/0/3778/coverbig.jpg?v=45659e33fc35fc3013be25deafe72fcf)
Kisah cinta pria terkaya keturunan Tionghoa yang tidak percaya pada Tuhan dengan seorang guru yang hidup sederhana dan taat agama bernama Fahima. Berawal dari kekaguman hingga peristiwa pecahnya guci pernikahan keluarga yang berarti kesialan membuat Michael bertekad untuk menikahi Fahima karena ia sangat takut dengan nasib sial. Fahima memberi banyak alasan untuk menolak Michael karena perbedaan keyakinan, prinsip dan gaya hidup. Dia tidak ingin meninggalkan pulau Bangka dan Michael yang harus menetap di Jakarta karena mengurus perusahaan serta bisnisnya, tetapi Miliarder itu tidak menyerah dan tetap berusaha untuk mendapatkan Fahima yang ia anggap sebagai penangkal kesialan yang dialami akibat Guci pecah. Pengalaman spiritual yang terjadi begitu saja tanpa disengaja membawa mereka terus bersama. Bagaimana kisah cinta dua insan yang Tuhan ciptakan dengan banyak perbedaan ini? Mampukah Michael mendapatkan Fahima yang memiliki pengalaman pahit pada pria Tionghoa? Pria itu juga harus bersaing dengan saudara sendiri bernama Jordan.
Pria tampan keturunan Tionghoa dengan wajah khas, kulit putih dan tinggi setara dengan model internasional menjadi godaan tersendiri bagi wanita yang melihatnya. Kesempurnaan terlihat jelas dari Michael Hardianto yang sedang duduk elegan di balik meja kerja. Pria dingin dan sedikit bicara tetapi sangat suka memerintah tanpa ada yang boleh membantah.
Michael Hardianto, putra pertama dari Hardianto Prasetyo adalah orang terkaya nomor satu di Indonesia dan menjadi urutan ke-150 terkaya di dunia meskipun usianya baru 35 tahun. Memiliki total kekayaan bersih mencapai 11,6 miliar dollar AS atau setara Rp 172,8 triliun
Michael sering disebut jimat keberuntungan oleh keluarga besarnya, karena begitu Michael lahir usaha keluarga Hardianto maju pesat dengan keuntungan yang luar biasa besar. Hanya ada satu masalah dalam hidup Michael, yaitu kisah cintanya. Di usia yang sudah matang dan mapan pun, Michael belum pernah jatuh cinta. Hidupnya disibukkan dengan bisnis dan uang.
"Selamat pagi, Tuan Michael." Seorang wanita dengan pakaian sangat seksi berdiri di depan Michael yang tidak melihat sama sekali pada sekretarisnya.
"Tuan, semua kolega telah menunggu di ruang rapat," ucap Fanny lembut dan pria itu segera beranjak dari kursi tanpa sepatah katapun, ia merapikan jas dan berjalan keluar ruangan menuju meeting room. Semua berdiri dan menundukkan kepala menyambut kedatangan bos besar.
Michael Hardianto memenangkan hak untuk membangun kembali Hotel Bintang Indonesia yang terletak di kompleks Jakarta Pusat. Ia mengubah properti menjadi pusat perbelanjaan, perkantoran, hotel mewah dan kompleks apartemen bernama Sun Flower Indonesia. Pria itu akan membeli sebuah pulau kecil dan melakukan bisnis perhotelan yaitu pulau Bangka.
Melakukan perjalanan bisnis dan liburan di pulau kelahiran orang tuanya yaitu pulau Bangka. Sebuah pulau kecil terkenal dengan pantai yang sangat indah. Suasana yang aman dan damai, jauh dari hirup pikuk kota dan bahkan tidak akan terjebak macet. Michael sengaja mengumpulkan semua orang di ruang rapat untuk menyampaikan rencananya kedepan, selama ia pergi pimpinan sementara di pegang oleh Jordan Hardianto−adik Michael.
