ingkar di tangan kirinya. Jam menunjukan pukul 3.45 pm. Dia menanda tangani sebuah proposal kemu
. Berkas sudah Saya tanda tangan, pa
alah di kantor akan Saya s
" Alex tersenyum da
an bersama Ayana. Ay tampak sibuk dengan ponselnya,
k melintas di depan keduattt
ejut dan langsung berlari mendekat. Benjamin langsung keluar dari mo
mobil tidak!" Ben meng
da yang lecet, jadi kenapa kau mesti
enti ketika lengannya
epertinya mobil Anda juga tidak ada yang lecet." Pak Adrima menenangkan Ben.
, bukankan itu Hendrick?" Irish menunjuk p
lambaikan tangan ke arah Hendrick. Pem
lat!" Hendri
pa-apa, kan?
yang membesar-besarkan masalah
perutmu?" tanya
a pergi makan dulu sebelum mengantarmu
yana melambaikan tangan ke
antar jemput kekasihnya, sedang aku?" menundukkan kepala dan membulatkan pipinya
ya?" tanya gadis manis it
, Kakak agak telat. Banyak kerjaan di kan
u saja keluar dari kantor." Irish ber
satu-satunya keluarga yang dia punya. Alex meraba rambut Irish dan mengacak-
ta Irish sambil membulatkan pipinya. Melihat re
bunya, dia pasti akan menitihkan air mata. Bagaimana tidak, kedua orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan
dengan lembut. "Sudah, jangan menangis lagi. Aya
❣
tangannya sebagai bantal kepalanya. Matanya terpejam, pikirannya
ju balkon apartemennya. Dia membuka pintu kaca dan berdiri di tepian balkon. Semilir angin berembus menerpa kuli
ati. Tangan kanannya mengusap ten
an kembali masuk ke dalam apartemennya. Dia melangkah ke dalam kamar
dirinya sendiri setelah itu dia langsung masuk ke dalam bath-up. Kembali pikirannya terusi
dia selalu men
anduk kecil. Dia melangkah menuju dapur dan membuka pintu kulkas. Diambilnya sebuah
kan belanja besok. Untuk malam ini aku akan makan malam dengan roti." Ben meraih sebungkus roti tawar dan mengeluarkannya dari dalam kulkas lalu menaruhnya di a
n mengeluarkan sekotak susu putih. Menuangkannya di sebuah gelas k
janya. Benjamin mulai menyelesaikan pekerjaan yang harus dia bawa besok
s mengalihkan atensi Ben. Dia langsung meraih benda terse
rah pada layarnya. Ben meletakkan ponselnya kembali di sam
kembali lagi bergetar. Ben melirik layar
emuda itu tidak merespon. Getaran ponsel berhenti d
nggil namanya dari luar sana. Ben beranjak dan melangkah menuju pintu.
dinding. Ben mengerutkan alisnya saat tahu
dalam!" serunya. "Bukaka
E CO