saling mengejar. Wajah keduanya yang mirip seringkali disalah pahami. Tapi, baginya kedua putranya berbeda. Tama tampak cukup tampan
ng memeluk dengan gemas satu sama lain. Fajar tampak lebih suka memeluk punggung kakaknya, sedangkan Tama juga tampak ingin
Adiknya yang menjadi pelaku menatap kakaknya nanar lantas ikut menangis merasa bersalah. Dia mencoba m
us rambut putranya yang memeluknya di samping tubuhnya.
k sengaja,
it. Dia mengisyaratkan pada bocah itu untuk mendekatinya dan memeluknya ju
erbiasa mendisiplinkan kedua anaknya agar setelah marahan saling meminta maaf. Tan
h. Si sulung segera berlari memeluk bapaknya yang baru ke
nya digendong sang bapak. Dia berlari menerj
nggendong Fajar juga. Dia tidak mau bersama adiknya sek
tanya sang kepala keluarga menatap si
nya pada bahu bapaknya. Rasa sakit akibat gigitan adiknya masih membeka
Tama," jelas Dinda membuat
ngati berkali-kali untuk tidak menggigit siapapun saat merasa gemas. Tapi, sepertinya itu sudah
na
gap sikap Fajar menggemaskan dan malah memujinya. Namun, seiring waktu gigi Fajar tumbuh menjadi
main sama kakak ya ..." ujar Gio membuat bocah itu mendelik lucu dan kembali menangis. Di
unya di belakang rumah. Dia pikir mendisiplinkan Fajar kemarin membuat bocah itu bertaubat
ap pipi putranya. Tama mengangg
bunyikan wajahnya di dada sang bapak. Gio mengelus kepala p
ni, D
bapaknya yang ada di sofa. Matanya melirik kakaknya yang enggan men
dengan kepala tertunduk dan sesenggukan. Perlahan Fajar mengangkat tangannya
ngeknya menah
epala Fajar dengan lembut. Fajar mengangguk mengerti dan merengut kembal
. Gio tersenyum. Tangannya menangkup wajah Tama yang ada di dad
diangguki Tama. Gio tersenyum. Dinda yan
mengangguk dan tersenyum lebar. Dia memeluk adiknya dengan gemas membuat si adik tertawa s
a bocah neda 13 menit itu menoleh. Menatap ibu mereka dan segera bereb
menangkup pipinya mendongak menatap ib
an berantem lagi ya. Nanti kalau berantem dedek bayinya se
eduanya agar tidak saling menindih karena pasti tubuh mereka akan sakit. Tam
melihat Fajar dengan ribut menceritakan banyak hal yang ia pikirkan kepadasang kakak, sementara Tama menangguk
asalah kebiasaan Fajar kembali terjadi. Pasti dia juga aka
u tentang kehamilannya, sekarang sudah akan melahirkan saja. Ah, dia memang tidak tahu di
un. Cukup istirahat dan jalan-jalan ringan aja. Semuanya biar aku yang kerjain, aku nggak mau kamu nantinya
ustru terasa semakin jatuh akan pesona CEO muda yang kini memiliki beberapa anak perusahaan. Selain harta yang cukup, dia juga mendapat kehar