"Aku akan berlibur dan bekerja," tegas Michael.
"Fanny dan Fendy akan ikut diriku," lanjut pria itu. Yang mendapatkan senyuman lebar dari sekretarisnya.
"Jordan, ikut keruanganku!" Michael menutup rapat tanpa ada pertanyaan dan protes dari semua orang. Ia berjalan kembali ke ruangannya diikuti Jordan.
"Kenapa mendadak?" Jordan menutup dan mengunci pintu.
"Sebenarnya tidak mendadak hanya di percepat." Michael duduk di sofa.
"Kenapa dipercepat? Kamu tidak pernah merubah apa yang telah direncanakan." Jordan menatap Michael.
"Tanyakan pada papa dan mama." Michael terlihat kesal.
"Baiklah, mereka mau kamu beristirahat dan memikirkan untuk segera menikah." Jordan tersenyum.
Michael menatap tajam pada Jordan. Pria itu menghempaskan tubuhnya di sofa. Dia mengdengus, menarik napas dengan berat dan membuangnya dengan kasar. Lelaki tampan yang selalu dipuja kaum hawa dan dikagumi banyak pengusaha muda itu memejamkan mata. Jari-jari kekarnya memijit batang hidung yang terpahat mancung dan sempurna. Sorotan mata yang tajam dilengkapi dengan alis lebat dan hitam hampir menyatu sangat kontras dengan kulit putih dan bersih sang pria keturunan Tionghoa itu.
"Apa kamu tidak tertarik untuk menikah?" Jordan menaikkan alisnya melihat kegelisahan Michael.
"Aku akan menikah, tetapi tidak sekarang," jawab Michael mengendurkan ikatan dari dan membuka kancing jas miliknya. Dua saudara itu terdiam.
Angin berhembus menggoyangkan gorden. Mengejutkan Jordan karena ruangan itu sudah menggunakan pendingin.
"Kenapa kamu membuka jendela?" Jordan menutup jendela kaca yang terbuka.
"Kadang aku butuh udara asli." Michael beranjak dari sofa dan berjalan menuju lemari pendingin.
"Polusi udara. Kamu sangat suka kebersihan." Jordan memperhatikan Michael.
"Aku bisa mandi setelah sampai rumah," ucap Michael kembali ke sofa.
"Apa rencana kamu selanjutnya di Bangka?" Jordan duduk di depan Michael.
"Aku tidak mau mengunjungi semua keluarga yang ada di Bangka." Michael meneguk minumannya.
"Aku tahu, kamu tidak mau mendengarkan ocehan mereka." Jordan ikut meneguk air yang ada di atas meja.
"Aku sangat khawatir." Michael membuka jasnya.
"Apa yang dikhawatirkan seorang Michael?" Jordan menyenderkan tubuhnya di dinding sofa.
"Mama mau aku mengambil guci pernikahan di rumah Oma." Michael semakin kesal.
"Lalu?" Jordan sangat penasaran.
"Aku pikir, papa dan mama berlebihan karena terlalu percaya mitos." Pria tampan itu membuka dasi dan membuang ke sofa.
"Bagi papa dan mama, kamu adalah pembawa keberuntungan. Apakah itu juga mitos?" tanya Jordan.
"Apa kamu tahu? Jika guci itu pecah maka keberuntunganku akan menjadi kesialan kecuali aku menikah dengan wanita yang berada paling dekat dengan guci pecah." Michael menekankan suaranya. Ia sangat ingin berteriak.
"Kamu kirimkan saja guci menggunakan jasa kurir dari Bangka ke Jakarta." Jordan menatap Michael yang terlihat kesal.
"Itu Guci leluhur kita yang harus dijaga, apa kamu mengerti maksud perkataan itu?" Michael meneguk habis minumannya dan menghancurkan botol kosong itu.
