginkan, jangan jadi anak yang manja yang terus merengek pad
am sekali suap tangan, ia tak butuh orang lain untuk menghapus air matanya, Amelia berjalan sendiri membawa uang pemberian Rio tadi,
hbac
antai dua, dan detik itu aku berlari dengan cepat menerobos kerumunan yang hanya terdiam tanpa berniat menolong membuatku marah sejadi-jadinya, mengatakan apa saja sambil memeluk erat tubuh Amelia yang penuh darah dan setelah itu Amelia dinyatak
ah bercerita hal yang seha
terjadi setel
ntah dengan keras menangis sejadi-jadinya dan meminta cerai, diantara bingung dengan semua itu aku hanya pasrah melepaskan dan me