nga sedang mekar di sana. Ada sebuah ide buat mempermainkan Verza. Dengan mengendap-endap Satya berjalan mendekati bunga tersebut. Setapak demi setapak langkah Satya semakin dekat dengan sasaran
elah dia sampai ke dalam dapur. Keringat dingin keluar dari kulitannya. Napas kempas kempis masih dia rasakan. Segelas air putih dia ambil dan mas
za meminum buatan ibunya sendiri. Rasa manis sedikit pahit di awal berganti dengan dengan rasa
ih? Kok rasanya sepert
rasakan,"
ebuah sendok Alena mencicipi coklat hanya buatannya. "Ko
enapa, Bu?"
egini?" Alena kembali gingung. Berpikir sejenak Alena lakuk
dengan luka serta pakaian sedikit kotor
kenapa?" tany
bunga. Aku tadi lari karena takut kalau ada yang melihat. Aku takut diculik lagi. Aku ta
tak perlu lakukan itu. Kau b
n Verza. Aku tahu aku salah," ka
ami sekarang keluarga
kan semua kejadian ini. Berdirilah Alena dan mendekati Satya. Bingung rasa hati Satya ketika di dekati bibinya sendiri. Dielus rambut pendek Satya. Sebuah bis
, "Nek, tolong aku. Bibi akan memukulku jika aku melakukan kes
au katakan benar?"
tu. Aku cuma berka
ata Satya untuk m
kasih sayangmu pada Satya. Kasihan dia, sud
perlakuan Satya. Tiada apa-apa yang bis
erza. Kaki kiri ditekuk di lantai dan telapak kaki tetap menyentuh lantai. Kini dia menyodorkan
i agak senang. "Satya, aku maafkan kamu. Jika tak bisa kau minta tolong saja," katanya. Bunga pemberian Satya dia terima dan taruh di meja. "Satya, bunga
kau lakukan? Aku
yang kalian laku
niatnya terurungkan sebab perkataan ibunya sendiri. "Bu, ak
nta jatah tidur be
eduanya,"
saja selalu kalah jika adu kekuatan dengan Verza. Entah bagaimana caranya agar bisa melepaskan diri dari cengkraman
ini sana,"
h begitu. Satya in
s melepaskan pelukannya. Dengan demiki
atya berlari ke belakang. Keringat panas dingin dia rasakan. Rasa-rasanya ta
dia berbaring dia tak tahu. Saat membuka mata terlihat seseorang be
Bibi tersayan
ke sini?" Ini
ihat keadaanmu. Meskipun menjadi perempuan tak sedikit pun
t terlihat. "Argh!" teriaknya. Langsung saja bagian yang terbuka dia tutu
Mana ada perempuan hamili mantan laki-laki." Sontak Rikma duduk dengan m
atya mengikuti kakak duduk di atas kasur. Kedua kaki di tekut ke baw
-cari Verza? Jangan kam