tahu ya kemampua
mbohong ulung, adik terculas
endiri. Walau Sota berubah menjadi Saty
par, besok aku tunjukkan caranya,"
*
dak keluar di halaman belakang. Tapi lalu lalang beberapa orang membuatnya merasa malu. Hanya di pi
a apa?" ta
orang. Apalagi Ibu mengenakan pakaian yang cantik ini,
luar, butuh apa-ap
tak berselancar. Aku
a." Artisa meneruskan me
nik. Tak peduli dengan posisi kakinya, Satya terus saja mencari acara yang sesuai dengan keinginannya. Terdengar su
a tiba di belakang. "Bu, nenek sud
kau buka saja?
temu dengan nenek, aku b
a, tentu saja sambil bersembunyi. Pintu depan rumah Artisa buka. Terlihat wajah sang
kan masuk,"
n Verza mengikutinya. Tas yang mereka b
balik dinding dia mengintip nenek dan keluarganya yang sedang duduk di kursi melepaskan ke
tya salah. Sang ibu malah menarik tangan yang lembut itu. Tampak jelas wujud Satya
apa itu?" t
tya. Dia baru beberapa h
ntas kamu di sini dengan
ja Ibu Artisa dan keluarganya menolongku. Jadi aku bisa selamat. Mengenai
diangkatnya. terlihat jelas wajah cantik Satya. "Gadis cantik, janganlah kau
rasaan yang ada di dalam hati, campur aduk segalanya menjadi satu. Tak kuasa a
ersedih. Di sini ka
dahulu dipegang Satya. Pelukan dengan sang bib
e dapur. Empat buah gelas kosong dia persiapkan. Bubuk kopi dia masukkan ke dalam setiap gelas. Gula dan ai
bawa minuman kopi panas. Perlahan satu per satu minuman
iasanya minum coklat hangat. Kalau
a kau ini,"
. Sayang, pegangannya sedikit tak stabil
" keluh Verza sambi
ni apa-apaan!
i tak sengaja,
trauma ketika diculik. Kau jangan beg
kan. Lain kali berhati
awa ke dapur. Gelas baru yang bersih dia ambil. Bubuk coklat murni diambil da
dia rasakan. Begitu diteguk langsung saja dia muntahkan. "Satya, kau ingin membunuhku," katany
sambil menutupi kepal
a. Rambut Satya dihabisi. Karena itulah Satya me
epannya seorang perempuan. "Untung saja kamu cewek. Coba kalau kamu cowok sudah kukencing
u. Aku belum pernah membuat
ohon kau tenang dahulu," kata
tama kali Bibi akan ajari kamu caranya membuat m
au dia mengikuti bibinya ke dapur. Sang bibi mengajarinya
. Sedikit saja," kata Sa
ndok ya. Jangan kau h
ap,
k dengan sebuah cairan. Minuman coklat kembali Satya aduk dengan sendok tersebut. "Bi, aku
mengelus rambut Satya sebe