arin. Itu karena air ketubannya pecah semalam. Beruntung suaminya sigap membawanya ke rumah sakit
era berlarian saat melihat ibu mereka yang terbaring di ranjang rumah
rumah sakit terlalu tinggi untuk keduanya. Jadi, mereka teru
ongannya. Sementara Tama berjingjit dan tersenyum melihat adiknya akhirnya
ang dagunya di sisi ranjang rumah sakit. Me
nya. Gio yang masih menggendong Fajar di ambang pintu segera bergerak masuk. Fajar mengalungkan tangannya di leher bapaknya dan kakinya
tan. Nenek Sarah yang baru saja keluar membeli makan siang menghampiri putri
miringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Terlihat mencoba men
sup. Lauknya ayam dan kerupuk. Tapi, Tama terlihat menikmati makanannya. Bocah yang mudah makan apapun dan dengan siapapun.
a Sarah melihat Fajar mulai rewel d
ng ditatap tajam oleh Gio. Fajar menangi
. Bocah itu berbalik dan mulai turun dari kursinya. Kakinya menggapai-gapai bawah mencari pijakan. Lantas sete
jar di sofa. Dengan dibantu Sarah akhirnya Tama bisa mulai menyuapi adiknya. Sangat
tan menyuapi sayur sup. Dia membiarkan adikny
n tingkah keduanya. Tama yang mencoba menyuapi adiknya dan Fajar yang se
melihat ayam goreng yang masi
suapi ke adiknya. Fajar tersenyum senang menerima suapan ayam bagian paha dari sang kaka
jut melihat semangkuk sup yang berpindah tempat ke paha sang adik. Tama berlari
apa yang tengah mereka alami. Fajar merengek merasa pahanya basah dan
ti keduanya dan akhirnya tahu penyebab putranya merengek, "tidak
ari menunjuk celana kakaknya yang berwarna biru. Sam
ngobrak-abrik tas kecil berisi pakaian ganti keduanya. Ada bedak dan
tegasnya mu
leng membuat kepalanya terasa pening menghadapi keduanya. Biasan
rah," jawabnya sembari mak
akak tanpa permisi. Tama terkejut mendengar seruan itu. Di
jar Tama cemberut. Fajar yang melihat kakaknya cemberut mengemb
besar. Dia makin menangis melihat ayamnya tinggal separuh dan separuhnya berp
jar kesal dan melempar
k boleh gi
ala Tama. Tangannya mengelus kepala Tama bekas lemparan ayam. Bagusnya
usaha. Akhirnya setelah penjelasan yang super panjang Tama mau mengganti celananya dengan wa
nek di sekitaran ruang inap Dinda. Sarah tidak mau dua cucunya itu melihat ibu mereka
sias menunjuk ayunan di taman rumah sakit.
a mengawasi keduanya kalau mereka bersamaan naik ayunan. L
ri senang menuju ayunan dan pada akhirnya menunggu sang nenek karena
endorong ringan ayunan membuat bocah itu tertawa ke
ek. Tama juga harus ingetin Fajar biar nggak rewel lagi, ya ..." pesan Sarah pada keduanya yang mengangg
l adek lagi. Mau dipanggil kakak," ujar Fajar mendonga
ak Tama membuat Fajar yang tadinya tersenyum manis
ai Sarah melihat percikan pertengkaran dari kedua bocah kemba