"Baiklah, Guci itu tidak boleh dikirim dan harus terus berada di sisi kamu," ucap Jordan.
"Bayangkan, jika guci itu pecah? Aarrg." Michael mengacak rambutnya.
"Berdoa saja pada sang Dewa, ketika guci itu pecah ada bidadari cantik di sisi kamu." Jordan tersenyum.
"Pergilah berdoa untuk diriku!" Michael menatap tajam pada Jordan.
"Hey, kamu yang harus berdoa pada sang Dewi Fortuna." Jordan tersenyum lebar.
"Bagaimana jika kita pergi ke tukang ramal?" Jordan terlihat serius.
"Aku tidak percaya dengan semua itu." Michael merapikan kemejanya dan bersiap untuk pergi.
"Kamu mau kemana?" Jordan ikut berdiri.
"Pulang ke rumah." Michael berjalan keluar ruangan, ia membuka pintu dan melihat Fanny berdiri tepat di depan dirinya.
"Maaf, Tuan. Saya telah mempersiapkan keberangkatan ke Bangka besok siang." Fanny tersenyum.
"Pilih hotel terbaik di pulau Bangka dengan pemandangan pantai dan dekat dari rumah keluargaku!" Michael memasuki lift khusus diikuti Jordan.
"Tidak usah di perjelas, Bangka memiliki hotel mewah di pinggir pantai yang indah." Jordan menepuk pundak kakaknya.
"Apa kamu sering pulang ke Bangka?" tanya Michael dan menepis tangan adiknya.
"Tentu saja, hanya butuh lima puluh menit di pesawat." Jordan tersenyum.
"Gadis Bangka sangat cantik dan manis, mereka juga sangat ramah," bisik Jordan di telinga Michael.
"Mata kamu sangat jeli ketika melihat wanita." Pria itu memicingkan matanya.
"Tentu saja, apalagi gadis melayu pribumi dengan kulit sawo matang, sangat mempesona." Senyuman lebar terlihat di bibir Jordan membuat Michael memikirkan sesuatu yang tidak ia sukai.
"Hey, aku tidak melakukan seks bebas." Jordan bisa memahami tatapan saudaranya.
"Entahlah." Michael keluar dari lift karena telah terbuka, ia menuju mobil mewah berwarna hitam miliknya. Dan Jordan menuju mobil berwarna merah. Dua mobil mahal itu meninggalkan kawasan perkantoran menuju rumah mewah bernuansa Chines.
Mobil hitam mewah dan mahal memasuki halaman hijau sebuah rumah besar dengan tiang-tiang tinggi dengan ukiran naga dan burung Phoenix berwarna lembut. Dua pria tampan turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Wajah kusut Michael terlihat jelas. Pria itu bahkan merasa gerah dengan hari yang panas di kota Jakarta walaupun udara segar dari tumbuhan dan pepohonan memberikan kesejukan.
Seorang wanita paruh baya dengan wajah oriental keturunan Tionghoa tersenyum menyambut dua putra kesayangannya di depan pintu untuk makan siang bersama. Dia bisa melihat kekesalan pada wajah jimat keberuntungan keluarga Hardianto.
"Ada apa ini?" Mama berdiri di depan pintu.
"Hm." Jordan mengangkat pundaknya.
"Berikan pelukan pada Mama." Wanita itu membentangkan tangannya.
"Halo, Ma." Jordan berlari memeluk wanita cantik dengan kulit putih bersih.
"Halo, Sayang. Kenapa dengan wajah tampan kakak kamu?" tanya Nyonya Jia Li−Mama Jordan dan Michael.
"Dia sedang memikirkan Guci pernikahan." Jordan tersenyum dan mencium dahi mamanya.
"Ma, aku saja yang mengambil Guci itu." Suara Jordan terdengar manja.
"Usia kakak kamu sudah tiga puluh lima tahun dan belum juga menikah, Mama sangat khawatir," bisik Mama di telinga Jordan yang harus menunduk karena wanita itu hanya sebats bahunya.
