dar
a. Pria ini membalikkan tubuh sampai berhadapan deng
ma tadi ke kantor, dan
man lama. Ada ap
mama dan Rebecca
endengar nama mantan istri
jak kalian
Ansel dan Becca tida
gat anakmu!" p
aru menghela napas berat. "Ansel yakin Evan tidak akan
a, kasih sayang yang Evan da
uli pada kariernya, Mama... Saat kami bersama pun, siapa yang lebih banyak menghabisk
engurus Evan, yang lebih banyak diurus Daru dan babbysitter profesional yang mereka sewa. Becca sepertinya m
elan-pelan di
alu kembali melangkah menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Pria ini tak mau lagi melanjutk
Daru sama sekali. Pria itu terus saja melangkah sambil memegang keningnya den
bergemeretak. "Sejak wanita itu sudah tid
bawa orang yang su
lalu menaikkan dagunya angkuh ke arah pria yang berusia kira-kira lima pu
an hidupnya sendiri kali ini!" ucap sang pria tega
akin menjauh dari pandangan. Kedua tangannya mengepal kuat. "Papa
*
jang dada. Memang sudah menjadi kebiasaanya tak menggunakan baju saat tidur. Bibirnya tersenyum tipis saat melihat sang anak tertidur lelap sambil memeluk erat guling yang ada di
cantik. Tangannya beralih mengusap foto itu dengan mata berkaca-kac
bingkai foto berisi foto gadis berseragam SMA. Rambut sang gadis yang berwarna merah itu tertiup
temu sama kamu, Aya..." monolog Daru seolah seseorang yang ada di foto itu ada di depannya. Senyum pria ini menghilang, tergantikan dengan tatapan sendu. "Kamu ingin kita menjadi orang asing? M
t merasakan pergerakan sang anak. Pasti sebentar lagi anak t
~, pe
hk
ingkar di lehernya ke atas nakas. Pria ini langsung memb
ya, Boy...
*
dah data
aja dari bibirnya. Wanita ini segera mengalihkan pandangan ke arah pintu kelas sang anak untuk menanti jam pulang Misha. Kenapa pria in
ia ini apa tidak mengerti Bahasa Indonesia?! Bukankah semalam Zeta sudah mengatakan, tidak perlu lagi
ru, dan mencoba mengalihkan pikiran ke ha
Zeta sudah benar-benar kegerahan dengan tatapan itu. Apa sih maunya pria ini?? Setelah membuat tidur Zeta tak nyenyak, bahkan memel
da yan
ri di sampingnya. Padahal banyak tempat kosong di depan kelas anak mereka. Walaupun ada beberapa orang t
mu aja, Aya..." balas Daru mantap dengan
ang. Tatapan itu, tatapan yang sama saat pertama kali Daru menyatakan
antamnya seketika. Kalau hanya ada Zeta di mata Dar
, Papanya Evan! Dan berhenti
Aku memang mengenal kamu kok, buat apa aku pura-pura gak kenal. Kalau kamu niat jadi o
A
am
ap
. Mereka tak sadar jika jam pulang anak-anak mereka sudah tiba. Mereka berd
menjadi senyum terang saat sang an
ang
k, M
i sang anak. Wanita ini ingin s
saat melewati Daru dan Evan. Zeta tersenyum lembut ke arah Evan, l
asih menatapnya. 'Berhentilah, Ansel! Aku takut gak b
*