/0/2453/coverbig.jpg?v=96c7673aae26a3b99eca8d7df29c9aad)
Sota seorang pemuda yang berusia 20 tahun. Sota seorang lelaki pengangguran berat. Dia sangat malas beraktifitas. Sota seorang yang cerdas dalam kelicikan. hari-harinya hanya diisi dengan bermain gawai. Artisa seorang ibu yang berusia 45 tahun. Artisa berbeda dengan anaknya, dia sangat rajin bekerja. Dia juga perhatian pada Sota. Artisa juga sedikit licik walau tak selicik Sota. Sifat malas Sota membuahkan rasa kekhawatiran yang sangat besar di hati Artisa. Karena itu Artisa ingin mengubah sifat Sota secara total. Artisa menempuh cara yang tak biasa yaitu dengan mengubah tubuh Sota. Apakah yang terjadi pada Sota? Apakah dia bisa berubah sesuai dengan harapan Artisa?
Hidup di kalangan keluarga biasa tak membuat seorang pemuda berumur 20 tahun yang bernama Sota segera berubah. Internet telah melenakannya. Setiap hari hanya medsos yang dihadapi. Rayuan demi rayuan dia lancarkan. Tapi tiada perubahan bagi Laila, perempuan yang selama ini menjadi incaran.
Kursi panjang di ruang tamu tempat biasa Sota berbaring. Rumah ukuran sedang tempat bernaung setiap hari. Tak ada keinginan untuk keluar rumah. Artisa, sang ibu mengkhawatirkan masa depan anak bungsunya. Tak bosan setiap hari peringatan selalu dia utarakan.
"Sota, daripada kamu main medsos saja lebih baik kau ikut jejak kakakmu. Bekerja dan mencari uang," kata Artisa.
"Ibu mengganggu saja. Tunggu aku jadian dengan Laila," kata Sota dengan penuh kekesalan. Wajah sang ibu tak dilirik sedikit pun.
"Ta, kalau kau bekerja nanti Laila akan takluk sendiri."
"Ibu mana mengerti. Jika mengandalkan harta aku akan kalah saing. Hanya dengan cara ini aku bisa memiliki Laila."
"Apakah kau berhasil? Tidak kan. Makanya bekerja dulu baru mengincar Laila."
Omelan demi omelan keluar dari mulut Artisa. Tak tahan dengan itu Sota mengeraskan suara di gawainya. Suara ibu kini telah tak terdengar lagi. Jengkel tak diperhatikan anaknya, Artisa melepas earphone yang tertempel di telinga Sota.
"Sota, kamu tadi dengar tidak," kata Artisa agak keras.
"Iya, Bu." Beranjak Sota dari tempat rebahan. Kamar tidur menjadi tujuannya. Pintu kamar ditutup dengan keras, bentuk kekesalan terhadap sang ibu. Terkunci pintu dari dalam kamar tempat Sota berdiam diri.
Kelakukan Sota hanya bisa membuat Artisa geleng-geleng kepala. Tak mau ambil pusing lagi, Artisa melangkah keluar rumah.
Warung makan Mampiro tempat tujuan Artisa. Pintu belakang tempat biasa dia masuk. Seorang lelaki muda dia datangi. Ikan yang ada di wajan terdekat tergoreng sudah.
"Bu, Sota bagaimana?" tanya pemuda yang bernama Apis, dia kakak ipar Sota.
"Seperti biasa, tetap ingin mengincar Laila," jawab Artisa.
"Dasar Sota, mentang-mentang keluarganya baru mapan seenaknya sendiri. Apa Ibu sudah rayu Sota?" tanyanya lagi.
"Aku sudah bosan merayunya. Ayah dan istrimu saja tak sanggup mengatasi sifat malasnya."
"Sabar Bu, mungkin suatu hari nanti dia akan sadar sendiri."
Warung tempat mencari nafkah mulai ramai. Segenap anggota keluarga bekerja sesuai dengan porsi mereka masing-masing. Artisa mengecek bahan baku. Ketika persediaan telah menitip Artisa baru keluar untuk berbelanja.
Kian malam hari warung kian sepi. Para pelanggan telah pulang ke rumah masing-masing.
Artisa kembali lagi ke rumah. Sebungkus makanan dia bawa untuk Sota.
"Bu, aku sudah lapar. Ibu lama sekali pulang," keluh Sota.
"Kenapa kamu tidak buat mie instan atau goreng telur?" tanya sang ayah, Garu.
"Tak ada nasi atau apa pun yang bisa dimakan," kata Sota.
"Oh ya, Ibu lupa. Sekarang makanlah sepuasnya," kata Artisa.
Perut yang keroncongan membuat Sota tak tahan lagi. Dibuka bungkus makanan dan diambil isinya. Sebuah pisang goreng dia makan. Entah kenapa Sota malah mual dan muntah-muntah. Segala isi perut dia keluarkan. Sota berlari ke dapur. Kedua orangtuanya mengikuti dari belakang.
"Nak, ada apa?" tanya sang ayah.