"Aku juga sudah tua, Ma." Jordan memancungkan mulutnya.
"Kamu punya banyak kekasih." Nyonya Li menjewer telinga Jordan.
"Aww, sakit, Ma." Jordan berlari masuk ke dalam rumah.
"Menyebalkan." Michael melewati Mamanya.
"Berhenti!" perintah Nonya Li dan itu dapat menghentikan langkah kaki Michael.
"Halo, Ma." Michael memeluk mamanya.
"Jangan mengecewakan dan membuat sedih Mama," bisik Nyonya Li di telinga Michael.
Michael dan Jordan masuk ke kamar mereka masing-masing untuk membersihkan diri dan membuka jas serta dasi, keduanya keluar bersama dengan kemeja dan celana berbahan menuju ruang makan.
"Putraku semakin tampan dan gagah." Tuan Hardianto tersenyum dan bersiap untuk makan siang.
"El, kapan kamu akan pergi ke Bangka?" tanya Papa.
"Besok," jawab Michael pelan.
"Pa, apa aku boleh ikut?" tanya Jordan bersemangat.
"Jo, kamu harus menggantikan El selama di Bangka," ucap Mama dengan senyuman.
"Sebaiknya kita segera makan." Michael mengambil makanan dengan sumpitnya.
"Apa kamu akan kembali ke Perusahaan setelah makan siang?" tanya Jo dengan mulut penuh makanan.
"Tidak, aku akan jalan-jalan saja sebentar. Aku sudah kenyang." Michael beranjak dari kursi.
"Jo, ada apa dengan El?" tanya Mama.
"Mama lebih tahu." Jordan tersenyum.
"Sebenarnya, Guci pernikahan itu mitos atau fakta?" Jordan melihat Papa dan Mama bergantian.
"Itu fakta untuk mempertemukan El dengan jodohnya." Mama tersenyum puas.
"Itu ide dari Mama kamu." Papa menyelesaikan makan siang.
"Aku kembali ke kantor, Sayang." Tuan Hardianto mencium kepala istrinya.
"Hanya Jakarta-Bangka dan El akan menggunakan pesawat bisnis. Fanny dan Fandy yang di dekatnya." Jordan menatap Mamanya.
"Belum tentu, Sayang." Mama menyentuh pipi Jordan dengan lembut dan merapikan meja makan dibantu beberapa pelayan.
Nyonya Lia Ji hanya ibu rumah tangga biasa, ia setiap hari berada di rumah mengurus keluarganya. Tuan Hardianto adalah pria yang setia, ia puas dan bahagia bersama istrinya dari hidup susah hingga menjadi kaya raya. Pernikahan mereka yang ditentang keluarga membuat Hardianto melarikan diri ke Jakarta dan membuka usaha kecil-kecilan dari modal yang dia tabung sejak masih muda.
Kerajaan Arab memiliki lima orang pangeran dan seorang putri. Pangeran pertama bernama Fauzan Arsyad˗calon raja yang tidak boleh jatuh cinta pada gadis biasa. Fauzan terlahir sempurna dengan ketampanan dan kecerdasan serta postur tubuh yang menggoda sehingga menjadi idola semua wanita di dunia. Kemampuan dan kesuksesan bisnis diusia muda menjadikannya panutan banyak pengusaha. Sang Pangeran pertama sangat menghargai dan menghormati wanita dengan sikap lembut, tetapi dingin. Dia tidak pernah berniat untuk jatuh cinta karena tidak mau memberikan harapan kepada wanita yang menyukainya. Fauzan menyadari jodohnya telah ditentukan oleh kerajaan dan wanitalah yang melamar dirinya. Siapakah wanita beruntung yang akan menjadi istri pangeran Fauzan? Gadis biasa atau tuan putri dari Negara lain?
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono