Mereka menyusuri koridor, dan tak sampai dua menit, mereka sud
," ucap Ramdan sambil menunju
uk dan keduanya lan
r gue yang pesenin seka
eruk aja. Thanks,"b
g lama, Arda datang, membawa baki berisikan makanan dan minum
sigap. Tak berselang lama, keduanya ke kasi
uan. Arda yang sadar menabrak perempuan itu langsung meminta maaf.
n itu yang ternyata Nana-peremp
mpuan itu, "Oh... iya, Nan
dan tersenyum. "Kala
nggukukkan kepala
u mana, Na?" tan
ah. Kamu uda
menggelengkan
UKM, nanti aku kasih tahu, Da. Ak
annya ke arah Arda, b
mpai ke tempat duduknya, ia dipanggil oleh R
ebetan aja,"
tak paham apa yag dimaksud
t wajah Ramdan semakin serius
gi, dia yang nemuin d
MPET," ujar Ramdan
gangkat bahunya acuh. "lo keba
amdan merangkul bah
Arda tertawa
aja sama gue. Tapi, gue masih penasara
awab Ard
" ledek
u di hatinya hanya ada Aisyah. Ia akan bersikeras membukt
*
snya. Ia merenung sesaat, ia mulai berpikir bagaimana cara sukses di
t dari tidurnya dan membuka gorder, dan ternyata yang menget
a Arda, kalau mau ke sini
k. Kamu beneran bakal bet
rda mau mandiri, ibu nggak u
duduk di sofa yang tak jauh
ipelukan ibunya, Arda merasa iba, karena di Jombang, ibunya hanya tinggal bersama adiknya yang masi
juga di sini. Jadi, ibu ngga
an demi obrolan mereka berbinca
da nanti tidur sama Akmal, di ko
menepuk bahu anaknya, l
kos dan menuju
o
o
o
rda terus mengetuk pintu, sampa
nya Akmal sambil
lo, ya? Ibu gue datang ke
ilahkan temannya masuk ke da
apa?" tanya Akmal sam
nanya." Ar
kepalanya dan menabo
g ajar, lo, Da." Lagi-lagi
gue, nggak lo tawarin makan, gi
yang sedang dibawa oleh Akmal, Akmal k
utan makanan?" Ar
kan bahunya. "L
tak melanjutka
pa?" bal
ik Arda sambil melototka
terlalu berambisi. Apalagi, kalau masalah Aisyah, Arda akan mengedepankan apapun, termasuk dirinya sendiri. Akmal juga pernah menasihati Arda untuk berhenti memp
n beberapa saat kemudian, ia datang memb
menyodorkan piring itu ke Arda
Akmal meng
tak sampai empat menit, makanan i
lo, ya, yang taruh d
naruh piringnya siapa. Dengan wajah kesal, akhirnya Akmal mengalah demi sahabatn
i temannya itu dan merangkul bahunya, dengan nada mengejek Arda menjulurkan lidahnya. Akm
lo!"ump
ik menjulurk
i duluan.
an. Tapi, itu hal biasa karena mereka