Sota hendak menjawab pertanyaan tersebut. Pandangannya telah kabur terlebih dahulu. Kesadarannya telah hilang sebelum Sota sempat menjawab. Sang ayah membawanya ke dalam tempat biasanya Sota tidur.
***
Tujuh hari dalam seminggu telah dilalui. Selama itu juga Sota tak sadarkan diri. Artisa senantiasa menunggu si buah hati. Pekerjaan yang selama ini dilakukan terpaksa dia hentikan. Tak sedikit pun rasa cintanya hilang meskipun terkadang si anak mengabaikannya. Rasa lapar membuat Artisa pergi sementara meninggalkan Sota.
Pagi hari telah menyingsing. Cahaya mentari menembus jendela kamar yang terbuat dari kaca. Kala itu Sota terbangun karena cahaya yang membuat silau saat dipandang. Rasa pusing sedikit dia rasakan.
"Dimana aku?" tanyanya pada diri sendiri.
Terdengar dengan jelas suara perempuan dari mulut Sota. "Lho, Kok bisa?" terkejut dia dengan suaranya sendiri. Dilihatlah kedua tangannya, halus lembut bagaikan sutera. Otot pada tangannya semakin mengecil. Lalu Sota merunduk ke bawah. Sebuah tonjolan besar di badannya. "Tidak!" teriaknya sekeras mungkin.
Artira berlari menemui si anak. Berhenti sejenak di saat mendengar suara perempuan dari kamar Sota. "Aku harus memasang wajah polos agar anakku tak curiga kepadaku," katanya di dalam batin.
Masuklah Artisa ke dalam kamar Sota. Ditemui si anak yang sedang meneteskan air mata. "Nak, mengapa menangis?" tanyanya.
"Bu, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa aku berubah?" tanya Sota dalam tangisannya.
"Nak, Ibu sendiri tak tahu apa yang terjadi. Yang sabar Nak, kita nanti cari jalan keluarnya," kata Artisa. Didekaplah si anak untuk mempercantik aktingnya. Tapi air matanya tak bisa disembunyikan lagi.
Seharian sudah Sota terbangun. Tapi tidak juga dia beranjak dari tempat tidurnya. Mengurung diri di dalam kamar yang dia lakukan. Dilihat terus tubuhnya, seolah-olah dia tak percaya akan takdir yang menimpa padanya. Artisa selalu saja mendampingi si anak bungsu. Sekali-kali dia mengambilkan makanan, tapi selalu saja Sota tolak. Walau akhirnya Sota juga yang mengalah. Rasa sakit di perut tidak bisa dia tahan, apa pun pemberian sang ibu dia lahap. Tapi tetap saja dia tak mau mandi. Apalagi kini dia telah berubah.
Malam telah menjelang. Sinarnya rembulan menambah pedih hati Sota. erlip bintah sebagai penusuk luka di hati. Suara beberapa orang terdengar jelas dibalik dinding. Sota tak ingin siapa pun mengetahui bentuk wujud barunya. Selimut panjang dia kenakan. Sekujur tubuh tertutup rapat. Hanya hidung dan mata yang tampak dari luar.
"Sota, Ayah ada sesuatu untukmu!" panggil Garu.
Tiada keberanian Sota untuk menolak permintahan sang ayah. Langkah pelan menghantarkan dia kehadapan sang ayah. Rasa malu, sedih dan segalanya bercampur menjadi satu. Tubuh Sota bergemetaran. Riksa, sang kakak muncul dari belakang. Dibuka penutup kepala Sota. Rambut indah dan wajah cantik tubuh baru Sota terlihat jelas. Bingung bagaimana Sota menutupi identitasnya.
"Adikku yang manis, kamu tak perlu malu. Kami semua telah mengetahui keadaanmu," kata Rikma.
"Tapi, aku takut...," kata Sota.
"Tak usah takut, kami di sini bisa menerimamu apa adanya. Kasih sayang kami tak akan berkurang," kata Garu.
Selimut yang menutupi tubuhnya sudah tak berguna. Sota membuangnya begitu saja. Pakaian yang kedodoran masih dia kenakan. Langkah pelan berubah drastis. Berlarilah Sota dengan segenap tenaga di tubuh baru. Sang ayah tercinta dipeluknya. Tetes demi tetes air keluar dari kedua bola mata. "Ayah, apa yang sebenarnya terjadi pada diriku?" tanyanya dalam pelukan.
"Nak, Ayah juga tidak tahu. Tapi jangan khawatir, suatu hari nanti kita akan mengembalikan dirimu seperti semula," jawab Garu.
Main, seorang pemuda yang lemah dan tak tahan pada sinar matahari. Suatu saat dia terpaksa kembali ke desanya karena sebuah misi untuk menghancurkan mustika ular hijau. Tapi langkahnya harus sering terhenti ketikan dia berhadapan dengan pengguna piranti mistik. Belum lagi beberapa konflik harus dia hadapi, baik depan manusia maupun makhluk lain. Berbagai cara dan informasi harus dia tempuh agar dapat mengetahui keberadaan mustika tersebut dan menghancurkannya.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?