nya memiliki gengsi tinggi. Tapi, gemas juga melihat Mas Aiden naik-turunin tangan karena segan. Maka, aku mera
asaan malu tiba-tiba muncul. Bibir bawah aku gigit untuk meredam m
ng. Melepas kaitan besi di belakang sana dan membuat
li menengadah untuk melihat responnya. Da
an apa pun. Hanya diam memandang mata dan dadaku secara
kannya di depan dadaku. Dia tampak terke
merengek. Masa iya, semuanya har
t bibir kuat saat sensasi unik menghampiri. Pipiku terasa panas karena saat ta
pipi merah begini
anis dengan uc
h. Aku sudah gelisah diliputi gairah. Tidak sadar, menempatkan kedua telapak tanganku di masing-masing waj
k mundur. Bagaimanapun, kita sudah sejauh ini. Masa
kami. Aku tentu saja terkejut saat benda kenyal menempel di bibir. Namun, ketika melihat Mas Aiden memejamkan mata
Barulah saat aku sedikit mundur, pria itu mau menahan t
n di tempat tidur. Meski agak pasif, aku tetap mencoba membalas. Siapa yang tahu, p
atu yang terasa mendamba, menginginkan sentuhan lebih dari ini. Tu
ia itu mencari ujungnya. Mengangkatnya dengan
nti, tanganku menyelusup ke dalam kausnya untuk meraba-raba. Da
onsel memecah
akan baru sadar dari alam mimpi. Napasku tersengal-sengal, da
gan kesal. Aih, kapan lagi coba
rik Mas Aiden melalui ekor mata. Ia sibuk mengusap bibirnya yang meme
o, N
? Ha
besok
ok, Bu.
ketemu Bu Haji Zaenab. Ibu
.. Besok kan bi
Mas Aiden, aku tersenyum sim
bari Ayya aja ya k
ya. Maaf, Ibu gang
bange
k pap
h. Kebangun ya gara-gara Ibu te
cara refleks dan melirik ke M
a,
duk. Assala
sudah terdengar, tetapi aku masih enggan melepas ponsel di teli
u melirik Mas Aiden yang juga menatapku-te
bohong. Saya sama sekali tidak bergairah melihat kamu seperti ini, bahkan telanjang seperti tadi siang." Mas Aiden ters
a terang-terangan. Secara jelas dia mengata
dada mendengar ucapan pria itu tadi. Tamba
terpejam, mencoba mengabaikan segala sesuatu yang dilakukan Mas Aiden. Namun, aku sulit tidak acuh begitu s
!" pekikku ta
n emosi. Aku mengambil bantal milik Mas
*
rsiapkan air hangat atau pakaian kerja Mas Aiden. Beberapa menit aku biarkan berlalu d
kan. Apalagi mengingat kejadian semalam ... perlakuannya benar-benar manis. Aku b
nya 2 yang membuat pria se
g baik-baik. Meski tanpa seorang ibu, aku jamin hidupnya serba sehat. Bahkan
lok gitu? Tidak
aku yakini 70%. Aku tidak tahu pergaulannya di luar sana bagaiman
mengenai Mas Aiden. Aku sangat penasaran, karena pria ini hanya
dan tanpa sadar terjatuh dari tempat tidur.
saja, Ayya?" t
bisa telat kalau aku tidak menyiapkan perlengkapannya. M
istirahat kalau m
buru. Hari Rabu ini, mana y
ntuk dalaman, pria itu yang akan mengurusnya. Aku menggantu
rapikan tempat tidur. Uh, ini hanya jatuh dari
ahat saja. Saya b
ik ke tempat tidur u
eperti wanita yang habis diperawanin, Ayya." Di
engenai wajah Mas Aiden, membuat ia terdiam seketika
ulai hari ini, tugasku bukan hanya sebagai ibu